Beautiful Scars

631 70 18
                                    

RING RING RING

Dahyun terbangun mendengar alarm yang berbunyi di samping ranjangnya. Ia lalu mematikan alarm dan menggeliatkan tubuhnya. Tidak lupa ia juga mengecup singkat kening istrinya yang masih terlelap. Namun, karena merasa dikecup oleh Dahyun, Sana pun terbangun.

"Oh, tuan putri sudah bangun." Dahyun mengecup kening Sana untuk kedua kalinya.

Sana lalu melilitkan selimut ketika sadar tubuhnya tidak tertutup apapun.

"Buat apa ditutup? Aku sudah melihatnya." Dahyun bermaksud untuk membuka lilitan selimut di tubuh Sana.

Sana semakin mengeratkan lilitan selimut di tubuhnya ketika Dahyun mencoba untuk membukanya. "Aku belum siap untuk melakukannya lagi, Dahyun. Tubuhku tidak sempurna."

Dahyun berdiri dan memperlihatkan tubuhnya yang tidak tertutup apapun. "Memangnya tubuhku ini sempurna? Banyak selulit menghiasi paha dan lenganku, Sana."

"Setidaknya payudaramu tidak pernah tersentuh pisau bedah. Berbeda denganku."

Dahyun kembali duduk di ranjang dan menatap intens istrinya itu. "Kamu malu?"

"Bagaimana mungkin aku tidak malu jika punyaku saja berbeda denganmu, Dahyun?" Sana tertunduk malu dan meraba payudara.

Melihat Sana yang ingin menangis, Dahyun memeluk tubuh istrinya itu dengan sangat erat. Sana pun menangis di pelukan Dahyun. Air mata Sana membasahi pundak Dahyun.

Dahyun hanya mengusap lembut punggung Sana ketika pundaknya basah karena air mata Sana.

"I'm such a crybaby, aren't I?" Sana melepas pelukannya dan menatap Dahyun.

Dahyun menggeleng dan mengusap air mata Sana yang menetes, "No, you are not a crybaby, Sana. You are strongest woman I've ever known and I'm glad to be your wife."

Sana membuka lilitan selimut yang melilit tubuhnya. Ia lalu meraba payudaranya. "Dahyun, you're not scared of these?"

Dahyun melihat payudara yang ditunjuk oleh Sana. Terdapat bekas luka pasca operasi mastektomi yang pernah dijalani Sana beberapa tahun yang lalu. "Why should I be scared of those? Those scars are proof that you're a survivor, Sana. A breast cancer survivor. To me, those are really beautiful scars."

***

Setelah makan pagi, Dahyun membawa Sana ke tato artis.

"Kamu kenapa bawa aku ke sini?" tanya Sana ketika di ruang tunggu.

"Nanti kamu juga tahu," ucap Dahyun.

NYONYA KIM SANA

Mendengar nama istrinya dipanggil, Dahyun berdiri. "Ayo."

"Bukan kamu yang mau bikin tato?" tanya Sana.

"Lihat saja nanti."

Dahyun dan Sana memasuki sebuah ruangan yang ditunjuk oleh sang resepsionis. Di ruangan tersebut mereka disambut seorang wanita bernama Chaeyoung.

"Halo, Hyun." Chaeyoung memberi salam. Chaeyoung melihat Sana yang berdiri agak jauh dari Dahyun, "Dia pasti istrimu?"

Dahyun menarik tangan Sana yang berdiri agak jauh darinya. "Buatkan kami tato yang sama dengan foto ini, Chaeng. Khusus untukku hilangkan 'survivor'-nya." Dahyun menyerahkan selembar foto pada Chaeyoung.

" Dahyun menyerahkan selembar foto pada Chaeyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source: fox6now.com)

"Is your wife a breast cancer survivor?" tanya Chaeyoung pada Dahyun.

"She is," jawab Dahyun. Dahyun lalu menyerahkan selembar foto yang lain pada Sana. "Kamu mau ditato seperti ini?" tanya Dahyun pada Sana.

 "Kamu mau ditato seperti ini?" tanya Dahyun pada Sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Source: today.com)

Sana melihat foto yang diserahkan oleh Dahyun. "Kamu nemu aja sih foto kayak gini tuh."

"Mau?" tanya Dahyun memastikan.

"Mau." Jawab Sana.

"Ok, Chaeng. Mulai dari Sana dulu, ya." Pinta Dahyun pada Chaeyoung untuk memulai menato pergelangan tangan Sana.

***

Setelah menghabiskan waktu hampir seharian di tato artis, Dahyun dan Sana pulang ke rumah. Setelah menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Sana, Dahyun menuju kamarnya.

Di kamar, Sana berdiri di depan cermin dan memperhatikan bagian atas tubuhnya yang telah dipenuhi tato yang indah sehingga menutup ketidaksempurnaan yang ada pada tubuhnya.

"Indah, 'kan?" tanya Dahyun memeluk Sana dari belakang. "Mulai sekarang jangan malu lagi ya sama tubuh kamu sendiri."

Sana menurunkan kaus yang dikenakannya.

"Kenapa diturunin? Masih malu?" Dahyun bertanya ketika Sana menurunkan kausnya.

"Takut kamu hilang kendali." Balas Sana yang mendapat tawa dari Dahyun.

"Justru kamu bilang kayak gitu bikin aku kepikiran, habis makan malam ya." Dahyun menyeringai penuh arti.

Sana tidak mengindahkan ucapan Dahyun dan keluar dari kamar menuju ruang makan untuk makan malam.

"Sana! Kok aku dicuekin sih." Dahyun mengejar istrinya itu ke ruang makan.

FIN.

Anthology: MiHyun & SaiDaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang