PERMINTAAN MAAF

30 8 1
                                    

Gizara yang tengah tidur terlentang di kasur. Hari ini, Yorala tidak mengabarinya sama sekali. Ia sudah mengirim pesan, namun tak kunjung mendapatkan balasan. Ia bangkit bangkit duduk, lalu menhambil ponsel di sebelahnya. Ia kembali membuka room chat-nya dengan Yorala. Masih ceklis dua abu, Yorala belum membaca pesannya. Karena penasaran, laki-laki itu kembali memgetikkan sesuatu untuk gadis itu.

____________________

Yora
Last seen 14.27

____________________

Ra?

Kamu baik-baik aja, ‘kan?

Gizara menggigit bibir bawahnya saat pesannya sudah dikirimkan. Senyuman kebahagiaan tercetak begitu saja saat Yorala langsung membaca pesannya, bahkan gadis itu tengah mengetik sekarang. Dahi Gizara langsung mengerut membaca balasan dari gadis itu.
____________________


Yora
Online
____________________

Kamu bohong sama aku.

Maksudnya?

Kamu tau, ‘kan, kalo Ragafa nabrakin diri buat nolongin aku?

Jantung Gizara seketika berpacu cepat. Ia memang sudah yakin kalau lambat laun, gadis itu akan mengetahui kebohongannya. Laki-laki itu pun menghela napas sebelum akhirnya kembali menggerakan jarinya.

Iya, Ra. Maaf, aku gak bisa jujur sama kamu.

Kamu tau? Karena aku baru tau sekarang, aku jadi ngerasa bersalah, Gi!

Kamu gak harus ngerasa bersalah, Ra! Kamu gak minta dia buat bantuin kamu!

Apa?! Aku gak nyangka, ya, kamu bisa mikir ke sana.

Dia lagi sakit, tapi terus-terusan nyelametin aku.

Dia bahkan gak mikirin keselamatannya sendiri.

Mulai saat ini, aku harus selalu ada buat dia.

Mata Gizara seketika memanas. Ia tidak suka dengan keputusan Yorala, tapi ia juga tidak ingin membantah karena membantah hanya akan memicu keributan yang akan berakhir dengan perpisahan.

Ra … kalo kamu terus sama dia, aku gimana …?

Putus atau terus?

Laki-laki itu tersentak dengan pilihan yang diberikan Yorala. Gadis itu pasti sangat marah padanya sampai-sampai rela mengucapkan kata ‘putus’ demi membalas kebaikan Ragafa.

Aku gak mau putus, Ra!

Ya udah, berarti kamu tungguin aku sampai Ragafa sembuh.

Anggep aja itu hukuman karena kamu udah bohong sama aku.

Kalo aja waktu itu kamu ngasih tau aku tentang Ragafa yang udah nolongin aku, aku mungkin gak harus balas budi sekarang.

Ra … pikirin lagi ….

Masih banyak cara lain buat balas budi ….

Aku gak mau putus, aku juga gak mau kamu terus sama dia!

Cuma sampai dia sembuh, Gi.

Dia dalam Karya (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang