luka di atas luka

20 12 1
                                    

Aubrey Fathia pelangi itu namaku orang orang sering memanggil dengan sebutan pelangi umur 21 tahun
Mama sudah meninggal saat melahirkan ku kini hanya tinggal papa yang ku punya

Sudah satu tahun berpacaran dengan seorang CEO bernama kayden faciver lelaki yang mempunyai iris mata coklat tampak memikat
Kisah cinta kami sudah di mulai sejak kami kuliah setelah lulus kuliah kay ingin ke jenjang lebih lanjut namun mama nya tidak menyetujui hubungan kami beliau menganggap status keluarga ku rendah sehingga tak pantas untuk seorang CEO muda seperti kay

Namun akhirnya mama nya key menerima hubungan kami dan merestui untuk ke jenjang lebih serius karena keteguhan cinta kami dan merencanakan pernikahan secepat mungkin

Dua Minggu sebelum pernikahan...

"Nak pelangi bagaimana kalau gaun pernikahanmu dengan kay beli di butik temen tante aja" tawar Tante Rani mamanya key

Ku pikirkan terlebih dahulu setelah itu menyutujuinya "terserah tante aja"

Setelah mengobrol banyak dengan tante rani ku putuskan untuk pamit pulang karena papa juga sedang sakit hari ini kay sedang sibuk mengurus perusahaan nya jadi tak bisa mengantarku pulang

Sesampainya di rumah ku lihat papa sedang tertidur pulas sudah tiga hari hanya bisa berbaring di atas ranjang di karenakan penyakit jantung nya kambuh
Ku sandarkan kepala ku ke dinding meratapi nasib yang ku alami harus menjadi tulang punggung keluarga mengantikan papa yang sakit sakitan belum pernah merasakan kasih sayang seorang ibu yang selama ini ku rindukan bahkan melihat wajahnya saja belum pernah

Air mataku menetes begitu saja tanpa ku sadari,,, kebahagiaan?? Itu yang aku inginkan,selama ini banyak penderitaan yang ku alami namun ku sangat beruntung mempunyai kay yang selama ini menjaga dan merawatku dengan begitu tulus walau banyak rintangan yang menghadang kami lewati bersama sama
Hanya tinggal menunggu waktu berlalu,,dua Minggu lagi akan menikah dengan kay seseorang yang sangat berperan penting dalam hidupku sekaligus calon suami

Drett...
Drett....

Bunyi ponsel membuyarkan lamunan segera ku hapus air mata kemudian mengangkat telepon masuk yang ternyata adalah kay

"Ada apa kay"tanyaku memulai pembicaraan

"Setelah pulang dari kantor nanti mampir ke situ" jawab seorang lelaki di sebrang sana yang tak lain adalah kayden

"Iya gpp mampir ke sini dulu"

"Yaudah nanti lagi masih banyak kerjaan,,,,love you"

Seulas senyum terukir indah di bibirku "love you too" jawabku mengakhiri sambungan telepon

Hari cepat berganti malam suara deru mobil memasuki lingkungan rumah sudah ku duga itu kay dan ternyata benar
Ku langkahkan kaki untuk membukakan pintu

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam sini masuk" ajakku

"Bagaimana keadaan papamu" tanya kay sembari duduk di sofa

"Masih belum ada kemajuan"

"Semoga saat hari kita menikah papamu sudah sembuh" ucap kay tersenyum lembut

Aku hanya mengangguk menyetujui perkataannya

"Untuk satu Minggu ke depan akan menyelesaikan pekerjaan di luar kota jadi selama satu minggu aku pergi"ujar kay yang membuatku terkejut
Bagaimana tidak?? Seharusnya satu Minggu itu di gunakan menyiapkan persiapan pernikahan

"Apa tidak bisa meminta cuti saja kita kan mau menikah dua Minggu lagi" sanggah ku

"Tidak bisa ini sangat penting jadi aku yang harus turun tangan,,,maafkan aku tak bisa menemanimu memilih gaun pengantin kamu pilih saja yang kamu mau bersama mama" jelasnya dengan mata sayu

Luka di atas lukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang