" Ayaahhhh! Anakmu lari-larian ga pake baju, ini, lhoo! "
Jongho datang memenuhi panggilan. Ia baru keluar kamar mandi dengan penampilan acak-acakan.
" Anakmu juga, Pahh. ", jawabnya
Mingi berdecih, kembali fokus pada masakannya di panci.
Sebentar lagi pukul 6:30, satu masakan lagi dan sarapan siap. Setelah itu Mingi pergi mandi dan sarapan bersama keluarga kecilnya.
" Kakakk, bajunya dipake dulu, sini! "
" Nda mauu! "
Mingi mengabaikan sahut-sahutan tersebut. Anak dua tahunnya menyembunyikan diri dibalik kaki-kaki panjangnya. Dapat Ia dengar suara Jongho yang menuruni tangga. Tangan suaminya membawa sepotong baju kecil warna hijau muda.
" Paaa, Kakak ga mau pake baju. Yang ga pake baju ga boleh sarapan, yaa! "
Balita di kaki Mingi mencebil, mendongak minta perhatian Papanya, yang tak digubris sama sekali rupanya. Kedua mata bulat turunan Ayahnya berkaca-kaca.
" Kakak kalo ga pake baju, ga boleh makan. Kalo makan harus pake baju. Nurut, ga sopan kalo bugil. "
Jongho terkekeh puas melihat anaknya berjalan mendekat kearahnya. Hanya memakai diapers yang membuat pantatnya terlihat bergoyang lucu ketika bergerak.
" Pegangan pundak Ayah. Pertama masukkan kaki kanan.. lalu kaki kiri. Iya, begitu. Diangkat kakinya, Nak. "
Suara-suara harmonis itu adalah pemanis keluarga kecilnya di setiap pagi. Jongho adalah sosok kepala keluarga yang telaten. Ia pengertian dan tidak gengsian. Sejak bayi, mengganti popok dan membersihkan pup, pun, Ia lakukan. Bahkan tak malu atau keberatan menggendong putra kecil mereka di teras rumah atau halaman belakang.
Mingi bangga memiliki Jongho-nya.
" Yah, aku mau mandi dulu. "
" Iya, mandi aja gapapa. Biar Junho sama aku. "
Setelah dipersilahkan, Mingi berlalu ke kamarnya dan Jongho. Membawa setelan pakaian bersih dari almari, membawanya keluar kamar lagi untuk pergi ke kamar mandi.
.
.
.
.
" Junho baik-baik, ya, di rumah sama Paman Hwa. Jangan nakal, habis mandi harus pake baju. Kalo ga pake baju ga boleh makan siang! "
Seonghwa tertawa geli mendengar penuturan Jongho pada putranya sendiri. Ia mengusak gemas rambut mangkuk anak balita yang telah Ia anggap keponakannya.
" Kak Hwa, kami berangkat, yaa. Kalo ada apa-apa, telpon aja. ", kata Mingi
" Sip! "
Seonghwa dan Junho sama-sama melambaikan tangan pada kepergian mobil Jongho.
Di perjalanan menuju masing-masing tempat kerja, keadaan di dalam mobil tak dihiasi percakapan. Hanya gumaman merdu Jongho yang melantunkan lagu di radio.
" Pa, makasih. "
" Buat? ", Mingi menaikkan satu alis
" Buat semuanyaa. "
" Semuanya, tuh, apa, Yahhh. "
Jongho tertawa geli, fokus mengganti perseneling mobil, " Makasih udah mau habisin sisa hidup bareng aku. "
Mendengar itu Mingi mendengus geli, berusaha menahan senyum di posisinya menatap keluar jendela, " Ih, apa, sih, kok tiba-tiba. "
" Dulu dapetin Papa, kan, susah.. ", Jongho membelokkan kemudi, " Juteknya minta ampun. Mana harus saingan sama Yunho. Suka insecure bahkan cuma masalah tinggi badan doang. "

KAMU SEDANG MEMBACA
ATEEZ SHI- [VOL. 1]
FanfictionPiece a sh!t of me Kumpulan mentahan ide fanfic ATEEZ yang mungkin akan dibuatkan buku full suatu hari NOTE: • random sh!t • as my mood • random pair • random (buku ini (VOL. 1 & 2) berisi kumpulan mentahan ide fanfik ATEEZ yang boleh dipergunakan s...