"Hhh hh.." Kepala Kageyama pusing dalam artian yang baik. Ia sudah telanjang bulat. Tubuhnya masih terus tersentak dan bergumul dengan Sakusa. Keringatnya meleleh deras membuat kulit mulus yang penuh tanda itu jadi terlihat mengkilat.
Tangan kanan Sakusa tengah mencekik leher Kageyama. Rasanya lebih nikmat bagi keduanya saat ada sedikit rasa sakit yang ditaburkan. Kageyama menggeram sambil meremas lengan kekar Sakusa. "Hhhh.." Dadanya membusung dan lidahnya menjulur keluar.
Sampai Sakusa menyadari ponsel Kageyama berdering diatas nakas. Pria itu mendengus, niatnya ingin ia tutup langsung bahkan sempat ingin dia banting karena begitu mengganggu. Namun, saat menyadari nama si pemanggil, alis Sakusa menukik.
"Miya Atsumu." Mau apalagi pria itu. Mengingat perkelahian tidak fair yang dikakukan pria itu, bagaimana ia hendak membodohi Tobio, bahkan berniat merebutnya kembali membuat Sakusa mendidih.
Hujamannya menjadi kasar karena amarah. Napas Kageyama tersenggal-senggal. Liurnya sudah meleleh banyakkekuar daei mulutnya. Membuat wajahnya terlihat sangat becek. "Ahhh yoomi.. Hhh ahhh.."
Ah Sakusa memiliki ide brilian. Dia mengangkat panggilan, mengaktifkan loudspeaker, lalu meletakkan disamping Kageyama.
[Tobio—]
"Ouhh!! Ahhhsss ss" Kageyama mendesah dan medesis saat Sakusa menyentaknya kuat sambil mencubit putingnya.
[Apa yang sedang kau lakukan Tobio? Jangan menggoda—]
"Dia tidak sedang menggodamu. Dia sedang menggodaku." Sakusa menyeringai.
[Si brengsek ini!! Apa yang kau lakukan pada Tobio!! Berikan telpon ini pada kekasihku, aku ingin bicara padanya!]
Sakusa menertawakan ucapan Atsumu. "Dasar orang halu. Dia milikku. Kau tanya tadi aku sedang apa? Dengarkan baik-baik"
Sakusa meremas pinggul Kageyama, terlihat bekas jari keunguan disana. "Ahhh yoomi.." Kageyama menggigit bibir sambil kepalanya menyentak kebelakang. Sakusa sengaja menarik penisnya lambat ke luar. Lalu dengan kuat ia menyentaknya masuk kembali ke dalam.
"AAHH!! HHh hh y-yoomii pelannhh.." Dada Kageyama sampai membusung dan air matanya tambah mengalir.
Sakusa semakin menyeringai. Ia yakin Atsumu mendengarnya. Mendengar suara kulit bertubrukan, menyatu, desahan Kageyama, dan rintihannya yang mendamba akan Sakusa.
"Kau dengar. Aku sedang bercinta dengan kekasihku. I'd fuck him better than anyone else."
[...]
"Kau sebut dirimu kekasihnya? Hahah aku telah menyetubuhi Tobio sampai dia lupa dengan namanya sendiri, apalagi kau yang cuman mantan tidak berarti apa-apa untuknya."
"Y-yoomi.. K-kiss me.." Kageyama berusaha meraih Sakusa. Dia ingin afeksi lebih.
Sakusa tersenyum. "Sure my baby.." Sakusa memeluk tubuh Kageyama, menjilati permukaan bibir basahnya sebelum lidahnya menginvasi ke dalam mulut.
"Mhh.." Tangan dan kaki Kageyama melingkari tubuh Sakusa. Membuat keduanya tak berongga dan terasa panas.
.
.
.Tangan Atsumu mengepal. Telinga dan batinnya terasa panas. Pria itu membanting ponsel membuat Suna dan Osamu yang juga ada disana tersentak.
"Oi! Gila kau marah-marah sendiri!" Ujar Suna.
"BANGSAT!!" Atsumu menarik kerah Suna dan tanpa basa basi menonjok wajahnya. Osamu yang melihat segera cepat-cepat melerai. "Oi oi!" Apa pula Atsumu tiba-tiba kesetanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Red (SakuKage) End
Fanfiction[Mature Content 🔞] Anugerah dan bencana, keduanya datang tanpa bisa dipilih. Demi menyelamatkan sang kakak, Kageyama rela melakukan apapun. Termasuk bekerja menjadi seorang penghibur di sebuah club malam milik Sugawara bernama "Dark Red" Disclaimer...