HARAPAN
ㅡ
[KD-023]
[Tanya Hati – Pasto]
[Marriage!AU; MPreg; Semi Angst; rated-M]
ㅡ
Summary:
Meski Kyungsoo bukan manusia sempurna, ia hanya ingin Jongin bisa melihat ketulusannya. Karena jujur, ia mulai lelah.
ㅡ
Author's Note:
Maaf kau isinya tidak sesuai ekspektasi dan makasih buat tim "Winter Symphony" yang udah mengijinkan aku untuk menyelesaikan tulisanku!
ㅡ
Sedari awal, memang Kyungsoo yang mengagumi, memang Kyungsoo yang menyukai dan memang Kyungsoo yang jatuh hati. Bahkan saat dirinya ditawari menjadi pengganti, dia dengan kerelaan diri menyanggupi. Tekadnya membuat Jongin berubah, membuat hati lelaki itu luluh lantah. Dan berkat kegigihannya Kyungsoo berhasil. Berhasil mengikis sedikit demi sedikit bongkahan hati Jongin yang membeku. Sampai kemudian mereka menjalani bahtera rumah tangga yang penuh suka cita.
Kyungsoo bahagia, mereka berdua bahagia pada awalnya. Sebelum kerikil kecil kembali menghalangi jalan mereka. Membuat Jongin yang semula telah luluh, kini kembali membeku. Mengabaikan Kyungsoo dan segala usahanya untuk membuat mereka kembali seperti semula. Sampai Kyungsoo lelah dan pada akhirnya menyerah. Karena pilihannya hanya bertahan dengan luka atau pergi dengan separuh jiwa.
ㅡ
Pagi ini layaknya pagi-pagi biasanya. Langit cerah, matahari bersinar terang dan burung-burung berkicau indah. Sebuah gambaran sempurna untuk mengawali hari.
Namun cerahnya langit rupanya tak membuat kediaman itu menjadi ceria, sebaliknya dalam rumah itu malah berselimut kelabu. Tidak ada tawa, tidak ada canda. Bunyi lemparan piring yang memekikkan telinga malah menjadi pembuka. Pelakunya siapa? Tentu saja sang kepala rumah tangga, Perwira Jongin Bagaskara.
Sejujurnya ini hanya masalah sepele. Masalah yang mungkin jika didengar orang luar akan membuat mereka mengernyitkan dahi jika mendengarnya. Hanya tentang sebuah roti dengan selai yang salah Kyungsoo berikan.
"Apa kau bodoh Kyungsoo? Kau sudah ku nikahi selama 2 tahun. Tapi bisa-bisanya kau masih salah memberikannya padaku. Apa kau sengaja ingin memancing amarahku?!"
Kyungsoo tertunduk, badannya bergetar menahan tangis karena sekali lagi menjadi sasaran emosi Jongin.
"Maaf."
"Maaf maaf maaf. Apa hanya itu yang bisa kau ucapkan? Lama-lama kau membuatku muak."
Tangis Kyungsoo akhirnya pecah. Lelaki kecil itu menangis lirih, menerima semua caci yang diberikan oleh suaminya karena dia merasa dia lah yang salah di sini. Jadi pantas jika Jongin memakinya seperti itu.
Dan saat Jongin hendak kembali melanjutkan amukannya, suara tangis bayi terdengar nyaring memekikkan telinga. Membuat yang lebih tinggi memejamkan mata sedikit meredam emosinya.
"Ini semua karenamu. Jika kau tidak membuatku emosi pagi-pagi mungkin Sheon tidak akan terusik tidurnya. Jadi sekarang cepat pergi urusi dia, jadilah sedikit berguna."
KAMU SEDANG MEMBACA
HARAPAN
FanfictionMeski Kyungsoo bukan manusia sempurna, ia hanya ingin Jongin bisa melihat ketulusannya. Karena jujur, ia mulai lelah.