14

5.8K 896 234
                                    

Musim dingin hampir berakhir, namun hawa dingin masih terasa seperti merayap kedalam tulang.

Mark hari ini sudah mulai libur Chuseok, dan dia sekarang dikamar sedang menulis list liburan yang harus dia lakukan. Membayangkan hal hal yang dia sukai sekarang benar benar membuat mood nya melambung tinggi.

Sebelum suara kakaknya dan Lisa dari dapur mengalihkan perhatian nya.
Sepertinya mereka berdua sedang berdebat.

.

"Kau gila?".

Suara cemoohan dari Lisa terdengar.

"Bagaimana mungkin aku tidak gila...", Johnny yang sedang mengelap meja makan langsung menjawab,"aku tidak berfikir jika 3 bulan itu berlalu begitu cepat...!!".

"Kalau berlalu cepat terus kenapa? Jangan membuat perkara ringan jadi berat Tuan Suh".

"Lusa aku sudah diangkat jadi Direktur, tau! Bagaimana mungkin aku tidak gila?", lap meja itu bahkan sekarang sudah bertengger manis di pundak si pria.

"Lalu...?", Lisa menatapnya malas.

"Aku sudah mempersiapkan mentalku untuk menjadi pimpinan... tapi……………", helaan nafas panjang menjeda ucapannya.

"Tapi apaaa?", Lisa masih sabar menanggapi.

"Tapi kenapa aku tiba tiba tidak siap mental melamarmu!!! Bagaimana ini!!".

Mark yang tadinya keluar ingin bertanya langsung mendesah kesal.
"Tck! Kupikir masalah besar apa!".

Bocah itu kembali lagi ke kegiatannya sebelum nya.

Lisa yang tahu Mark keluar kamar hanya menoleh sebentar lalu beralih lagi pada Johnny.

"Ya sudah... gampang saja. Tidak usah melamar", jawabnya santai.

"Benar!! Lebih baik tidak perlu melamar!!", Johnny langsung mendekat kearah Lisa.

Wanita itu menatapnya aneh,"Kenapa kau tiba tiba mendekat?".

"Aku tidak akan melamarmu!! Agar 100% pernikahan diakui oleh orang tua kita... maka... ayo hamil dulu--".

PLAKK

"ADOHH!!!! KENAPA MEMUKULKU?!! Kau pikir piring itu tidak keras!".

"BIAR OTAKMU WARAS!!!!".

.
.

Plok plok plok plok

Suara tepuk tangan terdengar menggema di ruang rapat kantor tempat Johnny bekerja saat ini. Pemindahan jabatan Direktur utama sukses dan sekarang Johnny menyandang status itu.

"Manager Suh- ah bukan...! Maksudku Direktur Suh.. semoga dibawah bimbingan mu perusahan ini semakin maju".

"Direktur... Anda hebat!".

Berbagai ucapan selamat Johnny terima hari itu. Meskipun senyum lebar bertengger di bibirnya tapi didalam hatinya dia benar benar gusar.

Bibi Kim
Selamat untuk jabatannya Paman Suh.


Johnny tersenyum tulus saat melihat pesan masuk dari Lisa.

"Aku harus memenuhi janjiku! Harus!!", ucapnya pasti.

"Janji apa?".

Dari belakang Wendy langsung menegurnya. Wanita itu juga naik jabatan tentu saja, menjadi manager menggantikan posisi Johnny sebelumnya.

"Wen.. bisa kau bantu aku?".

Wendy memicing,"kau baru satu jam menjabat Direktur, awas jika menyalah gunakan kekuasanmu".

Love ThemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang