"Dia kenapa harus ikut ke rumah kita?" tanya Heeseung dengan nada tak terima sambil menunjuk Niki.
Niki dengan pongahnya melipat tangan di dada, membalas tatapan Heeseung dengan dagu terangkat.
"Tentu saja aku tidak akan membiarkan omegaku hanya berduaan dengan alpha asing sepertimu."
Heeseung lantas mengepalkan tangannya. "Perlu kau tau bahwa aku ini bukan alpha asing. Namaku Lee Heeseung dan aku adalah adik dari suami kakaknya. Jadi yang alpha asing di sini adalah kau."
"Intinya kalian bukan saudara kandung. Sedangkan aku soulmate nya. Tentu saja dia lebih aman bersamaku daripada bersamamu."
"Kau—"
"Sudah Kak, hentikan," lerai Sunoo sambil berusaha melepaskan cekalan Heeseung di kerah pakaian Niki.
"Bisa tidak kalian berhenti berkelahi? Pusing aku mendengarnya," omel Sunoo sambil memegangi kepalanya. Setelah itu dia beranjak masuk ke kamar, menutup pintu dengan sedikit bantingan, menunjukkan bahwa dia sudah lelah dengan kelakuan dua alpha itu.
"Sunoo—"
Niki berniat akan menyusul Sunoo, tapi Heeseung dengan cepat menarik kerah bajunya dari belakang.
"Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarnya, huh?! Keluar!" serunya sambil menyeret Niki keluar dari rumah, lalu menutup pintu rumahnya dengan bantingan keras. Tak lupa dia juga mengunci pintu, sama sekali tidak peduli dengan gedoran barbar dari luar.
Heeseung pun beranjak menuju kamar Sunoo. Sebelumnya dia mengetuk pintu dulu lalu membukanya. Terlihat di atas ranjang Sunoo sedang berbaring menyamping lebih tepatnya membelakangi pintu.
"Sunoo...." panggilnya lembut sembari mendekati pemuda omega itu.
"Aku mau sendiri."
"Izinkan Kakak bicara lima menit, oke?"
Sunoo tampak menaikkan selimutnya hingga menutupi bahu. Heeseung menghela napas melihat sikap Sunoo, namun dia tidak mau mengalah dan tetap duduk di tepi ranjang untuk mulai bicara.
"Anak itu ... alphamu?"
Sunoo bergeming, dan Heeseung menganggap itu sebagai jawaban 'ya'.
"Kau ingin kembali padanya, Sunoo?"
Pertanyaan itu membuat Sunoo tertegun. Dia terlalu overwhelmed dengan kemunculan Niki yang tiba-tiba di tempat kerjanya, hingga tanpa sadar dia ikut membawa Niki pulang ke rumah. Mereka bahkan berciuman! Bukankah ini sudah terlalu jelas?
"Kau tidak ingat alasanmu kemari, Sunoo?"
Dia menghilang tiba-tiba dan pergi ke Jeju untuk memulai hidup baru untuk apa? Melupakan Niki bukannya?
"Aku tidak masalah kalau kau masih mencintainya, masih ingin bersamanya, tapi tolong pikirkan sekali lagi alasan kau kemari, Sunoo. Jangan buat semua usahamu ini sia-sia. Kau sudah bertekad bukan? Kau tidak ingin Niki terluka kan?"
Semua yang dikatakan Heeseung benar. Dia sampai harus resign dari pekerjaannya, meninggalkan semuanya demi pindah kemari, apa iya dia akan semudah itu kembali pada Niki?
"Hanya itu yang ingin kukatakan. Pikirkanlah baik-baik, aku akan membuatkan sup untuk kalian."
Heeseung beranjak setelah memberikan tepukan lembut di lengannya. Sunoo menghela napas usai mendengar pintu ditutup dari luar.
Sekarang dia harus bagaimana? Apa dia harus menolak Niki? Tapi bagaimana mungkin? Sunoo terlalu mencintainya hingga rasanya hidup seolah tak sama lagi tanpa dirinya.