25

87 6 0
                                    

Bukan rumit talian yang menjadi masalah, tetapi kenyataan bahwa talian itu memang tak pernah ada.

🍫🍫🍫

Pria yang mulanya berdiri tegap dengan kobaran pitam pada dirinya, kini jatuh bersimpuh.

Dapat kulihat tubuhnya yang beringsut lemah dan pundaknya yang turun bagai insan hidup tak berarah.

"Jinhyuk?"

Eomma mendekati putra sulungnya, merentangkan tangan untuk sekadar merengkuh tubuh tangguh yang kini mulai bergetar. Namun, Jinhyuk mundur. Lututnya ia gunakan untuk bergeser ke belakang, menghindari usaha rengkuhan wanita yang melahirkannya.

"M-maksud Appa dan Eomma apa?"

Telinga mana pun yang mendengar usaha Jinhyuk untuk berbagi kalimat dengan suara yang pilu bergetar, pasti menyadari bahwa ada luka menganga yang melekat pada si empunya suara.

"Kamu pernah tanya, kan, kenapa muka kamu dan Seungyoun berbeda? Kenapa muka Seungyoun tidak mirip Appa, Eomma, Halmeoni, atau Harabeoji?" balas Appa tegas. Menekankan pada setiap kata yang dilontarkannya agar tidak lepas dari telinga Jinhyuk.

"Seungyoun itu anak temuan," lanjut Appa. Tetap pada intonasi menekan seperti yang sebelumnya.

"Appa! Cukup," tahan Eomma. Ia tak akan tega melihat reaksi anak semata wayangnya jika menanggapi kejadian yang sebenarnya.

"Waktu kamu masih balita, ada keranjang bayi ditaruh di depan rumah kita. Itu Seungyoun."

"Kenapa Appa dan Eomma selalu tegas sama Seungyoun? Sama pendidikannya, sekolahnya, kegiatannya? Karena kami ingin Seungyoun jadi orang sukses, jadi anak yang berguna buat kami, membanggakan kami yang udah susah payah merawatnya dari bayi, yang bahkan kami nggak tahu siapa orang tua aslinya," lanjut Appa, abai terhadap ucapan istrinya yang tak ingin membahas ini lebih dalam.

Jinhyuk hanya mampu diam. Batinnya bergolak. Entahlah, semua rasanya menjadi satu. Marah, kecewa, pilu, sedih, dan ingin tertawa --menertawai dirinya sendiri yang seakan begitu mengenal Seungyoun, padahal faktanya, ia bahkan tak mengetahui kejadian besar yang Seungyoun alami.

Melihat putranya yang tak memberikan reaksi lebih dan hanya terduduk lemas, eomma membantu Jinhyuk berdiri dan membawanya ke kamar. Pikiran Jinhyuk kosong. Semua sel otaknya seolah beku, tak bekerja sebagaimana seharusnya.

Bahkan ketika seharusnya membela Seungyoun di hadapan sang Ayah, ia tak kepalang mampu melakukannya.

***

"Eungh...," lenguh Seungyoun. Sinar sang surya bergaris-garis masuk melalui ventilasi kamar Seungwoo dan mengarah langsung pada netranya --yang begitu sulit dibuka setelah semalam menangis.

Eit, tunggu. Bukannya semalam Seungyoun beringsut duduk di sudut kamar karena lampu yang belum nyala dan teriak petir bersahut-sahutan melewati rungunya? Bukannya Seungyoun ketakutan sehingga ia memutuskan memojokkan tubuhnya dengan tujuan mengamankan diri?

"Seungyoun?" Seungwoo berlari pelan lalu duduk di bagian kosong ranjang di samping Seungyoun.

"Kamu kenapa? Masih panas?" tanyanya cemas. Ia bergerak menempelkan punggung tangannya pada dahi Seungyoun.

Hati Seungyoun perih mendengarnya. Seolah tidak terjadi apa-apa, Seungwoo bertanya dan memberikan afeksinya seperti tanpa dosa. Matanya memanas, tetapi ia berusaha menahannya sekuat mungkin.

