3 #Pulang Sekolah

100 7 0
                                    

Mukaku masih dalam keadaan abstrak. Bagaimana tidak, aku masih teringat kejadian tadi siang waktu jam istirahat. Kejadian yang membuatku pengen muntah rasanya. Jadi semakin jijik sama cewek rasanya. Apakah semua cewek beringasan gitu kalau lihat cowok kayak aku?.

Gimana kalau mereka lihat kakak aku. Hmmm bukan di cium lagi tun, di perkosa sekalian.

Kaka aku gantengnya gak ketulungan, udah badan Bagus, wajah dape semuanya dapet, duh arjuna nitis ke dia rasanya.

Hmmm

Aku menunggu di tempat di mana kak Tristan tadi bilang. Udah hampir setengah jam, belum kunjung dia datang. Kemana nih orang. Yang lainnya sudah pada pulang, sedangkan aku masih berdiri mematung di sebelah gerbang.

Ku melihat ke arah gerbang SMA itu juga udah pada sepi. Hmmm jangan-jangan nih orang lupa lagi sama aku.

Tapi bagaimana bisa dia lupa. Kita setiap hari kok berangkat bareng pulang pun bareng.

Kuputuskan untuk tetap menunggunya disini.

***

Dan akhirnya satu jam tepat, dia belum kunjung datang juga. Dengan wajah gue semakin buetek dan jengkel gara-gara jam istirahat sialan tadi, di tambah dengan kakak gak dateng-dateng. Kuputuskan untuk jalan pulang ke rumah.

Aku jalan sambil menendang-nendang kerikil kecil yang menghalangi jalanku.

Sampai dia tidak jemput aku, dan aku pulang bukan bersama dengan dia. Lihat aja ya aku bakalan marah sama dia. Dan aku akan lapor sama papa.

Tak lama setelah aku jalan, ku mendengar suara motor yang gak asing di belakangku. Tapi aku gak mau menoleh ke belakang sedikitpun. Biar dia minta maaf sama aku.

Enak banget, udah ngilang terus datang kayak jalangkung.

"Ehem, aku ramal setelah ini kamu akan naik motor bersama denganku!"

Eh tiba-tiba dia berada di sampingku dengan motornya dan menggombali gue dengan cara Dilan-Dilan gak jelas gitu.

Aku gak menoleh ke dia, dan hanya berjalan lurus dan pandangan ke depan.

"Vinnnn ayo naik, ngembek pasti ya!"

Suara merengek pun keluar dari bibirnya. Dan aku masih terus berjalan.

Langkahku terhenti di saat motor itu berhenti pas di depan aku.

Aku berhenti dan hanya diam.

Kak Tristan turun dari motor dan berdiri di hadapanku.

"Hei, adek yang paling imut, ganteng, gemesin. Kakak minta maaf ya karena telat jemputnya.!"

Sambil memegang kedua pundakku. Ekspresi nya itu lo gak nguati.

Tapi aku masih diam. Masih jengkel di buatnya.

"Hmmm ayolah, naik, ya.."

Sambil mencubit pipiku dan menggerakkan kepalaku kekanan dan kekiri.

"Ahhh sakit ah!"

"Gak akan tak lepas kalau Vino belum mau naik motor dengan Tristan!"

"Iya... Iya.. Aduh lepasin!"

"Nah gitu dong"

Seraya melepaskan cubitannya dari pipiku dan beranjak naik ke motornya.

"Ayo naik!"

Aku jalan perlahan dan naik ke motornya. Aku jaga jarak sangat jauh darinya. Rasanya aku duduk di demper paling belakang.

"Kenapa duduknya jauh banget, nanti jatuh gimana?"

I Love My Brother (BL) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang