"Hyung, apakah aku terlihat gendut memakai ini? " tanya pemuda itu pada sosok yang kini ada didepannya.
"Hah? Mwo?"
"Ya! Hyung! Aku serius, cepat katakan. Aku sedang buru-buru! " seru pemuda itu mulai kesal.
"Bukan salahku jika tak menjawab pertanyaanmu, lagipula kau itu ada-ada saja. Tumben kau menanyakan pendapatku tentang pakaianmu. Biasanya juga Hyung tua yang akan kau tanya." jawab sosok yang disapa hyung itu, lalu mengerutkan bibirnya. Membenarkan jas musim dinginnya. Lalu menata helaian rambutnya yang sedikit berantakan.
"Uhh, pria masa depan! Sungguh tampan pria ini. " ucap sosok itu lagi. Menunjuk pada bayangannya sendiri yang ada di kaca.
"Hah?! Micheosseo! Hyung tua lebih tampan darimu Soobin-Hyung! Tapi dia tidak pernah mengakui hal itu. Justru dialah pria sempurna sebenarnya. Dia itu tipe oppa penggoda nuna-nuna. He is perfect, i'm serious!"
Soobin membelalak. Menengok kearah pemuda yang bicara tadi. Diam, hening. Lalu menaruh kedua jarinya diatas kepala, membentuk seperti tanduk. Ia mulai memperagakan seekor banteng yang tengah mengamuk. Ia pun berlari, menyeruduk pemuda itu.
"Ya! Beomgyu~ya!"
"Woo, ani! Hyung, Hyung! Mian! Jeongmal , mian!"
Beomgyu dan Soobin kini saling kejar-kejaran. Beomgyu pun mulai berlari kearah meja makan. Disana ada Yeonjun, sang Hyung tua yang mereka maksud tadi. Yeonjun hanya diam, masih santai mengolesi rotinya dengan selai strawberry kesukaannya. Setelah itu, memakannya, sembari memperhatikan kedua adiknya yang terus berlari kesana-kemari, saling mengejar seperti Tom & Jerry.
"Ya! Beomgyu! Duduklah, kau sebentar lagi berangkat sekolah, bukan? " tanya Yeonjun. Menepuk-nepuk kursi disampingnya.
Beomgyu dan Soobin pun berhenti saling mengejar, mereka kelelahan. Beomgyu menurut, ia duduk disamping Yeonjun. Yeonjun menepuk puncak kepala Beomgyu, berkata, "Jadilah anak baik, duduklah, makan. Aku sudah mengolesi rotimu dengan selai nanas. "
"Hyung, kau tidak mengolesi rotiku. Kau jahat! Bukan hanya yang bungsu, yang butuh makan. Adik pertamamu ini juga butuh makan," rengek Soobin.
"Aish! Apa-apaan kau ini? Kenapa hari ini kau begitu kekanak-kanakan?" tanya Yeonjun, lalu terpaksa menuruti keinginan adiknya, mengolesi roti milik Soobin dengan selai kacang almond. Kesukaan Soobin.
"Mungkin karena doktrin dari aktris itu, dia jadi aneh! " ucap Beomgyu. Soobin sontak terkejut dengan perkataan Beomgyu, hening, beberapa detik kemudian, Beomgyu sadar, dia sudah memberitahukan rahasia kakaknya pada Yeonjun-Hyung.
Aduh, selamat tinggal dunia, aku mencintaimu batin Soobin.
Ekspresinya berubah. Sial! Kenapa? Kenapa ia harus mempercayakan rahasia sepenting ini pada Beomgyu?
Beomgyu melirik perlahan pada Soobin. Nyengir kuda. Lalu berbicara dengan suara perlahan, "Mian, Soobin-Hyung."
Soobin melotot, tetapi saat itu juga Yeonjun pergi dari meja makan, mengambil tasnya yang tergeletak di sofa.
"Ayo berangkat, kau juga Soobin, kau harus bekerja bukan?" tanya Yeonjun tanpa melirik pada Soobin sama sekali.
"Ehm, ne, hyung." Soobin jadi sedikit canggung karena keadaan ini, mereka pun melangkah bersama sampai ke depan gerbang, lalu berpisah. Soobin belok ke kiri sendirian, sementara Yeonjun dan Beomgyu ke kanan, bersama. Tidak ada yang mengucapkan "Semoga beruntung hari ini! " atau "Selamat jalan! ". Semua diam. Hanya keheningan.
