Halo, Call me Rein.
Selamat membaca🤗
----
"Azka, sayang. Kamu jangan marah dong. Aku janji gak bakal ngulangin lagi, beneran." Clara tidak henti-hentinya memelas kepada Azka. Entah kenapa, dia bisa ketahuan. Kini, gadis itu sedang berusaha membujuk Azka yang marah padanya karena bolos tadi.
"Zela, Naya sama Carissa sih ngajak aku mulu. Jadi, aku terpaksa ikut," lanjut Clara yang mulai menyalahkan ketiga sahabatnya.
Zela, Naya dan Carissa membulatkan matanya terkejut. Kenapa mereka yang di salahkan? Padahal, jelas-jelas Clara yang mengajak mereka untuk bolos duluan. Tentu saja, mereka merasa tidak terima dengan pernyataan gadis itu.
"Clara, lo pikun atau lupa ingatan sih? Jelas-jelas lo yang ngajakin kita duluan," ucap Zela berusaha membela dirinya. Ini tidak bisa di biarkan. Kenapa dia yang di salahkan.
Naya menatap Clara dengan senyuman terpaksa. "Iya, lo yang ngajakin bolos duluan. Kenapa nyalahin kita?"
"Jangan memfitnah dong. Ingat! Fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan," Carissa juga ikut membela diri. Enak saja Clara menyalahkan mereka semua.
"Apaan sih kalian. Gak bisa di ajak kerja sama banget," Clara menatap tajam ketiga sahabatnya, tetapi mereka tidak peduli dan mengangkat bahunya acuh.
Clara berdecak dan kembali menatap Azka dengan tatapan kelasnya. "Sayang, maafin aku ya. Aku janji ini yang terakhir kalinya. Gak bakal keulang lagi, beneran. Ya! Ya! Ya!"
Azka menatap Clara lalu menghela napasnya. "Oke, kali ini aku maafin kamu, tapi kamu harus janji gak bakal ngulang lagi. Ini yang terakhir kali ya!"
Clara mengangguk mantap. "Iya, janji terakhir kali."
Azka tersenyum dan mengacak rambut Clara sayang, membuat gadis itu juga ikut tersenyum.
"Clara, lo di panggil Bagas ke ruang OSIS dan kalian bertiga di panggil ke ruang Bk," tiba-tiba saja terdengar suara teriakan dari Deo-Wakil Ketua OSIS.
"Ganggu banget," Clara menatap tajam dan sinis ke arah Deo yang datang di waktu tidak tepat.
"Cepetan! Lo mau si Bagas ngamuk?" Deo tidak memperdulikan tatapan tajam yang di berikan Clara. Dia justru menyuruh gadis itu agar bisa cepat-cepat pergi.
"Kita ke sana aja, aku anterin kamu ya!" Azka lebih memilih mengalah dan bersedia mengantar kekasihnya itu.
Dengan sangat berat hati, Clara mengangguk pasrah.
"Buruan Clara!" teriak Deo heboh.
"Iya iya, ini juga mau ke sana. Berisik amat lo," teriak Clara emosi karena Deo yang terus saja berteriak heboh.
Clara langsung menggenggam tangan Azka dan mengajaknya pergi ke ruang OSIS untuk menemui Bagas. Begitu juga dengan Gizela, Naya dan Carissa yang berjalan menuju ruang Bk.
"Ada apa?" tanya Clara ketus saat sudah berada di dalam ruangan OSIS bersama Bagas.
"Lo tadi bolos?" jawab Bagas sama dinginnya.
"Ya terus?"
Bagas menghela napasnya. Berurusan dengan Clara harus banyak extra sabar. "Lo gue hukum,"
Clara langsung membulatkan kedua matanya. "Heh! Enak aja, gak mau lah. Terus, ketiga temen gue kenapa di suruh ke ruang Bk? Kenapa gue malah ke sini?"
"Karena orang yang bisa ngehukum lo itu cuman gue dan Azka. Lo gak ada takut-takutnya sama Guru. Bahkan, sama gue pun lo gak takut," ujar Bagas seraya memijat pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonis or Protagonis (END)
General Fiction~Jangan pernah iri dengan kehidupan orang lain, karena belum tentu kehidupan orang lain itu lebih baik dari kehidupan kita~ -Antagonis or Protagonis- (Sudah selesai revisi) °°° Transmigrasi? Pertukaran jiwa? Mungkin tidak asing lagi untuk kalian sem...