Hari ini adalah hari terakhirmu di kota ini. Besok kamu akan meninggalkanku. Yah, kamu di terima di salah satu perusahaan migas di Jakarta.
Aku bangga padamu mas, dengan terseok-seok kamu akhirnya mampu menyelesaikan kuliahmu. Walau harus berjuang selama lima tahun untuk memperoleh gelar Strata-1 ini.
Untuk merayakan keberhasilanmu ini, sengaja hari ini aku memasak makanan kesukaanmu. Pagi-pagi sebelum kuliah aku sempatin ke pasar. Pulang kuliah aku kejar memasak untuk makan siang kita. Masak dengan peralatan seadanya dikosanku. Pokoknya riweuhlah. Tapi aku senang mengerjakannya.
“Kiri payun, Pak”, ucapku lalu turun dari angkot dan masuk ke kosanmu.
Aku sering kesini dan kenal hampir semua penghuni kos disini. Dengan senyum aku melangkah masuk kebagian dalam kosan dan menyapa penghuni yang aku temui. Kebetulan kamar kosanmu berada di bagian paling ujung kosan.
“Siang mas Randy, mas Dipta adakan?”, sapaku kepada salah satu temanmu yang kamarnya pas disampingmu.
“Eh Nad. Siang, Dipta ada. Tapi..”. Randy terlihat bingung dan ragu menjawab pertanyaanku. Namun tak begitu kuhiraukan.
Aku sampai di depan kamarmu. Terlihat ada sepasang flat shoes wanita di depan kamar dan pintu kamar yang tidak tertutup rapat.
Perasaanku mulai tidak enak, terdengar suara tangis wanita dari dalam. Ku dorong perlahan pintu kamarmu dan cukup membuat aku terpaku melihat pemandangan yang terjadi di dalam kamar itu.
Kamu dan wanita itu sedang berpelukan erat dan mungkin kalian sama terkejutnya denganku.
“Sorry, aku ganggu kalian ya?” Walaupun rasanya duniaku runtuh seketika saat itu, namun aku tetap menyapamu dengan ramah.
“Aku cuma mau nganterin ini, tadi aku masak lebih. Aku kira kamu belum makan. Tapi sepertinya aku telat.”
Tetap tersenyum kuletakkan rantangan yang aku bawa disamping piring bekas kalian makan lalu pamit pulang. Sedikit berlari, aku tidak memperdulikan teriakanmu menyuruhku berhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Lagi..Dia Lagi..
Romance"Jika ada pepatah yang mengatakan dunia selebar daun kelor itulah yang terjadi padaku hari ini. Orang yang aku hindari sejak 11 tahun lalu dengan susah payah akhirnya sekarang ada dihadapanku." - Nadia Rengganis Prameswari, 31 tahun- " Aku akan man...