2

284 12 0
                                    

Tidak ada yang mau menggatikan Aurora menjadi ketua kelas, sudah pasti.

Alasannya karena anak malas setuju dengan aturan ketiga yang dibuat oleh Aurora. Sedangkan anak rajin setuju dengan aturan kedua yang dibuat oleh Aurora. Dan public speaking serta cara Aurora mengatur perkenalan murid kelas membuat anak pintar iri. Sehingga tidak ada yang mau menggantikan Aurora menjadi ketua kelas.

Setelah sekitar sembilan puluh lima menit mereka semua mengobrol, bu Intan pergi keluar kelas, waktunya istirahat.

"Oh iya, gue lupa. Siapa nama lu? Mau istirahat bareng?" Tanya Aurora pada teman sebangkunya.

"Aku Carla, hayu ke kantin. Senang bisa kenalan sama kamu." Carla menjawab dengan ceria. Mereka berdiri, berjalan bersama menuju kantin.

"Lu campuran?"

"Ha?"

"Maksud gue, lu darah campuran? Kayak indo sama bandung gitu." Jelas Aurora.

"Iya, aku campuran Indonesia-Jepang, mamah orang Jepang dan ayah orang Indonesia." Jawabnya diselingi tawa pelan. Aurora membentuk huruf o pada mulutnya sebagai balasan.

"Wih, bangkunya masih banyak yang kosong. Mau duduk di mana Car?"

"Di sana aja, gimana?" Tunjuk Carla pada meja kantin yang berada di tengah.

"Oke." Mereka duduk di meja yang ditunjuk oleh Carla.

"Siapa yang mau pesen?" Tanya Aurora lagi. "Gue aja dah," lanjutnya sebelum Carla menjawab. "Lu mau apa?"

"Mie ayam aja, gapapa?"

"Ya gapapa, duit-duit lu ini. Gue kan cuman pesenin doang," lalu Aurora mengambil uang yang diberikan Carla.

"Teh, mau mie ayam dua ya. Di bangku yang ono noh, yang ada orang dikuncir dua." Kata Aurora sambil menunjuk Carla yang sedang tersenyum.

"Wokey, beres neng. Nanti saya anterin ke sana." Ucap teh Nani, penjaga mie ayam. Aurora berucap terima kasih dan kembali ke mejanya.

"Ini pada gak istirahat apa, sepi amat." Ujar Aurora

"Mungkin gurunya belum pada keluar? Jadi belum istirahat."

"Parah amat, kan udah bel istirahat juga." Carla hanya terkekeh. Mereka berdua memainkan handphonenya, menunggu mie ayamnya diantarkan.

"Boleh kita duduk di sini?" Aurora mendongak dan langsung mengubah raut wajahnya menjadi ceria.

"Oh. Hai Fakhri! Hai juga Lion!" Fakhri tersenyum ramah sedangkan Lion hanya menatap sekilas Aurora dengan wajah datarnya.

"Car, sini Car. Lu gak mungkin mau duduk di samping salah satu dari mereka kan?" Tanya Aurora, tersenyum mengerikan. Carla pindah di samping Aurora, berhadapan dengan Lion.

"Iyaa hehe, enggak kok."

"Kalian udah pada pesan makanan?" Tanya Fakhri ramah.

"Udah, pesen mie ayam. Kalian udah pesen?" Tanya balik Aurora.

"Udah, pesan bakso." Jawabnya tersenyum.

"Permisi neng mas, ini mie ayamnya."

"Terima kasih, teh." Kata Carla.

"Iyoo makasih tehh!" Ucap Aurora semangat setelah melihat mie ayam yang menggiurkan.

"Sama-sama neng," jawab teh Nani. Beberapa menit kemudian, pesanan Fakhri dan Lion datang.

"Punten punten, nih babakso na," ucap mas tukang bakso.

Aurora bertanya dengan semangat, sambil mengunyah mie ayamnya. "Wih, orang sunda mang?"

"Iya teh," jawab mas tukang bakso.

"Namanya siapa mang?"

"Ujang teh," jawabnya lagi.

Aurora mengepalkan tangannya dan mengarahkannya ke mang Ujang. "Tos dulu dong mang, kite sama, orang sunda." Mang Ujang mengikuti permintaan Aurora.

"Yey! Tingg-"

"Makan dulu Ara, ya? Mang Ujang nya juga kan mau layanin pelanggan yang lain." Ujar Fakhri dengan lembut. Aurora mengangguk.

"Kalo gitu punten teh, mas." Pamit mang Ujang.

"Lu sama dia udah temenan dari lama?" Aurora melirik Lion.

"Hm bisa jadi, teman dari kecil."

"Pantesan," Aurora mangguk-mangguk. "Keliatan akrab banget meskipun diem-diem." Fakhri terkekeh.

"Kalian eng-uhuk! Uhuk!" Aurora tersedak daging ayam dan sambal di mie ayam.

Lion langsung bergegas memberikan minumannya, es teh manis. "Makanya, habisin dulu. Baru ngobrol." Kata Lion. Aurora meminum es teh manis tersebut dengan rakus.

Aurora dan Carla lupa memesan minumannya. "Ini buat Carla. Tapi maaf cuman akua botol," Fakhri menyerahkan akua botolnya saat melihat Carla kepedasan.

"Iya gapapa, makasih Fakri. Nanti aku ganti," balas Carla.

"Gak usah," jawab Fakhri.

Apa-apaan ini! Aurora berniat pura-pura tersedak -ya meskipun ia tersedak sungguhan, agar Fakhri memberikan minumannya. Lalu kenapa malah Lion yang hampir saja dihapus dari daftar kandidat jodoh Aurora yang memberikannya minuman.

Tapi tidak apa-apa. Karena Lion tampan, peka, pengertian, lebih tinggi darinya, dan terlihat seperti orang kaya maka ia akan kembali memasukan Lion ke dalam daftar kandidat jodohnya.

•Older Me•

salam jodoh, rangurlazy

𝐎𝐥𝐝𝐞𝐫 𝐌𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang