chapter 3

8 3 0
                                    

PERINGATAN

Cerita ini dibuat murni hasil karangan imajinasi saya.

Saya tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun! Bagi yang sekiranya kurang suka dengan cerita yang membahas malaikat dan iblis, saya sarankan untuk tidak membaca cerita ini.

Bagi yang ingin menyampaikan kritik atau saran bisa chat saya atau lewat kolom komentar. Terimakasih atas waktunya. Selamat membaca!
______________________________________

Katia terbangun dari pingsannya, kepalanya masih terasa sangat pusing begitu pula dengan paru paru nya yang masih teramat sesak tanpa tahu apa akibatnya.

Saat ini Katia sedang berada di dalam sebuah kamar besar nan mewah, kamar itu memiliki banyak lukisan juga pajangan kepala hewan seperti rusa dan kijang. Ia berusaha keras untuk bangun dan lari dari kastil itu, namun tiba-tiba terdengar suara bariton seorang laki-laki dari balik pintu.

Entah hal apa yang merasuki pikiran nya, dengan bodohnya Katia malah mendekati pintu kamar yang tak lama kemudian pintu itu pun terbuka dan menampilkan seorang laki-laki berbadan tinggi nan gagah, didampingi oleh dua pelayan perempuan di sisi kanan dan kirinya

"Akhirnya kau sadar gadis muda, setelah dua hari kau tak kunjung sadar dari pingsan mu." Ucap lelaki itu. Perlahan ia berjalan mendekati Katia sehingga jarak antara tubuhnya dan Katia hanya tersisa beberapa sentimeter. Melihat lelaki itu semakin dekat dengannya, spontan Katia langsung mendorong nya dan berangsur angsur mundur.

Bukannya marah, lelaki itu malah tertawa terbahak-bahak "kau tak perlu takut seperti itu, aku tidak akan melakukan hal buruk pada mu! Lagipula seleraku bukanlah anak kecil seperti mu." Jelas nya sembari menahan geli di hatinya.

Ia membalik badan dan berjalan mengarah ke lemari besar yang terletak di sudut ruangan, mengeluarkan sebuah gaun mewah.

Ia kembali mendekati Katia dan memberikan gaun itu padanya.

Katia menatapnya tak mengerti, yang membuat si lelaki itu menghela nafas "perlu saya pakaikan?", Cukup beberapa kata yang sukses membuat otak Katia berkerja, spontan ia langsung menggeleng sembari menyambar baju itu dan berlari menuju ruang ganti.

"Dasar manusia aneh!"

Lima belas menit kemudian

Katia keluar dari ruang ganti dengan gaun yang melekat indah di tubuh langsingnya. 'cantik' itulah yang lelaki tadi pikirkan begitu ia melihat Katia dalam balutan gaun.
"Kau suka?" Tanya lelaki tadi basa basi, ia melihat Katia dari atas sampai bawah dan langsung memalingkan wajahnya yang terlihat agak bersemu.

"Ehm.. aku suka.. terimakasih." Jawab gadis itu ragu, ia enggan menatap lelaki di hadapannya. Ia berputar-putar di depan tiga kaca besar, memperhatikan gaunnya yang mengembang indah.
Tidak munafik, Katia memang terlihat sangat cantik dan elegan di balutan gaun itu, punggungnya yang putih mulus dan terbuka, membuat lelaki tadi ingin menerkamnya saat itu juga. Namun karena ia masih waras, ia pun segera beranjak keluar kamar.

"Kau mau kemana?" Tanya Katia yang langsung menghentikan putaran nya.
"Saya mau sarapan, jika sudah puas berputar putar, kamu bisa langsung turun ke lantai 2.

Hening, Katia bingung harus melakukan apa, sejujurnya ia tidak biasa dengan gaun semewah itu. Rasanya berat. Agar ia merasa nyaman, akhirnya Katia mendekati dua lemari besar di dekatnya, dan saat ia membukanya, isi lemari itu hanyalah tumpukan gaun. Tidak ada kaos ataupun piyama di dalamnya.
Katia menghela nafas, ia pun mencari sehingga nyaris menghancurkan tata letak isi lemari itu, sampai pada akhirnya Katia menemukan dress yang tidak terlalu mencolok, pendek, tanpa lengan, dan sedikit sobekan hingga paha.

Eternidad Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang