Tiga

1.7K 85 7
                                        

Wounds in Marriage

***
Bab Tiga

***

Anggya FOV

Pagi ini aku akan pergi ke pesta salah satu kolega Mas Naufal.

Latya sudah kami antar ke sekolah. Untunglah Bibi selalu siaga membuatkan bekal untuk gadis itu. Sepertinya aku harus menaikkan gaji Bibi untuk bulan ini.

Suasana gedung sudah ramai. Aku mengenali beberapa orang yang menyapa. Saat Mas Naufal mengobrol dengan salah satu rekannya, seorang wanita dengan potongan rambut bob menarik tanganku. Dia Feby, aku mengenalnya satu tahun yang lalu dalam acara peresmian perusahaan Mas Naufal yang kedua.

Saat itu, Feby datang mendampingi suaminya yang merupakan teman dekat Mas Naufal. Status pernikahan mereka saat itu masih pengantin baru dan aku tidak heran jika Feby terlihat tidak mau jauh dari suaminya.

"Akhirnya gue ketemu lo juga, Gya."

"Lho? Memangnya kenapa, By?"

"Ada sesuatu hal yang ingin gue kasih tahu ke lo."

Aku mengernyitkan kening. Semakin bingung.

"Duduk dulu." Feby mempersilakanku. "Tapi gue mau lo nggak bilang hal ini ke suami lo, ya? Bisa? Sebenarnya Mas Rama selalu larang gue untuk bilang hal ini ke lo. Tapi ... gimana ya gue ngerasa nggak tega. Gue nggak bisa bayangin kalau gue yang ada di posisi lo."

"Lo ngomong apa sih, By?" Aku semakin bingung.

Feby mengeluarkan ponsel dari dalam tas tangan dan memperlihatkan sebuah foto kepadaku.

Jantungku rasanya berhenti berdetak saat itu juga. Aku mengusap kelopak mata, merasa tidak yakin dengan apa yang kulihat. Namun, sesuatu yang ada di dalam layar tetap tidak berubah.

"Lo ... dapat foto ini dari mana?" tanyaku dengan wajah heran sekaligus sedih. "Ini pasti cuma salah paham, By. Nggak mungkin bangat Mas Naufal berbuat sesuatu yang menjijikan seperti itu. Gue kenal dia dan selama ini Mas Naufal sosok suami yang baik menurut gue."

Feby menarik napas, mengangguk. "Ya, mungkin ini salah satu alasan kenapa Mas Rama melarang gue untuk kasih tahu hal ini ke lo. Karena lo tentu nggak akan percaya," katanya seraya menaikkan bahu.

Aku masih penasaran dengan gambar itu. Melihat sekali lagi dan memang sosok laki-laki di dalam layar adalah Mas Naufal. Aku sangat mengenalinya terlebih ada tahi lalat di dagu. Tangan kekar yang terbungkus kemeja kerja mengurung seorang wanita, bahkan jarak di antara mereka tidak ada. Seperti tengah berciuman. Namun, aku tidak bisa melihat wajah si wanita. Hanya rambut hitamnya yang sedikit bergelombang.

"Gue mau bantu lo untuk cari tahu siapa wanita dalam foto ini, Gy. Bahkan meskipun Mas Rama nggak setuju." Feby kembali berbicara. "Gue tahu bangat rasanya dikhianatin sama orang yang kita sayang. Gue tahu bangat bagaimana sakitnya saat suami kita diambil oleh pelakor. Dan gue nggak akan tinggal diam!"

"By, tapi gue masih belum yakin kalau Mas Naufal berkhianat. Ini pasti cuma salah paham."

Feby mendecakkan lidah. "Gue nggak bohong, Gya. Gue sama Mas Rama bahkan pernah lihat Naufal di hotel."

Aku diam. Mencerna baik-baik kalimat Feby. Lalu menoleh ke Mas Naufal yang masih asyik berbicara dengan salah seorang rekannya. Apakah laki-laki itu memang tidak sebaik yang aku kira?

Seorang pelayan datang, Feby meraih gelas berisi minuman dengan kandungan alkohol. Memintaku untuk melakukan hal yang sama. Namun, aku menggeleng pelan. Mengusap perut buncitku.

Wounds in MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang