CHAPTER 8 PUNISHMENT

22.4K 358 11
                                    

Sorry for typo
Kalau masih ada typo tolong di tandai!
Silahkan membaca

****

''Depson, apa kau tau tuan Arthur alergi akan kafein?'' Valerie memberanikan dirinya lagi untuk bertanya pada Depson.

''Maafkan aku Nona. Aku lupa mengatakan padamu jika Tuan memang memiliki alergi terhadap kafein, hal itu sempat hampir merenggut nyawanya tujuh tahun yang lalu lebih. Sejak saat itu, Tuan tak pernah lagi mengkonsumsi apapun yang mengandung kafein. Entah dalam berupa makanan ataupun minuman, apa terjadi masalah nona?" Depson melirik wajah Valerie dari kaca didepanya.

''Jika sedikit saja ia meminumnya? Tidak maksudku, mungkin hanya merasakan sedikit saja apakah Tuan akan baik-baik saja?'' sambung Valerie. Ia bingung harus menjelaskan pada Depson apa yang terjadi, kendati sekalipun telah dekat tak mungkin ia mengatakan bahwa pagi ini. Ia hampir meracuni Arthur dengan ciumannya. Secara langsung tak langsung Arthur merasakan kopi.

''Selama Tuan tidak menelannya. Aku kurasa akan baik-baik saja Nona, hanya saja lebih baik menghindarinya.'' kata Depson merasa Valerie melakukan kesalahan. Entah kenapa Depson berpikir Valerie melakukan kesalahan, ia menerima telepon kemarahan dari Arthur pagi tadi.

Jujur saja Depson merasa kasihan kepada Valerie, wanita ini harus menjadi seseorang yang di permainkan oleh Tuannya. Lalu bagaimana seandainya wanita itu bukanlah Valerie? Mungkin Depson tak akan merasa kasihan berlebihan, karena ia tau wanita-wanita yang sebelumnya bersama Arthur-Mereka wanita yang terbiasa dan menjadikan Arthur sebagai keuntungan untuk meraup uang.

Gadis penghibur itu menerima dengan sukarela di perlakukan Arthur dengan semena- mena. Tetapi Valerie hanya wanita polos di mata Depson, wanita yang tak tau harus melakukan apa karena paksaan. Depson berharap suatu hari, Arthur dapat berubah dan ia berharap Valerie tidak akan dibuang selayak mainan yang telah rusak.

Mobil yang dikendarai Depson telah sampai di perusahaan. Entah kenapa hari ini Valerie merasa ketakutan, ia takut bertemu kembali dengan Arthur- ia meraba lehernya yang merinding.
Bahkan rasanya sampai sekarang yang masih terlintas dibenak Valerie perlakukan kasar Arthur.

Ia berjalan dengan langkah lebar masuk melewati pintu putar dengan kepala sedikit menunduk, tiba-tiba Valerie merasakan atmosfer yang aneh. Semua orang yang berlalu lalang dihadapannya jelas-jelas menatap Valerie seperti tatapan kebencian.

Ia berdiri di depan lift dengan para pekerja yang lain. Tangan Valerie hanya mencengkram kuat tali tasnya, dan menatap kearah sepatunya sampai suara seseorang membuatnya mengangkat kepala secara reflex.

''Angkat kepalamu, semakin kau seperti itu maka akan semakin membuat terlihat menyedihkan," ucap Marcel menatap wanita yang menjadi mainan baru adiknya. Entah kenapa Marcel sangat perduli dengan wanita yang baru satu kali bertemu dengannya, itupun dalam kejadian yang tak menyenangkan. Irisan mata Marcel yang kecoklatan menatap dalam- dalam mata wanita yang juga memiliki irisan mata dengan warna yang sama dengannya. Sedikit terkejut saat saling bertatapan, Marcel menunjukan senyum tulusnya. Marcel menarik tangan wanita Valerie masuk terlebih dahulu kedalam lift saat pintu terbuka.

Para pekerjaan lain ikut masuk hingga membuat tubuh Valerie terdesak. Semakin terhimpit, sampai kedua matanya membulat terkejut disebabkan pria yang tak ia ketahui namanya itu, kembali melindunginya. Tubuh kokoh itu berdiri dihadapannya, jantung Valerie berdetak dua kali cepat dari biasanya. Jujur saja siapa yang tak merasakan hal yang sama, saat pria setampan itu berada dalam jarak yang begitu dekat dengannya. Valerie bisa merasakan nafas pria itu menerpa permukaan wajahnya.

''Tuhan tolong selamatkan aku.'' batin berteriak. Valerie takut akan mendapatkan kemarahan Arthur.

Pintu lift terbuka dan Valerie segera mendorong tubuh pria itu dari hadapannya, ia tau apa yang dirinya lakukan sangatlah kasar karena seharusnya- Valerie mengucapkan tanda terima kasihnya. Tapi ia lebih takut akan kemarahan Arthur dan lebih baik dirinya segera menghindar. Valerie segera berlari menekan lift di lantai 4 karena ia masih harus melewati beberapa lantai lagi untuk sampai di ruangannya yang sama dengan ruangan Arthur.

𝐘𝐎𝐔𝐑 𝐌𝐘 𝐎𝐁𝐒𝐄𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍, 𝐁𝐈𝐋𝐋𝐈𝐎𝐍𝐀𝐈𝐑𝐄 ( 𝐓𝐀𝐌𝐀𝐓 ) RepostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang