Two Hours

176 22 10
                                    

Two Hours

[KD-006]

[I Always Wanna Die Sometimes – The 1975]

[Work life; Angst; Rate-T]

Summary:

Kyungsoo merasa ada yang aneh dengan pasiennya. Hampir setiap minggu ia akan selalu datang entah dengan berbagai macam keluhan yang ia ceritakan. Awalnya Kyungsoo biasa saja, tapi lama kelamaan itu membuat dirinya terus berpikir tentang maksud dari sang pasien yang selalu datang padanya.


Author's Note:

Sebelumnya terimakasih untuk prompter yang telah mengizinkan saya menulis cerita ini. Semoga kamu sehat selalu dan selalu bahagia ya! Maaf bila tulisan saya tidak memenuhi ekspetasimu, tapi semoga saja kamu dapat menikmatinya! Untuk semua orang yang membaca tulisan ini, saya ucapkan terimakasih banyak! xx



For things you said but never really meant

You build it to a high to say goodbyeBecause you're not the same as themBut your death, it won't happen to youIt happens to your family and your friends


Dia datang lagi.

Aku menghela napas sesaat setelah tahu bahwa ia telah berada di dalam ruanganku. Kaki panjangnya kini bergerak kecil dengan jemari tangannya yang sibuk memilin ujung baju yang ia kenakan. Kim Jongin, lelaki itu kini menatapku saat aku sudah berdiri di hadapannya.

Wajahnya menegang kala aku bertanya kenapa ia bisa datang sepagi ini. Ia kemudian bilang, 'mereka' mengikutinya. Aku menaikan satu alisku bingung, mereka? Mereka siapa yang ia maksud?

Jongin kini berdiri dari duduknya, setelah itu menarik tanganku paksa untuk sekedar mengintip dari arah jendela. Di luar sana, Jongin menunjuk beberapa anak-anak kucing yang kini sedang berkeliaran di depan rumah sakit. Aku tertawa kecil saat tahu bahwa 'mereka' yang ia maksud adalah anak kucing itu.

"Tidak apa, mereka mengikutimu karna suka padamu." ucapku sedikit menghibur dirinya. Inikah alasan ia menemuiku sepagi ini?

Jongin nampak menggeleng pelan. "Tidak tidak! Mereka mengejarku dok!"

"Anak kucing itu mengejarmu karna mereka pikir kau baik,"

Jongin kali ini terdiam. Untuk beberapa saat tatapan matanya kosong, kemudian ia berlari keluar dari ruanganku. Aku yang terkejut kini dengan cepat mengikutinya. Manusia memang makhluk yang tidak bisa ditebak. 5 menit lalu ia merasa terintimidasi dengan anak kucing itu, lalu sekarang? Ia sibuk mengelus salah satu anak kucing tersebut.

Aku yang kini sibuk melihatnya kini hanya bisa tertawa kecil. Meninggalkan Jongin bersama anak kucing kurasa adalah sebuah ide yang bagus. Pasalnya, aku kerap dibuat pusing oleh dirinya. Setiap ia menemuiku, ia akan selalu bilang bahwa ia memiliki suatu gejala penyakit. Entah asma, diabetes, bahkan sampai tumor otak hanya karna ia merasa sangat pusing saat itu.

Two HoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang