Keesokan harinya, akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba. Hari bersejarah bagi Konoha dan tentu saja bagi Naruto yang tinggal hitungan jam akan menjadi hokage ketujuh menggantikan Kakashi. Hari pelantikan Naruto telah diumumkan di lima negara besar shinobi dan mereka juga ikut memberi ucapan selamat pada Naruto dan ucapan terimakasih pada sang rokudaime hokage, Hatake Kakashi.
Pagi hari yang sibuk bagi Hinata karena ia harus mempersiapkan segala keperluan Naruto.
"ya ampun, aku harus cepat menyiapkan sarapan dan juga segera mengambil jubah Naruto-kun" ucap Hinata terburu-bura sambil memakai celemek masaknya.
"selamat pagi ibu"
"selamat pagi mama"
Ucap kedua buah hatinya sambil berjalan mendekati sang ibu.
"kalian sudah bangun? Tumben? Biasanya harus ibu panggil dulu" tanya Hinata meski ia tahu alasan anak-anaknya bangun lebih cepat hari ini.
"ya.. tidak apa-apa aku hanya terbangun karena ingin pipis saja-ttebasa" alibi Boruto.
"kalau aku tentu saja karena sudah tidak sabar melihat ayah memakai jubah" jawab Himawari dengan semangat penuh.
Hinata yang mendengar jawaban kedua anaknya, Boruto yang tidak ingin terlihat antusias dan Himawari yang sangat antusias.
Hinata kembali melanjutkan kegiatan memasaknya dan sesekali menatap jam.
"kalian berdua, apa kalian bisa bangunkan ayah untuk ibu?" ucap Hinata pada Boruto dan Himawari yang tengah membantunya menyajikan makanan di atas meja.
"baik" dengan semangat Himawari berlari menuju ke lantai dua.
"heeh? Jadi dia belum bangaun, hoooaaammm" ucap Boruto sambil menguap berjalan mengikuti Himawari.
Hinata lagi-lagi terkikik kecil melihat tingkah Boruto yang sedikit tsundere pada sang ayah padahal Hinata tahu bahwa si sulung juga antusias menunggu pelantikan sang ayah.
Di ruangan kerja Naruto, Himawari berjalan pelan-pelan lalu membuka pintu dengan perlahan agar sang ayah tak terbangun, padahal niat awalnya adalah untuk membangunkan sang ayah.
"papa" ucap lembu Himawari "papa bangun! Sudah pagi lo" lanjutnya sambil mencolek-colek sang ayah.
Dengan cara Himawari yang membangunkan Naruto dengan begitu lembut dan bahkan terkesan menggemaskan, tentu saja tak berhasil membuat Naruto membuka mata.
"kalau caramu membangunkannya selembut itu ayah tidak akan bangun" ucap Boruto "akan kakak tunjukan caranya" lanjutnya sambil mengambil kuda-kuda.
"heh?" Himawari yang keheranan melihat sang kakak yang mengambil kuda-kuda.
"BEGINI CARANYA" Boruto lalu melompat tinggi "AYAH, AYO BANGUUUUNNNN" Boruto akhirnya mendarat tepat datas perut sang ayah.
Naruto yang secara tiba-tiba mendapatkan serangan mengejutkan tentu saja langsung terbangun, namun naasnya dia juga harus merasakan kesakitan.
"benarkan?" ucap Boruto sambil memberi jempol pada sang adik.
"heeeh" balas Himawari.
"Boruto, apa tidak bisa bangunkan ayah lebih lembut?" protes Naruto sambil mengangkat sang anak dari perutnya.
"tadi Himawari sudah mencobanya tapi ayah tidak bangun-ttebasa" jawab Boruto.
"ayah dengar kok tapi ayah hanya-.."
"jangan banyak alasan ayah, ayo turun dan sarapan! Ibu sudah menunggu" potong Boruto sambil menarik tangan Naruto.
"iya-iya" dengan lemas Naruto ikut berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALAIKAT KECIL ✔
FantasyFANFICTION (Uzumaki Naruto & Uzumaki Hinata) Disclamer: Masashi Kishimoto/Mikio Ikemoto Pair: Naruto, Hinata, All character of Boruto: Naruto Next Generation In the village of Konoha . Cerita ini menceritakan tentang kehidupan Naruto dan Hinata set...