Alana berjongkok di balik tong sampah besar yang ada di pinggir jalan. Gadis itu menangis sesegukan, masih memakai hoodie Arsenio, dia memeluk tubuh nya sendiri. Wangi Arsenio yang menempel di hoodie itu tercium jelas di hidung Alana.
"Maafin aku kak, maafin aku, bohong jika aku bilang udah nggak sayang kamu, nyatanya rasa ini masih sama, aku nggak pernah tersiksa dalam hubungan ini, aku selalu bahagia saat bersama kamu"
Alana meremas celana yang di kenakan nya, "Aku sayang kamu kak, lebih. Tapi kita tidak di takdirkan bersama. Tuhan tidak mengizinkan kita bersama"
"A-aku sudah tau semua nya, kamu dekat sama kak Dinda hanya karena ancaman. Maafin aku, selama ini aku terlalu egois, aku egois, aku nggak pantes buat kamu. Kamu terlalu baik"
"Hiks..hiks..."
"Aku harap setelah ini kamu bisa sepenuh nya benci sama aku. Semoga kamu benci sebenci-benci nya sama aku, supaya di saat waktu nya tiba nanti, kamu nggak akan merasa kehilangan"
"Karena kehilangan untuk selamanya itu sakit. Aku nggak mau kamu merasakan itu untuk kesekian kali nya"
"Aku mau kamu bahagia kak, kamu orang baik, biar aku yang rasakan sendiri rasa sakit ini. Aku nggak mau ngerepotin kamu dan yang lain, aku sayang kalian"
Pikiran Alana melayang kembali ketika di rumah sakit tadi.
"Apakah mbak Alana pernah mengalami kecelakaan?" tanya dokter.
"Pernah dok, satu tahun yang lalu"
"Jadi begini mbak, menurut hasil pemeriksaan. Ada pembekuan darah di saraf pital otak mbak Alana. Itu efek dari kecelakaan yang menimpa mbak Alana satu tahun yang lalu. Ini sudah sangat parah.."
"Dan umur mbak Alana nggak akan lama lagi" sambung dokter.
"Umur aku nggak akan lama lagi, sebab itu lah aku mengakhiri hubungan ini. Maafkan aku..hiks!
Pergi meninggalkan mu adalah cara terbaik saat ini, meski aku tau rasa sesal akan menghujam diri ku setiap waktu. Aku hanya ingin kamu bahagia, karena bersama ku, kamu akan terluka.
***
Seminggu setelah Alana memutuskan mengakhiri hubungan nya dengan Arsenio, sifat gadis itu berubah cuek dan dingin kepada Arsenio. Alana sering juga berkata ketus pada laki-laki itu. Arsenio seperti orang asing bagi Alana, laki-laki itu masih ragu tentang semua yang di katakan Alana. Dua hari ini Arsenio membiarkan Alana menenangkan diri terlebih dahulu, dia yakin seratus persen kalo ada sesuatu yang tidak beres.
Setelah mandi dan berganti pakaian, Arsenio langsung berangkat menuju ke markas. Kabar sangat mengejutkan dari anak buah nya, tentang penghianat yang menyelinap masuk ke markas.
Laki-laki dengan head band di kepala, kacamata hitam, jaket kulit, celana jeans sobek, kaos oblong putih, dan slayer STARES yang di ikat nya di lengan kanan akhir nya sampai di parkiran markas. Dia Arsenio, si kejam tak berperasaan. Beberapa hari ini, dia dilanda galau hanya karena seorang Alana.
Arsenio mengambil tongkat yang tergeletak di pojok ruangan. Dia mengetukkan keras tongkat tersebut ke lantai markas, suasana yang tadi nya ramai berubah mendadak jadi mencekam. Pandangan mereka terarah pada sang ketua yang berdiri di ambang pintu.
Mereka meneguk saliva kasar, melihat slayer STARES yang kini di kenakan Arsenio. Sang ketua sedang dalam mode serius. Wajah nya dingin, datar, rahang nya sangat tegas, mereka yakin di balik kacamata hitam yang menutupi mata Arsenio, pasti terdapat tatapan tajam yang mengerikan.
"NGAPAIN LO SEMUA NATAP GUE?! BARIS DI LAPANGAN SEKARANG! SATU DETIK TERLAMBAT HABIS LO PADA!"
"SIAP KETUA!"
Andro menganga lebar dengan pentol yang masih menyumpal mulut nya, cowok itu menggelengkan kepala, dampak cinta begitu besar dalam diri Arsenio ternyata. Alana emang top!
