Tiga puluh tiga
"Ochi jangan gitu, ih," tegur Ojwala karena Ochi bermain dengan seenaknya, jika ada orang yang memainkan permainan yang diinginkannya maka anak itu tidak segan-segan untuk mendorong anak lain itu.
Ochi tidak mendengarkan ucapan Ojwala dan terus melakukan aksinya, seorang anak laki-laki menaiki ayunan yang diinginkan Ochi, tanpa pikir panjang anak itu mendorong anak laki-laki tersebut.
Anak laki-laki itu meringis karena tangan dan lututnya lecet, ia menatap Ochi tapi tidak ada raut wajah yang menandakan bahwa dia marah pada Ochi.
"Kenapa kamu dorong aku dari ayunan?" tanya anak laki-laki itu.
"Aku mau naik ayunan ini," jawab Ochi tanpa rasa bersalah, dia bahkan langsung duduk di ayunan itu tanpa memperdulikan anak laki-laki yang telah didorongnya tadi.
"Oh yaudah." Anak laki-laki itu berjalan ke pinggir dan duduk di tempat duduk yang terbuat dari ban yang dicat warna-warni.
"Hai, aku Ojwala."
Anak laki-laki itu tersenyum. "Aku Aditya."
"Aku abangnya Ochi, anak perempuan yang dorong kamu itu," ucap Ojwala lalu menunjuk Ochi.
Aditya hanya tersenyum dan kembali melihat telapak tangannya yang lecet.
"Aku bawa hansaplast, sini aku Pakaikan."
Ojwala menarik tangan Aditya dan menepuk-nepuk tangan Aditya dengan pelan agar pasir-pasir yang menempel segera jatuh, setelah dirasa bersih barulah Ojwala menempelkan hansaplast itu dengan perlahan, tidak hanya di telapak tangan, Ojwala juga melakukan hal yang sama pada lutut Aditya.
"Aku minta maaf karena adik aku dorong kamu, ya? Dia memang agak nakal, tapi sebenarnya dia baik kok."
"Nggak apa-apa, Kak, terimakasih ya Kak karena udah ngobatin aku," balas Aditya.
Ochi yang melihat abangnya sedang bersama anak laki-laki yang tadi didorongnya langsung berdiri dan menghampiri mereka berdua.
"Abang."
"Ochi minta maaf sama Aditya karena tadi kamu udah dorong dia," titah Ojwala.
"Nggak apa-apa, Kak, Ochi juga nggak sengaja." Aditya yang menjawab.
"Ochi sengaja tuh, soalnya dia mau main ayunan."
Aditya menatap Ochi yang wajahnya terlihat kesal. "Nggak apa-apa, Kak, Ochi pasti nggak tau kalau aku bakalan jatuh." Aditya membela Ochi karena tidak tega melihat Ochi yang dimarahi oleh abangnya.
"Ochi nggak tau kalau dia bakalan luka-luka," ucap Ochi membenarkan ucapan Aditya.
"Namanya Aditya," ucap Ojwala dengan maksud memberitahu.
"Aditya, Ochi minta maaf, tadi Ochi mau main ayunan, tapi semua ayunannya penuh, dari semua orang, cuma kamu yang mukanya kelihatan baik, makanya Ochi berani dorong kamu," ucap Ochi menjelaskan alasan kenapa dia mendorong Aditya.
"Nggak apa-apa, Ochi, tapi kamu jangan dorong orang lain lagi, ya? Kalau kamu mau main, bilang aja biar bisa gantian, tapi jangan didorong. Oke?"
Ochi mengangguk lalu tersenyum. "Kamu baik banget."
🐬🐬🐬
"Ta, Bunda tau kamu sedih, tapi jangan sampai kamu tenggelam dalam kesedihan ini sampai melupakan Meesam dan anak-anak kalian," ucap Mina dimana kini hanya mereka berdua yang berada di ruang rawat inap Laqueta.
"Iya, Bunda," balas Laqueta pelan.
"Meesam juga sedih, jangan sampai kamu marah kepada Meesam karena kondisi kamu sekarang, karena Meesam juga tidak ingin hal ini terjadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Byakta Family [Selesai]
Ficção GeralIni kisah Laqueta setelah menikah, aku sarankan untuk membaca cerita 'Laqueta' terlebih dahulu ❤ Sifat Laqueta tidak akan bisa berubah walaupun status dan kehidupannya telah berubah. Setelah memiliki keluarga kecil yang tampak sempurna, Laqueta teta...