40. Butuh Kepastian

208 45 20
                                    

Cowok juga butuh kepastian

-Lea
.
.
.

Malam minggu kali ini terasa berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam minggu kali ini terasa berbeda. Sejak terakhir kali Keenan menjemput Fiola dan Papanya sepulang dari Jogja, mereka belum bertemu lagi.

Fiola ingat saat terakhir kali bertemu atau lebih tepatnya dua minggu yang lalu, Keenan mengatakan bahwa pria itu tengah sibuk menyusun tugas akhirnya, terlebih ia juga mengikuti proyek dosen sehingga kesibukannya benar-benar bertambah

"Kangen Keenan." Celetuk Fiola saat dirinya tengah menonton drama korea bersama Lea. Daniel juga sedang ada acara sehingga Lea juga tidak bermalam mingguan. Maka dari itu menonton drama korea menjadi salah satu hal yang palling cocok untuk dilakukan.

Lea yang semula sedang fokus menonton pun langsung menoleh. "Lah.. kalau kangen ya ketemu dong Fi.."

"Keenan lagi sibuk, gue takut ganggu."

"Ah iya, dia lagi ikut proyek dosen ya?."

Fiola mengangguk.. sungguh ia benar-benar merindukan Keenan.

"Btw Fi.. gue penasaran deh."

"Penasaran apa?."

"Aslinya lo anggap Keenan apa sih?."

"Maksudnya?."

"Ya lo anggap Keenan apa? Masa iya dari dulu cuma teman. Lo nggak mungkin nggak tahu kalau Keenan suka dan punya rasa sama lo kan?."

"Gue tahu.." Jawab Fiola lantas berbalik, ia merebahkan tubuhnya sembari menatap langit-langit kamar Lea. Perempuan itu menghela nafas. "Gue tahu kalau Keenan suka ke gue, gue tahu kalau sometime dia pengen ada something di antara kita, tapi gue belum bisa. Gue rasa gue juga suka sama Keenan, gue sayang banget sama dia, tapi gue belum bisa jika harus menjalin hubungan serius sama dia."

Lea menatap Fiola bingung. "Apa lagi? Apa yang membuat lo nggak bisa? Apa karena Papa lo?."

Fiola mengangguk. Ia tidak bisa memungkiri, meski kini hubungannya dengan sang Papa sudah membaik, tapi trauma itu belum sepenuhnya hilang.

Lea beranjak, lantas duduk dan menyilakan kakinya. "Fi.. gue tahu lo punya trauma, tapi satu yang perlu lo tahu. Nggak semua cowok itu brengsek. Nggak semua cowok itu akan melakukan hal yang sama seperti yang Papa lo lakukan."

Fiola menghela nafas. "Gue tahu Le.. tapi sulit. Gue udah coba untuk membuka diri dan membuka hati gue untuk Keenan, tapi gue belum sepenuhnya bisa. Di saat gue yakin, gue selalu terbayang kalau Keenan bakalan ninggalin gue."

Kini giliran Lea yang menghela nafas. "Sekarang gue tanya. Pernah nggak Keenan dengan sengaja ninggalin lo? Pernah nggak Keenan ingkar janji sama lo? Pernah nggak dia ngebohongin lo dan bikin lo sakit hati?."

Dear Keenan (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang