CHAPTER 11 : Amber Kedrick
Jam menunjukkan pukul tujuh pagi. Akupun bangun dan merenggangkan otot ototku. Bergegas mandi lalu menyiapkan sarapan untuk kami bertiga. Ya, bertiga. Aku jalan sedikit terpincang, terutama saat menuruni anak tangga. Lukaku masih baru, ingat?
Tapi, sampai didapur aku bingung harus memasak apa. Aku membuka kulkas dan hanya menemukan beberapa bahan yang cocok untukku membuat sandwich. Jadi, kuputuskan untuk membuat sandwich.
Aku menyiapkan roti gandum, selada, serta bahan lainnya diatas pantry. Selesai berkutat dengan sandwichku, aku membuka kembali kulkas dan mengambil sebotol susu coklat kemudian menuangnya kedalam tiga gelas.
Suara langkah kaki menuruni tangga sangat terdengar jelas ditelingaku. Karena memang keadaan disini sangat sunyi dan aku hanya duduk sambil bermain handphoneku. Tentunya menunggu dua makhluk diatas bangun.
"pagi Jo—oh kau ternyata. Pagi." Nada bicaraku sempat berubah menjadi dingin saat melihat yang turun adalah Amber, bukan Joe. Aku kembali bermain dengan handphoneku. Dia menarik kursi dan duduk tepat dihadapanku.
"apa ini?" tanya nya dengan nada yang cukup tinggi, "apanya yang apa?" tanyaku tapi tetap bermain handphone.
"ini!" kenapa wanita ini sangat menyebalkan sih? Padahal ini masih pagi. Mau tak mau aku meletakkan handphoneku dan melihatnya sedang menatapku marah.
"kau itu tinggal dinegara apa sih? Jelas-jelas itu adalah sandwich." Ujarku pada dengan nada kesal yang sangat amat ku pendam sekarang, "tentu saja aku tahu ini sandwich! Tapi, kenapa kau membuatkan ini? juga kenapa harus susu cokelat!?" oh astaga, suara cempreng nya ini bisa bisa membuat gendang telingaku rusak!
"kalau kau tahu kenapa masih bertanya kepadaku?!" aku menaikkan sedikit nada bicaraku pada akhirnya, "aku tidak bisa memakan ini semua! Buatkan aku makanan yang lain!" aku membelalakkan mataku tak percaya.
"buat saja sendiri! Kau kira aku pembantumu apa?! Masih beruntung kau masih kubuatkan sarapan!" protesku dengan amarah yang sudah memuncak, "ada apa ini?" tiba-tiba Joe sudah berdiri dianak tangga paling akhir dan menatap kami dengan penuh tanda tanya.
Dia berjalan mendekat kearah kami yang sedang saling melontarkan tatapan paling membunuh masing masing, "apa yang kalian ributkan pagi-pagi seperti ini?" tanya nya lagi. Aku mendengus dan menatap Joe, "coba saja kau tanya pada wanita yang tidak tahu berterimakasih ini!" bentakku.
"kau membuat masalah lagi?" tanya Joe padanya, "dia membuatkan sarapan yang bisa membuatku bertambah berat badan! Kau tahu kan kalau aku vegetarian? Juga alergi dengan susu cokelat?" jawabnya pada Joe.
"apakah itu masalah untukku? Dan juga mana kutahu bahwa kau alergi susu coklat! Kita baru bertemu. Ingat itu!" belaku, "Zoe benar. Dan kenapa kau tidak membuat sarapan sendiri, uh? Atau kau bisa hanya memakan roti dan seladanya saja?" oh jelas sekali bahwa Joe juga sebal dengan Amber.
Dan bahkan aku sekarang berharap bahwa Amber cepat pergi dari sini. Atau kalau bisa sekarang juga dia lenyap seperti debu seperti dikebanyakan film fiksi.
"dasar wanita gila!" gerutuku sangat pelan lalu mengambil sarapanku dan membawanya kekamarku. Pilihan menghabiskan sarapanku dikamar adalah pilihan bijak, dibanding harus satu meja dengannya hari ini.
Dia wanita yang sangat menyebalkan!
***
"Zoe, kau sedang apa?" tanya Joe sambil masuk kedalam kamarku. Aku terus diam dan masih berkonsentrasi dengan sketsa ku. langkah nya makin jelas terdengar diatas lantai kayu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Joe & Zoe [ON HOLD // Sugg's]
Teen FictionATTENTION : ONLY FOR 18 YEARS AND ABOVE! Mereka hanya sepasang manusia yang terbuai akan indahnya cinta.... Dan itu normal.