"Ndro! Bengong aja lo! Lo mau di terkam macan ngamuk?! Cepetan bangsat!" Axel menarik tangan Andro paksa dan berlari menuju lapangan yang terletak di sebelah bangunan itu.
"BARIS YANG RAPI! LO SEMUA BUKAN ANAK TK! CEPETAN!" perintah Arsenio, tegas. Anggota STARES mengangguk patuh. Mereka dengan cepat menata barisan nya, durasi yang di perlukan tidak lebih dari 2 menit.
Arsenio melepas kacamata hitam nya, dia menatap tajam ke arah para anggota STARES, tatapan yang beberapa bulan ini tidak terlihat, sekarang terlihat lagi. Cowok itu benar-benar terlihat marah.
"KALIAN INGAT TEROR KEPALA KUCING DI KAMAR MANDI MARKAS BEBERAPA BULAN YANG LALU?!"
"INGAT KETUA!" jawab mereka serempak.
"SALAH SATU DIANTARA KEENAM ANGGOTA INTI STARES ADALAH PELAKU NYA!"
Suasana hening berubah ramai, Arsenio menggunjing senyuman miring, habis lo disini!. Arsenio masuk ke barisan, mata nya menyorot tajam ke arah satu orang yang berdiri di barisan tengah. Tanpa ragu dia mencengkeram kerah jaket cowok tersebut dan membawa nya ke depan.
"DIA PENGHIANAT!" Arsenio menghempaskan tubuh laki-laki itu sampai tersungkur di tanah. Seluruh anggota STARES menatap nya tidak percaya.
Penghianat itu adalah...Gala.
Tanpa ragu Arsenio menghajar Gala di tempat. Laki-laki itu benar-benar emosi saat ini. Arsenio tidak memberi celah sedikit pun pada Gala untuk melawan.
BUGH!
BUGH!
"SAHABAT MACAM APA LO, HAH?! MENGHIANATI SAHABAT SENDIRI?! MAU LO APA! BANGSAT!"
"KARENA ALANA! GUE CINTA SAMA DIA ASAL LO TAU! GUE GAK RELA LO SAMA ALANA PACARAN! GUE GAK RELA SAAT LO TERUS-TERUSAN NYAKITIN HATI ALANA! GUE GAK RELA BANGSAT!" jawab Gala, penuh amarah. Wajah nya sudah babak belur tak karuan.
"DIA CEWEK GUE! ALANA MILIK GUE! DAN LO GAK BERHAK CINTA SAMA DIA!"
Gala tertawa hambar, "Alana mantan lo, bukan cewek lo"
Arsenio naik pitam. Laki-laki itu kembali menghajar Gala dengan brutal. Kalo bukan Adit yang menghentikan Arsenio, bisa di pastikan Gala akan mati di tempat.
***
"Bodoh banget gue mau-mau nya di jadikan budak sama cewek licik gak tau diri kayak lo!"
"Kalo gue tau dari awal kalo lo cuma manfaatin gue! Udah lo yang gue habisin terlebih dahulu! Bukan Alana!"
"Gak usah memaksa fakta, gue gak pernah cinta sama lo. Gue hanya cinta sama Aggam! Jadi gak usah ngarep lebih!" respon gadis berhoodie itu, dingin.
"Lo yang lebih dulu ngasih harapan! Bangsat!" Alex menunjuk wajah gadis di depan nya dengan tatapan penuh kebencian.
"Dan gue sangat menyesal karna sudah kemakan harapan lo yang basi! Lo cewek paling busuk yang pernah gue kenal! Alana itu teman dekat lo! Bisa-bisa nya lo membunuh satu persatu keluarga nya! Keji lo! Psycopat!" Kedua mata Alex menatap jijik gadis hoodie putih di hadapan nya.
"Bacot! Lo gak akan merasakan gimana kehidupan gue selama ini! Jadi lo gak usah ikut campur urusan gue!"
"Gue gak akan tinggal diam!" Alex pergi menjauh dari gadis itu. Lihat saja, dia akan melaporkan cewek busuk itu ke polisi, walau dia tau, diri nya juga akan masuk penjara. Alex sadar, dia salah. Yang salah harus di hukum.
***
SPOILER PART 54.
"Dia! Anak seorang penabrak tidak bertanggung jawab!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSENIO✔
Genç KurguArsenio Reygan Devantara. Arsenio, cowok nakal nan kejam dengan tatapan setajam macan, berandalan, tidak punya hati, dan seenaknya sendiri. Ketua geng Stares yang paling di segani. Tidak ada yang berani berurusan sama dia, kalo ada itu namanya cari...