Chapter 22 -- Hadiah Terakhir

5.6K 894 19
                                    

Kejadian saat kasus penculikan Hae Gyu dan Chang Min tidak menyebar ke luar. Bahkan Ha Na sebagai ibu Chang Min yang berada di dekat tempat kejadian, tidak tahu apapun. Meski begitu, satu hari setelah Hae Gyu kembali ke rumah dengan menerima kemarahan Han In karena pisaunya hilang, dia dikejutkan oleh sesuatu yang di bawa oleh ayahnya.

"Ini adalah dokumen penyerahan pabrik III milik Redox Farma menjadi atas milikmu."

Hae Gyu melongo. "Maksudnya, apa ini?"

Dia tidak paham dengan situasi sekarang. Apa Chan Ho sedang menyogoknya? Atau dia mengira bisa membayar ketidak-nyamanan pada kasus kemarin?

"Sebenarnya, saat ketika dia ingin membawamu pergi ke luar, aku tidak setuju," kata Jae Jong.

Mata Hae Gyu menyipit. "Tapi kenapa pada akhirnya Ayah selalu setuju?"

"Itu karena dia menjanjikan sesuatu..."

"Maksudmu... dengan memberikan pabrik ini? Kau menjualku?"

Mata Jae Jong langsung melotot. "Tentu saja... Tidak sampai menjualmu. Aku melakukan perjanjian dengannya.

Pabrik III milik Redox Farma merupakan salah satu Pabrik penting bagi keberlangsungan Redox. Aset di dalamnya sangat besar. Dia bilang, jika dia sampai mempermainkanmu atau menyakitimu, dia akan menyerahkan pabrik itu. Dan aku butuh jaminan. Orang itu tidak memiliki reputasi percintaan yang baik. Aku tidak ingin dia sampai menyakitimu... Masalahnya, kau terlihat sangat menyukainya."

Aku? Kapan? Hae Gyu bertanya dengan pikirannya.

"Saat dia menyerahkan dokumen ini, aku bahkan sampai mau menghajarnya, karena itu berarti dia telah menyakitimu."

Hae Gyu terperangah. Di saat yang bersamaan, dia tersentuh dengan Chan Ho, juga tersentuh dengan sikap Ayahnya.

"Apa yang telah dia lakukan padamu?" tanya Jae Jong kemudian.

Hae Gyu terdiam.

"Itu bukan hal yang serius," dia akhirnya berkata sambil tersenyum. "Syukurlah kalau dia merasa bersalah. Tapi aku tidak bisa menerima hal seperti ini." dia mendorong kembali dokumen itu ke arah Jae Jong. Jika dia ingin menjauh dari pria itu, dia tidak boleh memiliki sesuatu seperti ini. "Hal besar ini terlalu membebaniku. Dan aku tidak ingin memiliki hubungan apa-apa lagi dengan Kim Chan Ho, apalagi sampai harus memiliki pabriknya.

Sebenarnya ada yang ingin kuminta darimu. Tapi tidak tahu Ayah akan mengabulkannya atau tidak."

"Apa itu?"

.

.

.

Lagi-lagi Hae Gyu melihat Da Rim bersama pria di bioskop itu. Mereka sepertinya benar-benar berpacaran. Di dalam novel, penjahat lainnya selain dia adalah pria bernama Kim Woo Jin, seorang Produser Music di perusahaan Entertainment yang cukup terkenal.

Menurut cerita aslinya, pria itu akan jatuh cinta pada Da Rim ketika acara festival dan mulai mengejarnya secara terang-terangan, tapi tentu aja dia akan mengalami penolakan karena Da Rim mencintai Chang Min.

Karena alur telah berubah, apa pria itu adalah Kim Woo Jin? Jika benar, mungkin Da Rim dalam bahaya.

Haruskah dia membantunya? Hae Gyu berpikir begitu mobil yang membawa Da Rim, pergi meninggalkan sekolah.

Dia menatap langit yang mendung seperti kemarin, menghela napas. Dia harus jadi pahlawan, kan.

Di dalam mobil yang dinaiki Da Rim, pemuda itu memang dalam bahaya. Kim Woo Jin yang dia kira baik dan benar-benar mencintainya, malah memukulinya hanya karena masalah kecil. Bagian-bagian tubuhnya yang tertutup baju, sudah biru semua. Da Rim tidak bisa melarikan diri karena pria itu memiliki video saat mereka berhubungan.

[BL] Hiduplah Untuk Bahagia [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang