Aku masih membeku dengan posisi yang sama.
Kak Tristan semakin erat memeluk tubuhku hingga aku sulit untuk bernafas.
"Kak, kak.. "
Aku mencoba mengkodenya bahwa aku sudah tidak kuat dengan pelukannya.
"Hssttt"
Tetapi kak Tristan hanya memintaku untuk diam.
Dan aku pun menuruti permintaannya.
Tak lama setelah itu dia mendekatkan lagi wajahnya ke arahku sambil menutup matanya.
Hangat hembusan nafasnya bisa kurasakan di wajahku.
Hidung kami berdua bersentuhan lagi.
Dan kini tidak hanya hidung.
Bibir kak Tristan menempel perlahan di bibirku.
Sontak aku langsung kaget dan mataku membelalak dengan lebar.
Bibirnya halus dan kenyal menempel semakin dalam di bibirku.
Aku hanya diam.
Karena aku tidak tahu harus melakukan apa.
Tangan kak Tristan yang sebelumnya berada di pundakku, berjalan menjalar ke leher bagian belakang.
"Ahh"
Aku dengan tidak sadar mendesah saat kak Tristan menekan leherku semakin erat ke arahnya.
Bibir yang tadinya hanya menempel, sekarang semakin tenggelam dalam mulutnya kak Tristan.
Kak Tristan mengubah posisi kepalanya mengarah ke kanan. Dan memaksa membuka bibirku dengan bibirnya.
Kuraskan basah dan lembut lidah kak Tristan masuk ke dalam mulutku.
Masuk perlahan dan mengabsen seluruh gigi yang ada di mulutku.
Aku masih diam.
Lidah kak Tristan bermain dengan lincah di dalam mulutku mengajak lidahku bergulat dengan lidahnya. Aku semakin tidak tahan akan rasa nikmat yang semakin lama membuatku semakin nyaman dan menikmatinya.
Aku memejamkan mataku dan mulai membalas ciuman dari kak Tristan.
Lidah ku bermain dan masuk ke dalam mulut kak Tristan.
Dengan perlahan kak Tristan menyedot lidahku hingga ciumanku dan kak Tristan semakin dalam kurasakan.
Badan yang hangat membuatku semakin menikmatinya.
Ku lingkarkan tanganku di pinggang kak Tristan sambil mengusap kasar di punggungnya.
Aku mendesah dan sulit untuk bernafas.
Kak Tristan semakin panas dan bringasan dia tidak menciumku dengan halus, melainkan dengan cara yang makin lama makin kasar.
Kasarnya ya tetap nikmat kurasakan.
Ada sesuatu yang mengeras di bagian bawah, bukan hanya punyaku melainkan punya kak Tristan juga keras menempel di pusatku.
Bibir dan lidah kami masih berpaut dan bergulat.
Aku merasakan kenikmatan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
Tiba-tiba kak Tristan melepas ciumannya dan kemudian duduk di samping ranjang dengan cepat.
Dia hanya diam.
Dan akupun juga hanya diam dengan posisi yang sama. Tiduran.
Aku merapikan bajuku yang acak-acakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love My Brother (BL)
Romance(Khusus 18+) Ini Cerita Banyak Yang Tabu dan Gak Pantes. Jadi kalau Kamu Homophobic Gak usah mampir n Baca Cerita Ini. Karena cerita ini berisi Hal yang seperti itu. Atas perhatiannya Terimakasih. -------------------------- "Kak, Gimana kalau aku s...