Part 24

3K 378 11
                                    

Chenle terkekeh, saat ujung bibirnya disentuh oleh Jisung. "Maaf, tapi mulutmu sedikit cemong." ucapnya setelah sadar jika apa yang ia lakukan saat ini adalah salah dan kemudian, lelaki jakung itu menarik tangannya dari bibir Chenle.

"Haha, tidak apa, kau bisa menyentuhnya sepuasmu. Lagi pula, bibir ini akan segera menjadi milikmu." ucap Chenle.

"Jangan bercanda." ucap Jisung, pipi dan telinga lelaki jakung itu memerah membuat tawa Chenle seketika pecah.

Keduanya masih berada di dalam caffe yang dekat dengan perusahaan tempat Jisung bekerja.

Jisung sedikit tidak tahan saat matanya melihat ujung bibir Chenle yang sedikit cemong karena lelaki manis itu sedang memakan red velvet cake.

"Haha, tapi aku sedang tidak bercanda." Chenle kembali menggoda Jisung membuat lelaki itu menggulirkan matanya kesembarang arah; tidak berani menatap Chenle.

Setelahnya keduanya terdiam. Berlarut dalam pikiran masing-masing meskipun lebih dominan hanya Jisung dan pikirannya saja yang pergi jauh entah kemana, sedangkan Chenle, lelaki itu asyik memakan cake dan meminum milkshakenya.

Setelah sekian detik, akhirnya atensi Jisung kembali ia arahkan pada sosok laki-laki yang selalu mengganggu pikirannya tiga tahun terakhir.

Ia tersenyum saat matanya melihat pipi lelaki dihadapannya itu sedang mengembung.

Berdehem sejenak untuk mengambil perhatian lelaki manis itu. "Ngomong-ngomong, kau masih tinggal di hotel?" tanya Jisung.

Chenle mendelik, "Eum, ya. Bukankah aku sudah mengatakannya?"

Jisung mengangguk. Keduanya memang pernah membahas dimana Chenle tinggal. "Iya, tapi apakah kau tidak berniat untuk tinggal di rumah ataupun apartement? Kau tahukan, biaya hotel perharinya sangat mahal, terlebih kau tinggal di hotel bintang lima." ucap Jisung membuat lelaki di hadapannya menaikkan alisnya.

"Apa kau lupa, jika aku ini orang kaya?" tanya Chenle.

"Tidak juga. Hanya saja, bukankah disana sedikit tidak nyaman?"

Chenele menggeleng. "Tidak juga. Tapi, jika kau berniat untuk mengajakku pindah ke apartementmu aku akan dengan senang hati menerimanya." ucap Chenle sedikit menggoda Jisungnya.

"Tidak. Tapi kurasa, kamar apartement di sampingku kosong dan kau bisa menempatinya, itupun jika kau mau.."

"Eyy, kupikir kau ingin tinggal di rumahmu. Berbagi kamar dan-"

Jisung mendengus sebelum akhirnya memotong perkataan Chenle. Dengan pipi yang sedikit memerah karena kesal dan malu ia pun berucap. "Jangan berlikiran terlalu jauh. Habiskan saja cakemu itu!"

"Aku? Yang benar saja, bukankah pipi dan telingamu lah yang memerah. Berarti kamulah yang berpikir jauh." ucap Chenle diiringi dengan kekehan saat Jisung melotot kearahnya.

Sumpah demi apapun, dari dulu hingga sekarang Chenle sangat suka menggoda Jisung. Ia selalu ingin mengganggu lelaki itu, membuatnya menggeram marah ataupun mendengus karena malu.

"Cukup-cukup. Atau kau kutinggalkan disini sendirian." ancam Jisung.

"Kalau begitu, tinggalkan saja pangeran cantik ini sendirian disini. Toh aku punya ini, untuk membayar semua menu yang kita pesan." ucap Chenle sambil menunjukkan kartunya.

"Orang pamer telah kembali." ucap Jisung membuat keduanya terbahak.

"Tapi sungguh, jika kau memang mau pindah, aku bersedia jika harus berbagi apartement denganmu." ucap Jisung tiba-tiba membuat Chenle melebarkan matanya, "Ehh??"





TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Rich Man『JICHEN』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang