2.2

5.5K 641 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . . . . . . . . . . . . .

Sejak kejadian di restoran pizza itu, Arjeno seperti mengabaikan Karina. Dan Karina menyadari hal itu. Beberapa kali dia mengajak Arjeno berbicara tapi hanya direspon sekilas oleh kekasihnya. Karina bukan tidak paham masalahnya dimana, dia paham. Dia hanya tidak menyangka kalau Arjeno tersinggung dengan reaksinya saat itu. 

Hari ini mereka akan melanjutkan menjelajahi banyak tempat menarik di New York. Kali ini mereka tidak hanya berdua, Gigi, Hilmi bahkan Wilona akan bergabung. Saat Arjeno akan keluar dari kamar hotel, Karina menahan tangan Arjeno. 

"Jen.." Panggil Karina pelan. 

Arjeno diam tak berusaha menoleh ke belakang, Karina lalu berusaha membalikkan badannya. Setelah Arjeno berbalik dia dapat melihat Karina dengan wajah cemberut, matanya tampak berkaca-kaca seperti menahan tangis. 

"I'm sorry." Ucapnya dengan suara bergetar. Jujur saja, Arjeno tidak bisa melihat Karina seperti ini. 

"For what?" Jawab Arjeno. Memang ego Arjeno sangat tinggi, di saat dia khawatir melihat Karina menangis, dia masih terlihat tak peduli. Padahal dia mati-matian untuk tidak memeluk Karina sekarang. 

"Yang kemaren. Jangan marah dong.." Karina menarik-narik lengan jaket leather yang Arjeno gunakan hari ini. 

"...gue gak bisa lo cuekin gini terus." Imbuh Karina dengan kondisi mata yang sudah siap meluncurkan cairannya. 

"Itu respon normal gue, Arjeno. Apapun pikiran yang ada di otak lo itu salah, gue bukan gak mau lo ajak serius. Gue cuma ngerasa terlalu cepet buat ngomongin hal kayak gitu." Jika boleh jujur, Karina juga tidak paham sejak kapan dia cengeng seperti ini? Dia adalah wanita tangguh yang jarang sekali menangis pada hal hal sederhana seperti ini. Dan dia menangis karena Arjeno yang mengabaikannya selama satu malam? 

Arjeno menghembuskan nafasnya lalu menurunkan egonya, benar-benar tidak sanggup melihat Karina menunduk dan menangis di hadapannya. Dia juga tidak menyangka Karina akan menangis. Tangan Arjeno terulur untuk memegang dagu Karina dan mengangkatnya agar menatap Arjeno. 

"Iya, aku maafin. Aku juga minta maaf, mungkin aku yang berlebihan sampek nyuekin kamu semaleman. Maaf ya?" Arjeno menghapus air mata Karina yang sudah lolos entah sejak kapan. Karina meraih tangan Arjeno yang berada di pipinya untuk ia genggam, menatap mata kekasihnya yang sekarang sedang tersenyum manis. Selanjutnya Arjeno merengkuh badan Karina. 

"Cengeng banget lo, masa gitu doang nangis." Goda Arjeno mengelus kepala Karina. 

"Ya gimana gak nangis? Lo semalem tidur munggungin gue mulu." Omel Karina. Bukannya berusaha melepaskan pelukan Arjeno karena digoda, ia malah mengeratkan pelukan kekasihnya itu. Menghirup aroma citrus favoritnya. 

Arjeno lalu melepaskan pelukannya, "Matching nih outfit kita hari ini." 

Karina mengikuti arah pandang Arjeno, benar saja. Mereka sama-sama menggunakan outfit hitam yang dilengkapi jaket leather. So, attractive. 

Sweet Creature | Jeno Lee x Karina Yoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang