Ketua Geng Motor Bau Matahari

28 8 3
                                    

Lelaki berbadan tinggi dengan bahu lebar dan memiliki warna kulit tan, berdiri didepan sebuah bangunan berlantai dua.

Didekat motornya ia melepas helm lalu di simpan helm fullface nya di sekitar jok motor.

Rambut hitam nya yang tidak terlalu gondrong itu kini tertiup paparan angin, buatnya sedikit menunduk dan mengacaknya pelan.

Aryan Kimihatmaja, atau sering dipanggil Abang Kiming. Tapi, untuk beberapa kesempatan ia dipanggil Mas Aryan dengan manisnyaaaaa...

Pukul sembilan pagi. Pintu kaca dengan sisi nya yang berwarna merah muda itu masih tertutup ditambah terpampang jelas tulisan 'closed' dari dalam.




Wonu : gimana?

Wonu : kalo perlu bantuan bilang

Jari nya menggeser berpindah ke roomchat lain.

Mas Ta : omongin dulu baik baik

Mas Ta : kasian juga gema sama anak anak pada berharap sama ini event

Mas Ta : secara mereka nyiapin segala nya bareng bareng

Helaan nafas kini terdengar gusar.




Baru saja berniat duduk diantara anak tangga. Mobil berwarna hitam memasuki area, berhenti tepat disebelah motor hitam.

Wanita keluar dari mobil, berkemeja navy dan blazer hitam sebagai luarannya.

Matanya terbuka lebar melihat sosok lelaki yang kini melihat ke arah nya.

"Perusahaan macam apa? Jam sembilan lebih masih tutup? Wah... Memang gak bener!" Aryan melangkah mendekat pada wanita muda itu, "ini cara anda kabur dari kasus tipu menipu ya?" Tanyanya.

"Permisi, anda siapa ya?"

"Siapa?!" Sahut Aryan dengan satu alis terangkat.

"Okey, gini ya Mas.. Kalo mas mau nagih uang bangunan, satu hari lalu Mbak Ugi udah menghubungi yang punya nya"

"Emang tampang saya kayak rentenir bangunan?"

"Iya.."

Aryan mengumpat pelan.

"Mas, saya ada urusan. Permisi," ucap wanita itu pergi dari hadapan Aryan dan masuk kedalam kantornya.

Aryan berjalan mengikuti nya, "saya juga ada urusan." Katanya.

"Mas-"

"Ugi, selaku owner dan anda Mina, selaku CEO. Benar?"

"Mas ini siapa sih?"

"Rustle Road, saya Aryan pihak penanggung jawab dari komunitas nya. Empat hari yang lalu bekerja sama dengan perusahaan ini, sponsorship. Tapi, setelah transfer dana tidak ada konfirmasi telah menerima malahan putus kontak gitu aja. Dan sekarang?" Aryan melihat ke sekililing, "malah sepi, kayak gak berfungsi lagi? Ini modus penipu ya. Bisa langsung diproses ke pihak yang berwajib tapi kami masih membuka jalan aman untuk dateng baik-baik kesini." Jelas Aryan.

Mina meneguk ludah, "wait-" ia mengelurkan ponselnya.

"Mas, maaf pihak kami melakukan kerjasama sponsor dengan rustle road itu atas nama Gema sebagai penanggung jawabnya. Bukan.. Maaf siapa tadi?"

"Aryan-"

"Ya, Mas Aryan. Tidak tertera namanya."

Mina berjalan memasuki ruangan, tak lama ia keluar membawa beberapa berkas.

"Saya mau cek lapangan, dipuncak." Ucap Mina berjalan menuju pintu dan menyuruh Aryan keluar.

"Gak bisa gitu dong! Anda mau kabur ya?"

Mina menghela nafas, "pihak kami dua hari lalu kacau, tragedi penyusup dan beberapa akun sosial media kena hack." Jelasnya.

"Ya, saya gak mau tau. Uang harus diganti," kata Aryan tegas.

"Iya, sekarang saya mau ketemu owner nya yang lagi lakuin pengecekan lapangan."

Aryan keluar ruangan sambil mengetik sesuatu di ponselnya.

Sedangkan, Mina menekan tombol di kunci mobil. Siap menaiki mobil.

Aryan berjalan cepat, membuka pintu mobil kiri dan duduk dikursi depan.

Mina yang sudah duduk dimobil dan kini meraih seltbelt, refleks melompat kecil saat menoleh ke tempat duduk sampingnya.

"Okay! Ms. CEO i'm ready, come on!"

Mina menatap tak percaya, mulutnya terbuka, kedua alisnya kini bertaut.

"GILA YA!"

"Ya, saya gila kalo membiarkan penipu kabur," kata Aryan.

"Tadi saya udah jelasin Mas, perusahaan kami dua hari yang lalu kacau. Untuk penjelasan sama pihak rustle road bakal secepatnya dibicarakan, oh ya, atas nama Gema." Kata Mina sebisa mungkin tenang.

"Gema bawahan saya"

Mina memejamkan matanya sebentar lalu menoleh penuh pada Aryan, "mas bisa keluar dari mobil saya dan pulang dengan motor mas sendiri." Ucapnya.

Aryan mengangkat ponselnya, memperlihatkan nya pada Mina, "yahhh udah terlanjur minta pihak jasa towing transportasi buat derek motor saya," katanya.

Mina mendelik, "saya buru-buru!"

"Yaudah tinggal gas?"

Mina meneguk ludahnya, membuka blazer hitamnya, tangannya mulai menyalakan mobil dan melajukannya.

Sedangkan, Aryan merogoh saku jaket leather nya. Mengeluarkan kacamata hitam, memakainya.

Buat Mina melirik kecil dari sudut matanya.

"Puncak dingin tapi panas juga sih, silau terik matahari," ucap Aryan santai membuka jaket leather nya menyisakan kaos hitam polos.

"Rustle road komunitas baik, kalo memang mas ketua nya kenapa begajulan gini?"

"Begajulan?"

"Lebih tepatnya mungkin, ketua geng motor yang bau matahari."















mampus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mampus

Rustle Road Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang