Los Angeles, California
18:16 p.mLaki laki dengan jas kantor berantakan itu dari tadi tak henti-henti menghisap gulungan tembakau yang entah sudah berapa banyak batang habis olehnya. Dia Leo Jonathan Leonidas, yang sudah dua hari dihempaskan ke California oleh ayahnya.
FLASHBACK
"Sialan dad, kau benar-benar akan membuangku?"
Leo menatap ayahnya dengan pandangan murka.
"Oh astaga Leo! Dad tidak membuang kau, hanya saja dad lelah dengan sikap pembangkang yang entah sejak bila wujud dikeluarga Leonidasku. Jadi pergilah dan buktikan kata-kata sombongmu itu. Kau sungguh sosok yang tidak suka dikekang bukan?"
Leo menatap bosan ayahnya sebelum membuang muka ke sembarang arah. Apa itu tidak sama dengan membuangnya?
"Jadi bagaimana dengan perusahaanku disini? Siapa yang akan mengurusnya kalau dad mengusirku seperti anjing kotor tak terawat disini?"
"Untuk itu kau tidak perlu khawatir anakku, cukup kau uruskan saja perusahaanku di California. Perusahaanmu disini akan ku serahkan pada Arthur, sepupumu."
Leo menatap ayahnya dengan tatapan amarah. arthur? musuhnya itu?
"What the fuck you talking dad?! Kau akan memberikan perusahaanku pada Arthur? Sial, dia itu musuhku dad, dan kau tau itu! Kenapa kau melakukan ini?!"
Leo tidak habis fikri dengan apa yang ayahnya katakan. Arthur memang sepupu laki-laki Leo, tapi oh Tuhan! Ayahnya ini kenapa? Bahkan seluruh keluarga Leonidas tahu betapa kuatnya permusuhan Leo dengan Arthur Andersen , dan itu terjadi karena ada satu hal yang buruk terjadi membuat Leo membenci dan menyimpan dendam terhadap Arthur.
"I know son, tapi itulah yang terbaik untuknya. Siapa lagi yang akan dad percaya melainkan Arthur? Hanya dia sepupu laki-lakimu yang umur sudah layak menjaga perusahaan itu sepertimu."
Fuck fuck fuck
Leo sangat tersangat lah tidak mengerti dengan semua ini. Maka dari itu, dia sangat murka dan bersumpah tidak akan menjejakkan kakinya di Spanyol lagi sejak itu. Dia teramatlah kecewa pada ayahnya. Dan perusahaannya? Persetan dengan itu. Leo sudah tidak peduli.
END FLASHBACK
"Apa kau menginginkan rokok lagi Tuan?
Sepertinya rokok anda terlihat menyikit."Fabio berujar dengan hati-hati. Fabio adalah asisten Leo sejak dari Spanyol lagi. Sejujurnya Gerald, dadnya Leo tidak mengizikan Leo membawa Fabio dan menyuruhnya mencari asisten baru di California, tapi Leo tetaplah Leo. Dengan apa yang dia inginkan maka harus tercapai dan akan sukar dibantah mahupun itu ayahnya.
Ucapan Fabio tidak digubris sedikit pun oleh Leo. Tak lama hp miliknya berbunyi, dan yang menelefonnya adalah momnya.
"Halo Leo? Astaga syukurlah kau mengangkat panggilan mom. Mom sudah menelefonmu sejak dua hari yang lalu dan ka--"
"Ada apa kau menelefonku mom? Cepatlah, aku sibuk."
Leo berkata seolah-olah dia sibuk. Memang dia sibuk, sibuk mengelamun.
"Baru dua hari kau sudah begitu sibuk? Baiklah. Mom hanya ingin menanya kabarmu Leo, apa kau baik-baik saja? Maafkan dadmu ya, dia melakukan ini demi kebaikanmu."
"Sudahlah mom. Aku baik-baik saja. California tidak seteruk yang aku kira, disini lebih tenang."
Leo berkata sambil menghisap gulungan tembakau miliknya.
"Ya ya mom tau. Mom tidak perlu khawatir kalau itu dirimu. Mom selalu bangga memilikimu Leo, jadi jangan pernah merajuk ataupun benci pada mom ataupun dadmu."
Merajuk? Cih. Momnya fikir umurnya berapa untuk merajuk? Membuang-buang waktunya.
"aku tidak membencimu mom, tapi aku tidak dapat mengatakan kalau aku tidak membenci dad. Sudahlah aku sibuk. Dan satu lagi, aku tidak merajuk."
tit.
Leo mematikan panggilan begitu saja dan memicit kepalanya yang terasa sakit. Dia lelah bukan karena pekerjaannya, tapi karena memikirkan perusahaannya di Spanyol yang kini diuruskan oleh Arthur. Ah pasti lelaki itu merasa puas hati dengan apa yang terjadi. Sialan!
"Sialan Fabio, kau terus berdiri disitu untuk apa?"
Leo baru sadar sejak tadi Fabio terus berdiri tegak didepannya tanpa bergerak sedikitpun.
"Tuan terlihat kusut."
Fabio berkata dengan jujur. Leo menghela nafas lelahnya. Memang dia terlihat kusut akhir-akhir ini. Hidupnya membosankan.
"Apa yang sialan itu lakukan dikantorku sekarang?"
Fabio yang mengerti akan itu terus membuka laptopnya dan mengetik-ngetik sesuatu disitu. Taklama kemudian..
"Dari apa yang saya lacak, dia sepertinya sedang berada dikerusi kantormu Tuan,"
Leo memusing bola matanya. Sialan.
"Dan sepertinya ada seorang gadis disitu."
"Itu pasti asisten ciplak yang dad sudah berikan padanya."
"Tapi dia tidak terlihat seperti asistennya Arthur Tuan, mereka seperti memiliki masalah. Gadis itu..oh dia menamparnya.."
"menamparnya? Siapa yang menampar? Berikan padaku."
Leo memusing laptop Fabio menghadapnya dan melihat aksi didalam situ. Ya benar saja, terlihat seorang gadis disana dan kini dia berusaha melarikan diri tapi Arthur menahannya.
"Siapa gadis ini?"
Leo menanya tapi matanya masih tetap fokus pada laptop itu. Menonton pertunjukan yang baginya begitu menarik dimatanya.
"Dari apa yang saya telusuri tentang Arthur Andersen ini, Gadis itu kemungkinan kekasihnya Tuan. Mereka sudah berpacaran selama dua tahun lebih."
"Kekasihnya?"
"Ya Tuan."
"Seorang Arthur memiliki kekasih? Hebat sekali. Apa aku terlalu sibuk sampai tidak tau dia memiliki kekasih selama ini?"
Taklama kemudian Leo menyungging senyuman miring. Sepertinya dia mempunyai idea yang licik.
"Cari tau tentang gadis itu sekarang. "
"Baik Tuan."
Fabio mengambil laptopnya kemudian keluar dari sana. Leo tersenyum licik. Ah sepertinya dia memiliki satu rencana yang boleh dia lakukan untuk balas dendam pada Arthur Andersen. Tepat sasaran.
BE A GOOD READERS
VOTE AND COMMENT OKAYYsee u in the next chapter .
KAMU SEDANG MEMBACA
STARTING FROM CALIFORNIA
RomanceLeo jonathan Leonidas. Laki-laki blasteran Spanyol itu adalah satu-satunya anak dari Gerald Leonidas dan Aurora yang kini berusia 24 tahun. Sikapnya yang keras kepala dan pemberontak itu membuat Gerald tidak tahan dan menghantarnya ke California. Pe...