Kalau ada yang bisa ia tukarkan hari ini, ia ingin menukarkan Ryano dengan sebongkah berlian, hanya saja Ryano tidak pantas ditukarkan dengan sejenis Berlian, melainkan segerobak sampah, sepertinya lebih pantas menjadi nilai tukar tambah Ryano.Seperti saat ini ketika selesai bermain basket pemuda itu malah menghampirinya kemudian merampas botol minumnya dengan sangat tega.
Pasalnya ia sedang makan cimol dan baru aja membuang plastiknya, dan disaat ia ingin mengambil botol minum di dalam saku tasnya, sangat kebetulan ini bertepatan jam pulang sekolah, sosok Ryano malah menjambretnya.
Aira membelalak ketika Ryano menegak minumannya sampai kandas, kemudian tersenyum lebar menutup botol minumannya tanpa merasa bersalah.
“BRENGSEK!!” Aira spontan melompat menjambak rambut Ryano bringas, bahkan ia tak segan-segan meluapkan emosinya dengan umpatan bertubi-tubi.
Ryano yang meringis kesakitan, berusaha melepaskan diri dari amukan Aira yang benar-benar diluar dugaannya.
“Ampun Ra! Sakit, AIRAA!!” teriak Ryano memegangi kepalanya bahkan rasanya hampir botak.
“Lo tahu enggak pedasnya nih saos Cimol kantin?! Elo malah tega-teganya jambret minuman gue yang tinggal sedikit!! EMANG ANAK SETAN LO!!” Aira kembali menarik bringas rambut Ryano, walau seketika tubuhnya di dorong oleh Ryano, membuat jambakannya terlepas begitu saja.
“KALAU GUE BOTAK GIMANA, HAH?!” teriak Ryano emosi.
“BODOAMAT RYANTO!”
“Ryano!”
“Ryanto!”
Aira mengdengus kasar membuat Ryano kicep, walau keduanya menepi ketika melihat Fauzan keluar dari ruangan.
Aira kini menatap dendam sekaligus menatap sedih botol minumnya yang sudah kosong. Lehernya yang seret penuh dahaga dan masih merasakan sisa pedas makanan, kini jadi nelangsa.
Mau heran, tapi itu Ryano
Apa ini sebuah kutukan untuknya? Dipertemukan dengan Ryano, yang pada awalnya ia kira berkah ternyata petaka.
“Sialan lo!” Aira maju memungut botol minumnya yang sudah kosong, dan menatap tajam Ryano.
“TUH DEGEM LO BANYAK! NGAPAIN JAMBRET MINUMAN GUE, HAH?! TINGGAL MINTA JUGA DAPAT!!” teriak Aira emosi, ditambah melihat banyaknya fans Ryano di lapangan sedang memperhatikan mereka berdebat di koridor.
“Yah, air minuman elo enak, lagian gue gak bisa minum es, sayangku!”
“SAYANG SAYANG KEPALA LO!” teriak Aira emosi hampir menggulung lengan bajunya ingin membogem mulut Ryano.
“Jangan teriak-teriak elah, Ra!” Ryano spontan menarik lengan Aira yang ingin pergi dengan wajah jutek.
“Ngapain pegang-pegang?!” sinis Aira melirik lengannya yang di pegang Ryano.
“Lo marah?”
“Lo pikir aja sendiri?”
Fauzan yang menonton perdebatan itu sedaritadi, seketika bertepuk tangan. Berseru ntah karna apa jadi mengalihkan atensi dua remaja yang sedang berdebat panas itu.
“Gelud mulu ntar kawin!” celetuk Fauzan yang membuat Aira ingin maju menghantam kepala Fauzan, namun di tahan oleh Ryano.
“Istighfar, Ra! Emosi mulu, Pms lo?” Tahan Ryano kemudian mengusir Fauzan yang sudah cengar-cengir gak jelas.
“Gak usah pegang-pegang, tangan lo penuh dosa!” tukas Aira pedas, kemudian berjalan meninggalkan Ryano dengan emosi yang masih mengepul di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Is Still Just?
Teen Fiction"Kenapa cewek-cewek suka cowok Bad boy?" Tanya Aira menatap cowok di sampingnya yang sudah babak belur berkelahi dengan anak sekolah depan. "Karna cowok Bad Boy itu ganteng!" jawab Ryan cepat buat Aira menggeleng tidak setuju. "Kalau cowoknya penyak...