❥ ljn x hrj omegaverse au;
mengabdi dengan keluarga keturunan alpha mungkin tidak seburuk yang Renjun pikir. apa Renjun terlalu positif thinking?
"𝙖𝙠𝙪 𝙥𝙞𝙠𝙞𝙧 𝙠𝙖𝙪 𝙩𝙞𝙥𝙚 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙥𝙪𝙣𝙮𝙖 𝙥𝙚𝙣𝙙𝙞𝙧𝙞𝙖𝙣 𝙠𝙖𝙧𝙚𝙣𝙖 𝙮𝙖�...
!!! yang belum baca chapter sebelumnya, minta tolong dibaca dulu ya!!!
!! yang udh pernah baca, baca ulang jg ya!!
༄
BENAR juga. Sudah hampir satu bulan Renjun menetap tidak sekalipun dirinya pernah menolak permintaan Jeno, membuat kesalahan yang membuat Jeno meninggikan suara atau melakukan hal yang Jeno tidak berkenan sampai harus memecatnya. Wajar saja kalau sang alpha yang 'katanya' enggan memiliki asisten mulai gerah dan mencari cara untuk menyingkirkan sang omega.
Membuat materi pemaparan mungkin sudah biasa, tapi untuk mempresentasikannya dihadapan tuan Na selaku pemegang saham terbesar beserta jajaran tinggi Crown.J Group lainnya itu beda cerita.
It is another level task. Bagaimana Jeno berekspektasi Renjun yang hanya mengerjakan hal receh seperti menyiapkan keperluan sang alpha selama empat minggu kebelakang tiba-tiba diminta mengerjakan hal berat? Apalagi mengetahui fakta kalau Jeno hanya memberikan waktu kurang dari dua puluh empat jam untuk mempersiapkan. Kalau menurut Renjun sih, sang alpha telak berniat menyingkirkannya.
Tetapi tentu saja. Bukan Huang Renjun namanya kalau belum dijalani tapi sudah mengambil langkah mundur. Renjun mungkin menampakkan wajah mengkerut dan mengumpat nama Jeno banyak-banyak, tapi bukan berarti dirinya lantas menyerah sebelum sempat berperang. Terlebih setelah menutup pembicaraan singkatnya dengan Sungchan dan mendengar bagaimana para pekerja lain mendukung dirinya untuk bertahan.
Na-ah.
Renjun rasa, bendera putih belum waktunya untuk ia kibarkan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RENCANA awal Renjun untuk tidak melihat wajah Jeno lebih lama tidak berhasil rupanya. Setelah berpamitan dan hendak melangkah pulang, pemuda Huang ditahan oleh sang tuan yang memintanya menyelesaikan persiapan pemaparan dirumahnya.
Kalau kata Jeno, 'Biar kau lebih mudah diarahkan dan tidak banyak yang harus aku revisi ulang'
Perkataan Jeno membuat Renjun memutar bola matanya. 'Cih, alasan. Bilang saja supaya materiku dapat dipelajari dulu sebelum esok hari dia dengan mudah bisa menyalah-nyalahi.' pikir Renjun jelek dibenaknya.
Sepanjang jalan pulang, wajah Renjun semakin menekuk. Jeno yang sadar terlihat beberapa kali melirik kearah Renjun namun sang asisten nampak tidak berminat untuk menyembunyikan yang di rasa. Kalau menurut Renjun, biar saja sekali-kali pergulatan batinnya menampakkan diri agar sang tuan sadar kalau asistennya juga punya emosi.
Kini keduanya berada di ruang pribadi lantai tiga dengan posisi duduk saling berhadapan. Tapi anehnya, selama satu jam kedua insan itu disana, tidak ada satu pun pertukaran kata yang terucap dari bibir mereka. Yang satu sibuk menyelesaikan apa yang diminta, sedangkan yang satu... Ah, Jeno tidak melakukan apa-apa. Sang tuan hanya duduk sembari memainkan tablet namun sesekali melirik kearah asistennya yang terlihat sibuk dengan laptop dihadapannya.