☔☔☔
"1,2,3" flash kamera terlihat, menangkap objek di depannya. Objek yang sempurna. Dengan keelokan dan keanggunan yang dimilikinya, semua orang pasti akan terpana. Ia tersenyum.
"Ok, ganti!" perintah sang fotografer. Sang model berganti gaya. Tersenyum dengan penuh percaya diri pada kamera.
"You are so perfect, Ryn. I love it! " puji fotografer itu.
Ryn tersipu. Ia merapikan anak rambut yang sedikit menutupi pipinya. Lalu, pergi ke belakang stage pemotretan. Mengambil jaket, lalu menutupi tubuhnya. Ia pun duduk. Mengambil handphone-nya, dia, menghubunginya dan berkata akan segera sampai.
"Haha, dasar! Setiap hari dia selalu memberitahuku akan segera sampai. Padahal kan memang sudah kewajibannya setiap hari harus kesini. Tentu dia akan sampai kesini," ucap Ryn.
Beberapa menit kemudian...
"Annyeong Yeppeo-ku!" seru sosok itu, mengejutkan Ryn.
"Aish, kau ini! Selalu saja! Berhentilah bersikap seperti itu. " ucap Ryn, menepak pipi sosok itu.
"Ya! Ryn .... " dia mengerucutkan bibirnya. Mengelus pipinya yang tadi ditepak Ryn.
"Kalau kau melakukan itu lagi, aku pecat kau dari status pacar! " Ryn cemberut.
"Haha, ani, yeppeo-ku. Jangan begitu. " sosok itu berusaha membujuk Ryn yang marah, namun tetap tak berhasil.
"Hm, ok, begini saja. Apakah nanti siang kau bisa menemaniku makan?" dia menatap Ryn. Ryn mendelik. Ia tersipu, lagi. Kenapa hari ini orang-orang terus membuatnya tersipu?
"Makan apa? Dimana? " tanya Ryn.
"Tteokbokki? Di dekat stasiun, bagaimana?" ucapnya pelan, ia tersenyum pada Ryn.
"Hehe, kau tahu saja aku sedang ingin apa, ya? Apa kau menguntitku?" tanya Ryn, memperlihatkan pandangan penuh curiga.
"Hmp!" sosok itu menutup mulutnya, berusaha menahan tawanya.
"Ne, aku tahu kau tidak mungkin melakukan tindakan seperti itu. "
"Lalu, bagaimana? Kau mau kan? " tanya sosok itu lagi.
"Ne Bunny. " Ryn menatap reaksi lelaki dihadapannya.
Ia tersipu, lalu melakukan aegyo, ia memeragakan wajah imut dan membentuk telinga menyerupai kelinci dengan jemarinya. Lalu pipinya merona, spontan ia menutup wajahnya. Malu.
Selalu seperti itu, setelah melakukan aegyo, dia jadi malu sendiri. Dasar! Dia yang melakukan, dia yang merasa telah ternistakan.
" Selalu seperti itu, kau itu--" ucapan Ryn terputus. Bunny-nya lari.
"Ya! Soobin~a, aku belum selesai bicara," seru Ryn.
"Aku mau bekerja! "
"Tapi aku belum selesai Soobin~a!" teriak Ryn.
"Lanjut siang! Ok! " ia pun menunjukkan wink-nya pada Ryn.
"Omo! " Ryn tahu, wink dari Soobin itu hukumnya spontan, tapi tetap saja, ia langsung terpaku karenanya. Sial!
Seoul, 2017, Awal Januari.
Ket :
*Sapaan informal kepada yang lebih muda,
ya (untuk nama yang berakhiran huruf vokal, yaitu A, I, U, E dan O. Contoh : BeomgyU~ya)a (untuk nama yang berakhiran huruf konsonan, selain A, I, U, E dan O. Contoh : SoobiN~a)
KAMU SEDANG MEMBACA
Loslassen [OPEN PO]
Fanfiction|| Genre : Angst, Drama || (Tersedia di Shopee Doveline Publisher) [SEBAGIAN PART DIHAPUS UNTUK PENERBITAN, PART SPESIAL DAN ENDING ASLI ADA DI NOVEL] Loslassen berasal dari bahasa Jerman yang berarti menghilang. Tak ada satupun orang yang sanggup...