26

83 8 0
                                    

Semua bisa diulangi, semua dapat diperbaiki, semua berpeluang kembali.

🍫🍫🍫

Seungyoun jatuh tertidur pada pundak Sejin. Sungguh malang pria berambut oranye itu. Badannya yang mungil, disandari oleh Seungyoun yang tentu kalian tahu sendiri seberapa besar tubuhnya.

Sejin mengelus punggung sahabatnya pelan. Seungyoun sudah menceritakan semuanya. Tentang Byungchan yang tiba-tiba saja kembali dan mendeklarasikan bahwa ia ingin kembali kepada Seungwoo, bahkan tentang buncahan perasaannya pada Seungwoo yang justru membuatnya takut akan menyakiti pria itu.

Sejin sudah menduga, akan terjadi hal yang seperti ini. Menafsir dari cerita-cerita Seungyoun selama ini, bagaimana Seungwoo memperlakukannya, perihal Seungwoo yang begitu baik padanya, bahkan rela membiayai kuliah si pria kucing di tengah kebutuhannya yang tidak dapat dibilang sedikit. Siapa insan yang tahan diperlakukan begitu spesial bahkan setelah perkenalan pertama dalam bertahun kehidupan?

Sejin sudah yakin, cepat atau lambat, sahabatnya itu akan menaruh hati pada pria yang dikenalnya di Sungai Han.

Dan semuanya sungguh terjadi.

"Kenapa Seungwoo Hyung nggak nyusulin kamu ke sini, ya, Youn?" monolog Sejin. Bukannya ia keberatan apartemennya ditumpangi oleh Seungyoun, tetapi ia bingung sekaligus iba. Menelisik perlakuan Seungwoo selama ini, bukankah seharusnya kini Seungwoo tengah ribut mencari Seungyoun-nya?

***

Insan yang dibicarakan dua sahabat itu --Seungwoo-- kini sedang berdiri linglung di depan cermin toiletnya. Ia benar-benar tak punya akal harus berbuat apa. Kepalang bingung akan urusannya dengan dua pria manis yang sama-sama ia sayangi.

Sungguh, terserah padamu, Han Seungwoo.

Ia memutuskan untuk keluar kamar apartemennya dan mendatangi kamar sebelah. Kamar Yuri dan Baejin.

Baejin membukakan pintu apartemen, ia mempersilakan Seungwoo masuk karena Yuri sedang bermain game di ruang keluarga.

Yuri mengernyitkan keningnya samar setelah mendengar runtutan cerita Seungwoo.

"Terus sekarang Seungyoun di mana?" tanyanya.

"Aku nggak tahu, Hyung. Seungyoun nggak bilang apa-apa selain maaf. Aku sendiri nggak tahu kenapa dia begitu," papar Seungwoo pelan.

"Kamu tadi bilang kemarin Byungchan dateng ke apartemen kamu? Is it?"

Seungwoo mengangguk, "Tapi cuma ngobrol di ruang tengah, Hyung."

"Tentang?"

"Um.., Byungchan cerita kalau sebenernya dia nggak bener-bener putusin aku karena bosen, tapi karena kedua orang tuanya nggak bisa nerima aku. Byungchan takut aku disakitin sama orang tuanya, Hyung," balas Seungwoo, "Byungchan juga bilang nggak bisa hidup tanpa aku," lanjutnya lirih.

"Emangnya kalau kalian ngobrol di ruang keluarga, udah pasti Seungyoun nggak bisa denger?" sedikit menyela, Baejin datang membawa segelas cola dan meletakkannya di meja tempat kekasihnya dan Seungwoo berhadapan.

Baik Seungwoo maupun Yuri lantas mengarahkan atensinya pada si manis Baejin yang kini hinggap di single sofa.

"Denger ataupun enggak, jelas kedatangan Byungchan mau nggak mau akan membuat dia nggak enak. Kalau ngelihat dari sisinya Seungyoun, dia sebagai orang yang istilahnya baru dateng di hidup kamu, akan sungkan sama orang yang udah jauh lebih dulu dan lebih lama ada buat kamu, which is Byungchan," jelas Baejin.

