60. promise you

1.9K 282 23
                                    

1

2

3

Let's read my story'

.
.
.

Beby POV

Aku sudah di kampus tanpa kekasihku. Ya aku tidak pergi bersamanya ke kampus karna aku masih marah padanya. Apa apaan dia! Sejak semalam aku menghubunginya tapi tak ada balasan satupun darinya.

Aku, sooya dan win akan pergi ke caffetaria. Kami membutuhkan sarapan sebelum aku akan mencincang tubuh seseorang karna tidak memberi kabar.

Sebelum kami sampai di caffetaria aku berpapasan dengan orang yang ingin aku cincang. Itu dia kekasihku.

Aku memasang wajah jutekku padanya. Tak perduli! Kesalahannya tak memberi kabar dan membuatku khawatir lebih dari wajah dinginku.

"Hai.." dia menyapa seperti biasanya. Dia memeluk dan menciumku. Aku tidak membalasnya dan membiarkannya. "Kamu sudah sarapan?" Dia bertanya dengan manis. Aku menyilangkan tanganku dan mendesis.

Aku mendengar sooya dan win terkekeh. "Sepertinya pertanyaanmu salah nanon? Tanyakan yang lain" sooya berkata padanya.

Aku membuang wajahku dan Tidak menatapnya. "Apa? Aku tidak mengerti" katanya dan God! Benarkah? Dia masih bicara begitu?. Idiot!.

"Oh! Sepertinya ini akan menjadi perang lagi?. Soy.. sebaiknya kita duluan ayo" win berkata. Sooya mengerti dan mereka berjalan lebih dulu meninggalkan kami.

Aku masih menyilangkan tanganku padanya.

"Sayang aku_"

"Pergilah! Aku tidak ingin bicara padamu!" Kataku mendesis dan akan pergi tapi dia menahanku.

"Sayang.. tunggu! Ok katakan padaku ada apa?" Tanyanya dan serius dia bahkan bertanya ada apa? Lagi?.

Aku berbalik dan menatapnya dingin. "Serius? Kamu bahkan masih bertanya?" Kataku dan dia mengerutkan dahinya padaku.

Aku mendengar dia menghela nafasnya. "Sayang... Ok maafkan aku... Katakan apa itu?" Tanyanya dan aku memutar bola mataku.

Aku menarik telinganya yang membuatnya meringis kesakitan. "Dasar bodoh! Bagaimana mungkin kau Tidka menyadarinya huh?! Aku sudah hampir setengah mati menunggu balasan pesanmu semalam dan kau malah bertanya ada apa?! Ck! Dasar idiot!!!" Aku menggeram sambil menarik telinganya. Tak perduli dia akan kesakitan.

"Yah! Beb.. maaf aku lupa.." dia berkata memegangi telinganya.

Aku melepaskan tanganku dari telinganya. Aku membuang wajahku dengan kasar dan tidak memperdulikannya.

Aku merasakan dia mendekatiku. "Sayang..." Dia memanggilku dengan lembut.

"Jangan panggil aku sayang! Aku benci itu!" Kataku.

Aku tidak perduli apapun karna aku benar kesal.

"Sayang... Maaf ne.. maaf tidak membalas pesanmu semalam.. aku ketiduran dan ponselku Mati" katanya dan God! Apa itu alasan yang perlu di percaya?.

my parents from the star gen 3 (new journey) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang