[Author's POV]
Kota Seoul adalah kota gemerlap yang memiliki banyak kawasan elit. Gedung-gedung menjulang tinggi, jalanan yang teratur, ikon-ikon kawasan yang estetik, cafe dan restaurant yang menyediakan makanan dan minuman nikmat, dan lokasi untuk pembuatan drama korea atau MV idol kpop yang juga menjadi pusat perhatian penggemar. Banyak wisatawan dari beragam mancanegara datang ke sana untuk merasakan bagaimana tinggal di kota Seoul yang membuat mereka penasaran dari tonton drama yang selalu mereka lihat. Selain Seoul, sebenarnya kota-kota lain juga menjadi tujuan para wisawatan internasional, salah satunya pulau Jeju, pulau Nami, Daegu, maupun Busan.
Setiap hari kota Seoul selalu ramai dan hidup oleh penduduknya yang hilir-mudik tak pernah ketinggalan menjelajahi setiap kawasan yang berbeda dan memiliki ciri khas. Salah satunya Gangnam yang dikenal dengan kawasan elit yang ditinggali oleh orang terkenal dan kaya raya, Hongdae yang dikenal dengan kawasan remaja untuk busking dan menunjukkan bakat mereka, Myeongdong yang dikenal dengan kawasan pasar yang selalu ramai, dan beberapa kawasan lainnya yang tak pernah sepi kedatangan penduduk asli Korea atau dari negara lain.
Tapi sekarang, semua telah berubah.
Malam tahun baru 2022 bagaikan hari kehancuran kota Seoul lengkap bersama orang-orang didalamnya. Malam yang seharusnya menyenangkan dan membahagiakan karena hanya dilakukan sekali dalam setahun itu berubah menjadi malapetaka bagi semua orang. Mereka kehilangan Ayah, Ibu, anak, kekasih, teman, maupun diri sendiri. Semua ini dimulai dari sungai Hangang yang dipenuhi oleh orang-orang yang berkumpul menjadi satu bersama keluarga masing-masing untuk melihat pesta kembang api perayaan tahun baru. Mereka juga bisa menghidupkan kembang api bersama-sama dan menikmati keindahannya. Terlebih, menghitung detik-detik pergantian tahun baru yang mendebarkan lalu saling mengucapkan 'happy new year' ke orang-orang tersayang.
Seharusnya hal itu bisa dilakukan, mungkin saat ini kehidupan semua orang akan berjalan seperti biasa. Bekerja, bersekolah, berlanja, berkencan dan sebagainya.
Tapi, tidak ada yang tau kalau malam itu menjadi malam terakhir mereka sebagai manusia normal. Ratusan orang saling menggigit tanpa peduli apakah yang digigit adalah anak, istri, suami, teman, atau kekasih mereka. Asalkan nafsu terpenuhi, mereka akan berhenti dan mencari mangsa lainnya. Sungai Hangang pun menjadi saksi tragedi memilukan itu hingga menyebar ke seluruh distrik Seoul.
Mereka yang tidak tau apa-apa dibingungkan ketika melihat orang yang dipenuhi darah, tubuh yang meliuk-liuk disertai geraman seperti hewan buas, memiliki taring yang tajam dan bisa mengoyak apapun, mengeluarkan cakaran yang tajam, bola mata memerah nyala, dan urat-urat yang menonjol di sekujur tubuh seakan mendesak keluar. Dan akhirnya orang-orang yang tidak bersalah menjadi korban dan ikut berubah dengan bentuk yang sama lalu mencari mangsan yang lain. Begitu seterusnya.
Hingga sekarang sudah seminggu sejak kejadian itu, Seoul menjadi kota mati. Jalanan dipenuhi darah dan mayat yang mati akibat pergelutan antar manusia berdarah yang saling menyerang karena tidak adanya makanan. Mobil-mobil memenuhi jalanan karena ditinggalkan pemiliknya yang melarikan diri dan ikut berubah mencari mangsa. Serta gedung-gedung yang indah menjadi hancur, rusak, sampai terbakar sebab sempat terjadi perlawanan antar manusia berdarah dengan manusia normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Life Goes On [삶은 계속된다]
Fanfiction(ON GOING - Vrene) Life Goes On : "Let's continue today and tomorrow together again." ... Kejadian ini dimulai awal tahun baru. Mereka yg baru selesai makan, minum soju, karaoke, atau berkumpul bersama kekasih maupun keluarga tidak tau bahwa mungkin...