59. Berbeda

96 7 0
                                    


“Berbeda bukanlah hal yang salah, justru dengan itu bisa belajar saling melengkapi dan menghargai satu sama lain.”

-Agaraya-

"Ren," panggil Raya. Rain yang tengah sibuk mencari buku menghentikan aktivitasnya. Menoleh ke arah Raya.

"Iya, Ray?"

"Tolong cariin buku kumpulan puisi dong, gue lagi butuh," pintanya.

"Tumben, biasa elo gak suka baca buku," celetuknya di balas kekehan oleh Raya.

"Bentar gue cariin," ujarnya.

"Siap, gue ke sana ya mau ngadem," katanya lalu berpindah ke tempat di bawah AC. Rasanya teduh merasakan hal sederhana ini.

Raya memejamkan matanya sebentar menikmati suasana damai ini tanpa ada gangguan dari Bintang dan Aga.

Andaikan saja setiap saat dirinya bisa tenang seperti ini, pasti rasanya hidupnya tak kacau balau lagi diselimuti kesalahan pahaman maupun rasa kecewa.

Kadang tempat untuk mencari ilmu melalui buku, bisa menjadi multi fungsi seperti yang dilakukan saat ini. Selain mendapatkan pengetahuan sekaligus ketenangan.

Sejenak melepas rutinitas kehidupan, meleburkan feeling buruk tentang masa depan. Mengikuti alur yang sudah di gariskan oleh Sang Pencipta.

Rain menepuk pundak gadis itu." Raya, bangun."

Raya menguap lalu mengambil buku kumpulan puisi dari sahabatnya. "Makasih, jadi ketiduran deh." Gadis itu menggaruk tengkuknya.

"Gapapa, silakan di baca semoga membantu ya. Ray," ujarnya lalu membaca novel yang dipilih.

Mereka berdua melakukan kegiatan sesuai keinginannya. Waktu istirahat sebentar ini menjadi salah satu hal menyenangkan dalam hidupnya.

Raya mulai membaca satu persatu halaman buku ini. Dirinya meringis saat membayangkankan jika mengalami hal tak mengenakkan seperti dalam bait puisi menyiratkan kesedihan.

Ada pula puisi tentang motivasi, penyemangat, lelucon sedikit melepaskan penat setelah mengikuti pembelajaran.

Raya menoleh ke arah sahabatnya. Dia ikut bahagia akhirnya bisa dengan ikhlas menemani Rain kesini untuk benar-benar membaca buku. Tidak seperti waktu di SMP dulu, setiap di ajak ke perpustakaan dirinya hanya menumpang ngadem dan tidur.

Tidur dengan bersandar di bahu milik sahabatnya di sudut ruangan agar tidak ketahuan penjaga perpustakaan. Saat waktu istirahat telah usai barulah Rain membangunkannya.

Mereka dulu memang berbeda kelas, tetapi tiap istirahat selalu bertemu karena Raya tak memiliki teman selain Rain. Semenjak mengenal sosoknya hidupnya lebih lengkap dan ada yang bisa menerimanya apa adanya.

Waktu kelas 8 SMP lah gadis itu pertama kali bertemu lalu menjalin persahabatan dengannya sampai sekarang. Awalnya Raya merasa tak layak untuk bersama dengan Rain.

Sebab, banyak sekali perbedaan diantara mereka. Selain berbeda kepribadian, kesukaan dll. Namun, mereka tak menghiraukan itu semua melainkan saling melengkapi satu sama lain.

"Ren, gue jadi ingat waktu kita bertemu dulu," ujarnya.

Rain mengalihkan pandangannya ke arah sahabatnya. "Iya, gue jadi merasa dulu gak pantes sahabatan sama elo."

Raya menggeleng lemah. "Justru gue lah yang paling ngerasa gitu, elo itu pinter. Suka baca buku, pendiam dan ramah. Sementara gue suka bolos, urakan. Males baca buku lagi."

Agaraya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang