New Friend ?! [2]

223 22 2
                                    

Hari sudah menjelang malam jadi sudah waktunya aku melakukan patroliku biasanya, Wade sudah kembali beberapa menit yang lalu.

Kami memakan banyak sekali makanan Starbucky, "Jika aku meminta Starbucky mungkin dad akan memberikannya.. hahaha"

"Hey babe" Sapa seseorang yang kurasa familiar dengan suaranya, "Wa-deadpool?"

Aku yang tadi nya duduk reflek berdiri saat aku sadar kalau setengah topeng spiderman ku terbuka, "Ekhem, can you stop calling me babe? We aren't in a relationship you know"

"For now, ini roti isi coklat aku beli lebih tadi" Aku mau tak mau menerima uluran roti yang ia berikan, demi mempercepat masalah.

Tunggu sebentar.. for now katanya?

"Kau membeli lebih.. tapi kau sendiri tidak memakannya" Ucapku setelah keheningan yang cukup membuat detak jantung terdengar, ini tidak seperti kelihatannya detak jantung memang sudah biasa bukan begini?

Benar bukan?

"Aku sudah makan sebelum kemari" Aku mangut mangut saja sambil terus memainkan roti yang tadi ia berikan, aku akan memakannya nanti saat sudah di tower. Kalau disini agak berbahaya sedikit.

Aku mulai merasa keheningan jadi aku berdiri untuk berinisiatif pergi, melanjutkan patroli tentunya.

"Aku harus pergi, kau tahu patroli, aku belum menyelesaikannya"

Ia mengangguk jadi aku langsung saja menembak web shooterku ke gedung yang lain lalu bergelantungan.

***

Aku sudah kembali dari patroli malam yang sebenarnya agak membosankan, tidak ada kejahatan setelah malam lusa, kejadian penembakan seorang pemilik toko bunga.

Aku menemukan uncle Loki sedang duduk dengan buku mantra di tangannya, ia sedang sibuk membaca aku jadi ragu untuk mengucapkan selamat malam kepadanya. "Night spideykid, bagaimana patrolimu?"

"Semuanya baik-baik saja-" Aku melepaskan topengku lalu ikut duduk di sofa sambil memakan beberapa roti yang tadi diberikan Deadpool "-agak membosankan juga, kurasa karna tidak ada lagi penjahat"

"Darimana kau mendapatkannya?" Aku menatap uncle Loki yang sudah menutup buku mantranya lalu menatap kearahku, aku bingung dengan pertanyaannya. Aku hanya menatap manik mata yang berwarna zamrud itu untuk meminta penjelasan lebih. "Rotinya"

"Temanku memberikannya"

"Really? Kupikir kau tidak punya teman selain anak obesitas, seorang homelesss, perempuan dengan.. yah kau tahu sendiri kebiasaan menyendiri di gubuk"

Kurasa itu penghinaan, "Aku juga punya teman cantik"

"Biar kutebak kau suka dengannya?" Aku menggeleng pasti, karna memang benar begitu adanya. "We're just friend, dan kurasa dia tidak akan tertarik dengan mutan laba-laba sepertiku"

Uncle Loki mangut lalu menatap kosong kearah pintu tower yang mengarah keluar, ia menatap langit malam yang begitu menenangkan.

Aku baru sadar kalau ternyata hanya ada uncle Loki di ruangan yang biasanya dipenuhi oleh sekumpulan superhero. "Merayakan sesuatu-"

Uncle Loki menghentikan perkataannya seperti berusaha mengingat merayakan sesuatu itu apa, "Birthday party anak kecil yang begitu cerewet"

"Morgan.. party" Uncle Loki mengangguk lalu mengantarku ke kamar, "Good night, my spideykid"

"Uncle Loki akan meraya-"

"Mengambil banyak waktu yang tersisa untuk bersama dengan paman dewamu yang satunya"

Aku tak paham dari perkataan uncle Loki tapi aku hanya mengangguk lalu menutup pintu, aku merebahkan tubuhku di kasur empuk.

Aku memejamkan mataku setelahnya aku sudah diajak berkeliling oleh mimpi yang indah.

***

Aku tak ingat kenapa hari ini sunyi sekali, aku keluar kamar lalu segera menuju dapur karna kurasa semuanya sudah berkumpul disini, tapi nihil.

Tidak ada seorangpun disini, dan bahkan uncle Loki tidak terlihat ada rambut hitamnya yang panjang itu.

"Kid?" Suara yang familiar, itu suara uncle Thor dan sepetinya ia terlihat kelelahan. Aku barusadar kalau yang mengekorinya di belakang adalah uncle Loki, wait what.. mereka dari kamar yang sama.

"Kurasa tidak ada makanan disini, bagaimana Loki?"

"Jangan tanyakan padaku, kak, lakukan seperti biasanya kalian lakukan saat tidak ada makanan di meja"

"Aku akan mencoba membuat pancake"

"No kid / Tidak usah" Ucap mereka bersamaan, tapi yang kutahu mereka berdua kelelahan dan uncle Loki menjawab perkataan ku tadi dengan suara yang serak.

Pancake sudah selesai setelah banyak sekali perdebatan mengenai pembuatan pancake barusan, yang penting bisa dimakan.

"Enak?"

"Yah, sudah pasti kalau uncle Loki yang membuat ini"

Kulihat uncle Thor menatap datar sepertinya kecewa dengan kerja kerasnya sedaritadi, "Kalau tidak ada uncle Thor kurasa uncle Loki akan kesusahan"

"Makanannya enak karna dibuat bersama-sama" Ucapku lagi, barulah keduanya merasa senang lalu melanjutkan sarapan dengan uncle Thor yang mengambil pancake lagi tapi kali ini dengan taburan saus cokelat diatasnya.

***

Hari menjelang siang dan para superhero lainnya belum pulang dari acara birthday Morgan--anak kandung Dad dengan Mrs. Potts--aku melihat keluar jendela lalu mendapati uncle Loki sudah siap dengan pakaian khas Midgardnya .

"Kita akan menikmati jalan-jalan selama yang lain tidak ada" Aku hanya mengangguk lalu berjalan masuk ke kamar, mengambil jaket biru muda lalu segera kembali ke tempat yang tadi. "I'm ready"

***

Kami bertiga berjalan biasa di sekitaran tower awalnya sebelum uncle Thor memutuskan kalau mereka harus berjalan lebih jauh lagi.

"Kita harus menikmatinya selagi bisa"

"Hungry, kid?"

"Not really, kita sudah menghabiskan pancake tadi, aku tak yakin masih bisa makan atau tidak"

Uncle Loki mangut-mangut lalu berjalan kearah penjual yang menjual crepe berbagai varian, uncle Thor membeli beberapa tentunya dengan credit card--kurasa itu milik dad--lalu kami pergi menggunakan taxi ke arcade, tempatku dan uncle Loki bermain dulu.

Banyak wahana disini.
Tapi tidak ada satupun wahana untuk uncle Thor, uncle Loki mengusulkan untuk bermain "zombie shooter". Kurasa aku juga akan mengusulkan hal yang sama jika melihat fisik uncle Thor.

Aku menang banyak dari uncle Thor karna itu aku mendapat banyak sekali karcis berwarna merah yang bisa ditukar dengan benda yang dipajang di etalase dekat kasir.

Di sebelah permainan barusan ada dua layar besar yang menunjukkan nama permainannya serta ada lantai dengan pijakan khusus, "let's dance !".

Aku dan uncle Loki kali ini yang memainkan permainannya sedangkan uncle Thor hanya berdiri diam sambil mengamati.

Permainannya seri, tak kusangka uncle Loki sangat terampil di permainan yang menggunakan keluwesan otot, dari yang kulihat uncle Loki terlihat kaku jadi aku sempat berpikir meremehkannya.

Aku sedang mencari permainan lainnya, lalu berhenti tepat di dua motor yang terpasang dengan layar kaca didepannya. Ini semacam permainan balap.

Barusaja ingin memasukkan koin kedalam kotak sedang dibawah layar barusan, "Peter..?"














¤ To be continued ... ¤

You aren't my dad, Mr. StarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang