Dong Wook benar-benar pusing. Belum lagi masalah Chaewoon selesai, datanglah adik Chaewoon. Seorang anak perempuan yang seumuran dengan sang anak, Hanbin. Anak perempuan yang sempat ditolongnya saat tengah malam karena tersesat. Benar-benar membuat kepalanya hampir pecah.
Belum lagi mendengar tangisan Chaewoon. Entah untuk mencari perhatian atau memang sudah sangat lelah. Mendengar cerita jika wanita muda itu baru saja dijambret. Dan seluruh uang dan juga kunci rumah kontrakannya ada di dalam. Belum lagi handphone miliknya. Beruntung kartu identitas masih berada dalam sakunya karena baru saja digunakan olehnya untuk mencari pekerjaan.
Mengurut pangkal hidungnya untuk sedikit menghilangkan rasa sakit dan juga pusing dikepalanya.
"Sudah! Jangan menangis, eonni! Nanti kita cari tukang kunci saja untuk membuka pintu rumah," kata Sohyun menepuk punggung Chaewoon.
Chaewoon pun menghapus air matanya. Wajah terlihat merah dan matanya terlihat bengkak dan sembab. Mencoba tersenyum menatap Sohyun. "Tidak apakan kalau malam ini kita hanya makan mie instan? Di rumah masih ada stok mie instan dan juga telur. Juga masih ada sedikit beras. Eonni akan mencari pinjaman lagi besok."
"Gwaenchana, eonni. Yang penting bisa makan, apapun akan Sohyun makan
. Sohyun kan tidak pernah pilih-pilih makanan, eonni," sahut Sohyun bersemangat.
Chaewoon bersyukur memiliki Sohyun dalam hidupnya. Sifatnya yang ceria membuat hari-harinya terasa menyenangkan.
Sementara itu Dongwook yang mendengarnya hanya merasa iba dan miris. Membayangkan bagaimana susahnya hidup kedua kakak beradik itu selama ini. Sang adik yang bergantung pada kakaknya yang masih sangat muda. Membayangkan bagaimana jika semua itu terjadi pada puta dan putrinya. Mengingat mereka, Dong Wook kembali teringat jika putra dan putrinya juga sudah waktunya pulang sekolah. Dong Wook pun melihat sekeliling. Merutuki betapa bodohnya Dong Wook tak menyadari jika ini sudah memasuki kawasan sekolah mereka. Dan bahkan seragam sekolah Sehyun sama denga seragam sekolah Yerin dan juga Hanbin dan juga Changkyun.
"Kenapa baru sadar? Dasar bodoh," makinya pada diri sendiri.
Bertepatan dengan seorang anak perempuan mendekatinya dengan riang. "APPAAA!!!"
Mendengar suara itu, membuat Dong Wook menoleh seketika. Menyambut sang putri yang telah merentangkan tangannya, meminta untuk di peluk. Diangkatnya tubuh kecil Yerin dan menciumi seluruh wajahnya, membuat Yerin tertawa senang. Jarang-jarang Dong Wook memperlakukannya seperti ini. Semenjak kejadian tersiramnya kuah panas di tangan Yerin membuat hubungan ayah dan anak itu sedikit membaik.
Yerin pun melihat Sohyun dan juga Chae Won. Melihat wajah Chae Won yang memerah dengan mata sembab. "Chae eonni kenapa menangis? Apa ada yang jahat sama eonni? Katakan saja siapa yang berani membuat eonni kesayangan Yerin menangis?" tanyanya yang membuat Dong Wook membalik tubuhnya hingga berhadapan dengan Chae Won.
Mendengar pertanyaan Yerin membuat Chae Won sedikit terhibur. "Memangnya kenapa kalau eonni menangis? Apa Yerin berani melawan orang itu?" tanya Chae Won sedikit melirik Dong Wook yang masih menggendong Yerin.
Yerin pun tersenyum. "Tentu saja tidak berani. Tapi Yerin punya appa. Jadi biar appa yang memukulnya," katanya dengan polosnya, membuat sang ayah yang mendengarnya meringis. Tak tahu saja jika sang ayahlah yang membuat kakak kesayangannya itu menangis. Walaupun semua bukan hanya salah Dong Wook, namun tetap saja Dong Wook ikut andil disini.
Mendengar perkataan Yerin membuat Chae Won dan Sohyun tertawa. "Lucunya adik eonni ini," kata Sohyun mencubit pipi Yerin gemas.
"Yerin memang selalu menggemaskan dan cantik," kata Yerin begitu percaya diri. Yerin pun memeluk Dong Wook saat Sohyun akan menggelitiknya. "Appa, tolong Yerin," adunya menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Dong Wook.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes - Vminkook Family (Slow Update)
FanfictionHanya menceritakan perjuangan seorang namja cacat untuk mencari jati diri dan kasih sayang. #2 brothership 12-7-2018 #3 brothership 16-7-2018