Trois ; Queen of Hedon

706 106 0
                                    

.
.
.
꧁𝓚𝓪𝓻𝓮𝓷𝓲𝓷𝓪꧂

____________________

"Ck ck. Lo bener-bener gila, Nin."

Lau masih menggerutu, mengomel dan sebangsanya sembari mendorong satu troli penuh belanjaan milik Nina.

"Lo kaya baru kenal gue kemarin aja Lau!" sarkas Nina tidak terima dikatai gila.

"Jangan boros-boros, Nin. Nyari duit itu susah loh, lo nggak ngrasain gimana jadi orang tua lo?"

"Hilih, mulai deh jadi bu guru." Nina memutar bola matanya jengah.

Bagi Nina, selama ia bisa mendapat apapun dengan mudah maka ia tidak akan peduli dengan pendapat orang lain, sekalipun orang terdekatnya yang berpendapat.

Kegiatan berbelanja Nina berhenti saat ia melihat sosok laki-laki yang dikenalnya.

"Kurang ajar!" umpat Nina saat melihat perempuan di samping lelaki itu bergelayut manja di lengan kekarnya.

"Mampus! Bakal perang nih!" Lau panik melihat kemana arah Nina melangkah.

Dengan cepat Laura mendorong trolinya untuk mengikuti Nina, semoga ia masih bisa mencegah Nina mengamuk di sini.

Laura belum siap jika wajah dan namanya di blacklist dari daftar pengunjung mall ini. Pasalnya, ini mall favoritnya di kota ini.

"Lo ngapain pegang-pegang manja cowok gue?! Kegatelan ya!" hardik Nina sembari memisahkan tangan si perempuan dari lengan pacarnya.

Perempuan itu jelas kaget, ia menatap si cowok meminta penjelasan.

"Sayang, kok kamu marah-marah? Malu diliatin orang banyak." Cowok itu segera merangkul Nina untuk menenangkannya.

"Bagas, dia siapa?" tanya Nina, matanya menatap Bagas -sang pacar, tapi tangannya menunjuk pada perempuan yang berdiri tidak jauh darinya.

"Dia Shella, keponakan aku yang baru dateng dari Jerman. Dia kesini liburan," jawab Bagas.

Seketika Nina merasa tidak punya muka setelah melakukan hal itu pada Bagas dan Shella. Emosinya yang cepat naik membuatnya lebih cepat bertindak daripada berpikir.

Nina menutup wajah dengan kedua tangannya. "Malu," gumamnya.

Bagas menarik tangan Nina dari wajahnya lalu mengajaknya duduk di kursi yang berada tidak jauh dari mereka.

Laura yang menyaksikan itu akhirnya mendekat, tadinya Lau menjaga jarak. Jaga-jaga jika terjadi sesuatu yang buruk maka ia akan berpura-pura tidak mengenal Nina. Teman macam apa itu?!

Bagas mengedipkan mata pada Shella, memintanya mendekat.

"Oh ini pacarnya, Mas Bagas?" tanya Shella.

Nina yang melihat uluran tangan didepannya lantas membalasnya sambil menampilkan wajah penuh rasa bersalah. "Hehe, maaf ya. Gue nggak tahu kalo lo keponakannya."

Shella tersenyum. "Nggak apa-apa kok. Udah biasa."

"Maksudnya udah biasa tuh, bukan cuma sama Mas Bagas, sama mas-mas yang lain juga suka dikira macem-macem sama ceweknya," lanjut Shella, menjelaskan ucapannya yang ambigu karena Nina sudah menatap aneh pada Bagas.

Syukurlah, hati Nina lega. Memang saudara Bagas ini kebanyakan lelaki. Jadi wajar saja kalau Nina baru tau soal Shella.

"Kamu abis hedon lagi?" tanya Bagas.

Yang ditanya -Nina, hanya menampilkan cengirannya sebagai jawaban.

Kemudian Nina membuka aplikasi dan tidak lama terdengar notifikasi dari ponsel Bagas.

KARENINA [Hunsoo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang