Clarisa POV
Beginilah nasib kerja di PBSI, kerjanya keliling dunia, seperti saat ini kami tim Indonesia sampai di Birmingham untuk mengikuti rangkaian turnamen dari BWF yaitu All England, turnamen tertua yang diselenggarakan oleh BWF. Ini kali pertamaku ke Inggris, senang sekali rasanya walaupun ke sini bukan untuk liburan melainkan untuk bekerja. Di Birmingham aku kembali sekamar bersama Mbak Wid senior panutanku karwna telah mengajariku banyak hal terkait pekerjaan dan lain-lain.
Hari pertama sampai di Inggris, aku merasakan jetlag yang parah, karena perbedaan waktu Indonesia dan Inggris yang sangat berbeda. Seharian ini aku habiskan untuk tidur, rasnaya mataku tidak bisa diajak kompromi untuk melek sebentar, untuk makan saja malas sekali.
"Cla, ayo makan, seharian tidur mulu lo" itu adalah suara Mbak Wid yang sedari tadi tidak lelah membujukku untuk makan.
"Nggak bisa melek, Mbak, gimana ini mata gue lengket banget" kataku masih dengan posisi telentang dan mata yang terpejam.
Tanpa diminta, Mbak Wid menarik tanganku sehingga aku terduduk, namun tetap saja mataku masih merem.
"Lo sama aja sama Kevin, kebo banget jadi orang" gerutu Mbak Wid.
"Gue guyur nih ya kalau lo nggak mau bangun, mandi sono biar fresh terus makan, daritadi cowok lo nerror gue mulu nyuruh lo makan, sebel banget akika"
"Iya, Mbak, gue mandi dulu, lo jangan turun makan dulu yaa, tungguin gue, awas lo kalau ninggalin gue" gerutuku dan berjalan gontai ke arah kamar mandi dengan mata yang masih setengah merem setengah melek.
Keluar dari kamar mandi ternyata Mbak Wid udah nggak ada di kamar, sialan aku ditinggalin gitu aja, mana nggak ngerti lagi daerah sini, nanti kalau aku nyasar gimana. Bodo amat dengan nyasar atau nggak yang penting ganti baju dulu, pakek bedak dan liptint sisiran biar rapi, dan selesai, aku segera keluar menuju restoran yang ada di hotel untuk makan malam. Perutku memang sudah dangdutan sedari tadi karena belum diisi apapun. Aku segera membuka kamar hotel celingak celinguk nggak tau mau ke kanan apa kiri, lupa lift nya dimana, soalnya naiknya nggak sadar.
"Lama banget sih!" Aku tersentak kaget mendengar suara itu, sangat familiar di telingaku. Aku membalikkan badanku dan ternyata benar dugaanku, dia adalah Kevin.
"Hufffttt untung ada kamu, coba kalau nggak, nggak tau deh mau ke mana" aku bernafas lega, masih ada teman ternyata.
"Ayoo, kasian perut kamu butuh makan, dari tadi udah konser" sindir Kevin, emangnya suara perutku kedengeran sampai telinganya ya. Aku tersenyum kikuk dan memegang perutku. Kevin menggandeng tanganku menuju ke lift dan sesampainya di lantai 1, Kevin membawaku ke restoran yang ada di hotel.
****
Pertandingan All England telah dimulai, Kevin dan Koh Sinyo hari ini akan melawan perwakilan dari China. Aku melihat mereka main di Player's lounge, deg degan banget lihatnya, senam jantung, sesak nafas udah jadi satu. Nggak baik banget buat kesehatan nonton pacar tanding karena game pertama dimenangkan oleh pasangan China dan di game kedua minions berhasil memgalahkan oasangan China sehingga terjadi rubber game. Di game ketiga aku senam jantung lebih parah apalagi saat poin-poin kritis, akhirnya minions gagal melangkah ke babak selanjutnya. Minions gagal mempertahankan gelarnya sebagai juara bertahan All England, tanpa aku sadari air mataku menetes begitu saja, memikirkan banyak hal, melihatvraut kekecawaan Kevin lewat layar kaca dan sekarang tugasku adalah mewawancarai mereka, aku benar-benar tidak tega melihat raut wajah kecewa Kevin dan Koh Sinyo. Apalagibdi awal game kedua Koh Sinyo terkena kartu merah karena dianggap terlambat masuk sehingga lawan dengan gratis mendapatkan 1 skor, mungkin hal itu mempengaruhi mental mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suppose - Kevin Sanjaya [END]
Teen FictionFOLLOW DULU YAHH❤️ . . . Terkadang definisi cinta itu bukan saling memiliki. Terkadang kita harus melepas orang yang kita sayang untuk kebahagiaan masing-masing. Kisah ini menceritakan perjalanan cinta Clarisa Ginanita Wijaya bersama kekasihnya. Wal...