Seungwoo mungkin tidak pernah tahu bahwa Seungyoun sebenarnya mengetahui perihalnya dengan Byungchan.

Bukannya Seungwoo bermuka dua? Seungwoo berlagak bahwa tidak pernah terjadi apa pun lagi antara dirinya dengan Byungchan. Mungkin Seungyoun bodoh, tetapi ia tidak sebodoh itu untuk memahami bahwa Byungchan dan Seungwoo selalu punya peluang untuk kembali.

Kehadiran dirinya di dalam apartemen ini sudah pasti tidak pernah akan mengubah hidup Seungwoo. Ada atau pun tidak adanya Seungyoun, Seungwoo punya hak yang sama untuk kembali pada mantan kekasihnya.

Pikiran-pikiran buruk itu terus menabrak pertahanan Seungyoun. Mencoba untuk meruntuhkannya.

Yang tidak Seungyoun sadari, tetes bening sukses jatuh bebas dari pelupuk mata indahnya.

"Hey? Youn? Kenapa nangis?"

Seungyoun kembali pada akalnya. Ia menepis tangan Seungwoo yang masih bertengger manis di dahinya, lalu segera bangun dari ranjangnya. Persetan langkahnya yang terhuyung juga kepalanya yang pusing tiada tara. Ia hanya ingin pergi dari sini. Ia tidak mau perasaan hina dan tak tahu dirinya menyakiti Seungwoo, maupun orang yang Seungwoo cintai --Byungchan.

"Youn! Kamu kenapa, sih? Ada apa?!" gertak Seungwoo frustasi. Bukan karena apa, ia kepalang bingung dengan tingkah pemuda yang ia temui di Sungai Han beberapa waktu lalu itu. Ini sungguh bukan seperti Seungyoun --si ceria-- yang ia pernah kenal.

Seungyoun terhuyung mundur selangkah. Gertakan Seungwoo bukanlah hal yang diinginkannya. Bukan sama sekali. Gertakan itu bahkan membuat kaki tempatnya bertumpu berubah menjadi busa yang tak punya daya. Mungkin Tuhan sedang menghukumnya atau bagaimana, Seungyoun sungguh tidak percaya.

Isak tangis mulai lolos dari belah bibir Seungyoun. Satu gertakan terakhir yang Seungwoo hantamkan berhasil menjadi tabrakan terbesar yang begitu mulus meruntuhkan tembok pertahanannya.

"M-maaf," cicit Seungyoun perlahan. Mengerahkan seluruh sisa tenaganya, ia mengambil ponselnya pada nakas dan berlari keluar apartemen secepat yang ia bisa.

Jika saja Seungwoo tidak perlu memasang mode hang pada dirinya, langkah kaki Seungyoun yang kecil dan tersendat tentu mudah dibarenginya, dan ia bisa menarik Seungyoun kembali.

Sekali lagi, Seungwoo bodoh. Mode rusaknya tidak terjadi di waktu yang tepat. Seungwoo hanya terdiam mematung pada tempatnya, enggan bergerak barang sesenti.

Seungyoun tetap berlari, masa bodoh dengan apa yang terjadi di belakang tubuhnya. Mengerahkan sisa tenaganya, ia turun menggunakan lift dan segera mencari taksi di depan apartemen.

 Mengerahkan sisa tenaganya, ia turun menggunakan lift dan segera mencari taksi di depan apartemen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To Be Continue

Hai hai haiiii aku double update hari iniii~

Siapa yang kaget karena Seungyoun ternyata bukan adik kandung Jinhyuk?🙋

Maaf yaa kalo feelnya masih belum dapett, aku masih dalam proses belajar, feel free to give me good critic yaa!^^
Enjoy!💘
Aku bakal usahain secepatnya update mumpung lagi liburaan!

Anyway adakah Engene disinii? Aku bakal publish new story castnya anak Enhypen nih, jangan lupa mampir!
See youuu!💚

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang