Kylie berjalan terpincang keluar dari pintu rumah itu. Hingga tiba-tiba ... .
"Nyonya, kemana kau akan pergi pagi-pagi sekali?"
"A-aku hanya ingin jalan-jalan di sekitar taman," tutur Kylie.
"Baiklah, Nyonya."
'Baguslah.' Kylie berjalan menjauh dari rumah itu. Perempuan itu terus berjalan hingga pada akhirnya ia sampai di depan air mancur.
Ia melirik ke arah bodyguard tadi, mereka masih mengawasi Kylie, membuat perempuan itu tersenyum kikuk.
Kylie berjalan mengitari air mancur. Di waktu yang ia rasa tepat, perempuan itu berlari menuju gerbang utama mansion ini.
Sepertinya kali ini ia tidak akan bisa keluar. Gerbang itu dijaga oleh seorang satpam. Kylie bersembunyi di salah satu pilar di halaman tersebut.
Beberapa menit lamanya perempuan itu mengintai, ia yakin jika satpam itu akan meninggalkan gerbang meski sekejap. Tapi ia khawatir jika bodyguard tadi menyadari jika ia tidak berada di sana kemudian mengejarnya.
Harapannya berbuah manis, ia merasa senang saat satpam itu tidak ada di tempat duduknya, ia bisa melihatnya dari jendela kaca di pos itu. Sepertinya penjaga itu masuk ke dalam toilet di pos tersebut.
Dengan cepat Kylie melangkah mendekati gerbang, ia mencoba mendorong gerbang raksasa itu. Cukup sulit karena telapak tangannya pun masih terluka. Namun, Kylie tidak putus asa, ia terus mendorong hingga akhirnya gerbang itu sedikit terbuka. Sepertinya celahnya cukup untuk badan Kylie yang mungil.
Kylie berhasil menerobos gerbang itu. Namun, celakanya satpam itu memergoki dirinya. "Nyonya! Kau mau pergi kemana?" seru satpam itu. Ia kembali secepat mungkin dari toilet karena mendengar suara gerbang yang berderit.
Kylie yang terkejut seketika melirik ke sumber suara. Ia melihat satpam itu menekan remot dan membuka pintu gerbang lebar-lebar. Pria itu berusaha mengejarnya. Mau tak mau Kylie harus berlari, memaksakan kakinya yang belum sembuh total.
Ia berlari terseok-seok. Semua rasa sakit di kakinya ia hiraukan. Tujuannya hanya satu, ia ingin segera menjauh dari rumah itu. Kylie lupa jika rumah itu berada di daerah perbukitan yang jauh dari keramaian kota.
Dress panjang yang dikenakannya ia angkat, sandal yang ia kenakan pun seketika ia lepas. Perempuan itu takut jika sandalnya akan kembali putus dan dia akan terjatuh. Yang lebih mengerikan adalah jika dia harus kembali ke rumah terkutuk itu.
Rasa dingin menjalar di kakinya, beruntungnya jalanan itu beraspal sehingga tidak ada kerikil yang akan melukai telapak kakinya.
"BERHENTI MENGEJARKU!" teriak Kylie pada satpam itu.
"Nyonya, Tuan akan membunuh saya jika mengetahui anda pergi dari rumah!"
Satpam itu terus mengejar Kylie. Beruntungnya pria itu memiliki tubuh yang tambun, sehingga ia kesulitan untuk mengejar Kylie yang lamban.
"AKU TIDAK AKAN KABUR! AKU HANYA INGIN JALAN-JALAN" pekik Kylie.
"Jika begitu pulanglah terlebih dahulu, seorang supir akan mengantarkanmu jalan-jalan," pinta satpam itu. Tentu saja satpam itu tidak akan mempercayai Kylie.
Kylie lupa mengapa ia harus kabur susah payah jika ia bisa pergi menggunakan mobil di garasi. Ia hanya tinggal bilang jika ia ingin pergi ke super market. Lalu kemudian kabur dari pengawasannya. Bodohnya aku! Kylie merutuki dirinya sendiri.
"DEMI TUHAN AKU AKAN MENGHUKUMMU!"
Satpam itu tidak menghiraukan ucapan Kylie, pria itu pasti lebih takut pada Fergio yang kejam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unhappy Queen [ 18+ END ]
Romans[Berlatar di Amerika] Pertemuan tanpa sengaja yang mengantarkan Kylie Stephanie Caldwell pada sebuah kesengsaraan. Penculikan yang terjadi, membuatnya jatuh pada sosok pria dingin yang tak mempunyai hati. Kylie memang dilepaskan. Namun, bukan berart...