Lesley tidak menyukai ini.
Tidak. Ini bukan tentang dirinya yang tengah melakukan perjalanan ke Lumina City melalui jalan setapak yang cukup lebar di dekat tebing dan berkelilingi pohong tinggi nan lebat. Bukan juga tentang matahari yang sudah semakin turun dan senja yang tak lama lagi akan datang.
Gadis itu tidak menyukai kenyataan bahwa kondisinya sekarang, yang tengah duduk tak nyaman di dalam kereta kuda keluarga Vance, dikelilingi oleh hal-hal yang juga tidak dia sukai.
Tentang dia yang harus mengenakan gaun tebal dengan korset ketat dan farthingale* lebar yang bahkan membuat napas dan makannya menjadi tidak nyaman.
Tentang arak-arakan ramai yang mengundang perhatian- dua kesatria keluarga Vance dan sembilan belas prajurit mengelilingi kereta kudanya. Bahkan, saking seringnya Lesley memilih untuk menghabiskan waktu di balkon gedung dan mengabaikan banyak lelaki yang berniat mendekatinya di pesta-pesta resmi karena kecenderungannya yang menghindari perhatian tersebut, anak perempuan dari seorang count* pernah menyebarkan gosip di perkumpulan sosial Castle Grandrock yang meledeknya bahwa Lesley adalah seorang anti-sosial sejak janin. Ayolah, sejak janin?
Satu lagi, tentang senapan kesayangan peninggalan ayahnya yang disimpan oleh para ksatria di kereta kuda paling belakang, lokasi tempat dua ekor kuda menarik sebuah gerobak berisi seluruh kebutuhan mereka selama perjalanan ke Lumina City diletakkan.
Lelah karena semua hal yang mengguncang emosinya diaduk menjadi satu, Lesley hanya mampu berpangku tangan seraya menghela napas, mencoba berdamai dengan suara langkah kaki kuda yang membawa keretanya. Atau dengan suara roda kayu yang sesekali bergemeletuk dengan bongkahan batu di atas tanah. Atau... dengan perasaan kehilangan yang sedaritadi dia tahan.
Perpisahannya dengan House Vance terasa seperti kenangan yang sudah lama, padahal itu baru saja terjadi kemarin.
"Kak Lesley!" teriak Harley.
Teriakan itu seketika mencuri atensi Lesley yang ketika itu tengah mengangkat rok gaunnya dan telah menaikkan satu kaki ke atas tangga kereta kuda. Bukan hanya Lesley, bahkan Duke dan Duchess Vance yang tengah berdiri bendampingan untuk mengantar kepergiannya, dan juga beberapa pelayan dan ksatria, berhasil dibuatnya menoleh terkejut.
Lesley ingat betapa wajah baru bangun tidur adik angkatnya yang dihiasi dengan hidung merah dan berurai air mata itu begitu terasa menyayat hati. Bahkan dengan masih mengenakan piyama, bocal kecil berambut ikal tersebut terlihat tak peduli dengan keadaan sekitar, terus berlari tergopoh-gopoh ke arahnya.
Lesley menerima pelukannya yang lebih terasa seperti "menyeruduk" ketimbang "memeluk", lantas memangku dan menenangkannya.
"Cup-cup-cup, adik kakak yang pintar~ Jangan menangis lagi, oke?" meski berat bagi Lesley untuk tetap tersenyum, ia memaksa dirinya.
"Tidak!" Harley memukul dadanya tak terima, dia menatap Lesley dengan tatapan putus asa, "kakak tidak boleh pergi!"
Hatinya merasakan perasaan miris yang tidak tertahankan, "Tenang saja... kita pasti bertemu lagi, oke? Kakak janji tidak akan la-"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Fall Into Dangerous You [Gusley MLBB Fanfiction]
FanfictionPada usia 12 tahun, Lesley diberitahu bahwa ayahnya yang tengah melaut selama 1 tahun sebagai nelayan telah meninggal dunia karena kapalnya terbalik ditelan badai. Pria itu meninggalkan 3 hal untuknya sebagai putri semata wayang; sebuah senapan lara...