Bulatan dibentuk oleh bibir Seungwoo sebagai tanda ia memahami penjelasan tersebut.

"Tapi, kan, dia bisa bilang aku baik-baik, Hyung," sanggahnya.

"Well. Mungkin dia punya alasan? Kamu perlu ngobrol sama dia untuk tahu," jawab Yuri.

"Kita nggak pernah tahu apa yang orang lain lewatin, Woo. Jangan cuma ngelihat Seungyoun dari sisi kamu, tapi pikirin dari sisi dia juga. Kamu nggak pernah tahu apa yang dia rasain ketika Byungchan dateng, you don't really know. Jadi, bicarain baik-baik sama dia. Cari jalan keluar, want or won't kamu harus ketemu sama dia lagi buat selesaiin," tambah Baejin.

***

"Adeul... Kenapa nampan makannya nggak kamu sentuh?" panggil eomma dari balik pintu kamar Jinhyuk. Kemarin, setelah Jinhyuk dipapah ke kamar oleh eomma, begitu eomma keluar kamar, Jinhyuk langsung mengunci kamarnya dan tidak memunculkan diri bahkan jauh melewati waktu makan malam.

Bukan Lee Jinhyuk namanya jika tak mengabai garisan kalimat orang lain saat sedang marah. Entah apa yang menyumbat telinganya, Jinhyuk tidak menjawab --dan tidak akan menjawab-- pertanyaan ibunya sendiri.

Ia benar-benar butuh waktu untuk sekadar menelaah semua kejadian yang terjadi dalam waktu yang hampir bertabrakan.

Kenyataan bahwa orang tuanya sendiri yang mengubur eksistensi adik kesayangannya dari rumah, serta kenyataan bahwa ternyata adik kesayangannya itu sebenarnya bukanlah adik yang terikat darah dengannya.

Kalau boleh jujur, Jinhyuk begitu pening. Kemana saja ia selama ini hingga tak pernah mengetahui hal besar yang ada di keluarga ini? Kau pergi ke luar negeri untuk mencari uang, Cho Jinhyuk. Akan kuingatkan nantinya jikalau kau lupa kembali.

Ikatan batinnya dengan sang adik sudah begitu kuat, ia bahkan menyayangi Seungyoun jauh lebih besar dari ia menyayangi dirinya sendiri. Sekadar informasi untuk kalian, Jinhyuk tidak pernah hiperbola dalam apa pun.

Ketika ia bilang ia menyayangi Seungyoun lebih daripada hidupnya sendiri, he really means it. Ketika ia kembali ke negerinya saat liburan kerja, hal yang pertama ia tanyakan adalah "Kemana Seungyoun ingin pergi liburan?"

Abai dengan keinginannya sendiri jika hanya ingin bermalas-malasan di rumah, ia memilih menemani Seungyoun liburan, bahkan membayari semua kebutuhan saat liburan. Dan lagi, kalau kalian melihat tumpukan pakaian Jinhyuk dan Seungyoun, pakaian Seungyoun jauh lebih banyak daripada pakaian Jinhyuk. Jinhyuk kerap sekali membelikan Seungyoun pakaian mahal, tetapi melupakan dirinya sendiri yang hampir kehabisan stok kemeja untuk bekerja.

Jinhyuk benar-benar telah memberikan sebagian besar hal yang ia punya untuk Seungyoun.

***

Seungwoo menghela napasnya berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seungwoo menghela napasnya berat. Lalu mengetikkan kata 'okay' sebagai balasan whatsapp tersebut.

Sebetulnya, urusannya dengan Byungchan sudah dapat dikatakan selesai. Sore itu, ketika Seungwoo pergi bersama Byungchan dan meninggalkan Seungyoun seorang diri, sebenarnya semua urusannya dengan Byungchan sudah begitu clear pada pihaknya.

"Bukannya aku sudah bilang, kita tidak mungkin kembali?"

To Be Continue

hayoo ada apaan yaaa wkwkwkwkwk😇

Always In My SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang