Setelah makanan sudah dihidangkan, keduanya sibuk dengan makanan dan pikirannya masing-masing. Aruna yang menerka-nerka apa yang ingin diucapkan Dion. Dan Dion yang ragu apa ini waktu yang tepat untuk melanjutkan kalimatnya yang terpotong tadi?
Sampai makanan sudah habis, keduanya tetap diam. Hp Dion berdering memecah keheningan mereka berdua.
"Assalamualaikum, ya ma?"
"Oh lagi di kafe."
"Nitip apa?"
"Kado?"
"Iya deh nanti Dion beliin."
Setelah menutup telepon, Dion menatap Aruna seperti akan minta bantuan.
Aruna yang ditatap ikut bingung harus merespon bagaimana.
"Ya kak? Disuruh pulang ya?" Tebak Aruna.
"Na kamu mau kan nemenin aku, cari kado?"
"Kado barang atau makanan?"
"Mamaku nitip kado mainan buat keponakan."
Aruna mengangguk paham, "yuk."
Dion agak tidak enak hati, "maaf ya ngerepotin."
Aruna mengibaskan sebelah tangannya, "gak apa-apa kaaak. Aku juga suka kok ke toko mainan, sekalian mau liat mainan rumah-rumahan."
===========================
"Kak mau beliin mainan apa?" Tanya Aruna saat sampai di toko mainan di sebuah mall.
"Mama gak nyebutin spesifik mainan apa sih, cuma ini keponakan cowok satu-satunya dan umur enam tahun."
"Suka lego gak?"
"Aku suka kok." Jawab Dion.
Aruma tergelak, "bukan kamu kak, tapi keponakanmu yang aku maksud."
"Oalaaah hahahahaha, suka aja sih." Jawab Dion agak malu.
"Beliin lego aja kalo gitu. Atau mau mobil?" Aruna menunjuk mainan mobil lengkap dengan jalanan arena balapan.
"Ambil lego aja, pilihin ya."
"Eh, kak Dion aja yang milih. Kan selera cowok biasanya nyambung."
"Udah gak usah, aku percaya pilihan kamu juga pasti bagus." Dion menyerahkan pilihan mainan untuk keponakannya kepada Aruna.
"Hmm kalo gitu yang ini aja." Aruna memilih lego set set berupa sebuah pertokoan lengkap dengan penduduk dan kendaraan.
"Good choice." Puji Dion, lalu melangkah ke kasir.
Senyum Aruna mengembang.
Akhirnya gue dipuji dengan pilihan gue. Ya meskipun milih mainan doang.
Sembari menunggu Dion, Aruna berkeliling toko dan berhenti di salah satu mainan yang sedari awal mencuri perhatiannya. Boneka berbentuk baby bunny berwarna abu-abu yang sedari awal SMA ia inginkan tapi tidak terbeli karena mustahil ibunya membelikannya karena mahal. Dan tabungannya sangat sayang apabila dibelikan mainan.
"Kamu tetep gemoy. Dan aku tetep jadi pengunjung yang gak bisa jemput kamu untuk bawa pulang." Aruna berbicara sendiri.
"Dan sekarang waktunya bawa dia pulang." Dion mengambil boneka yang Aruna lihat sedari tadi, lalu membawanya ke kasir.
Aruna mempercepat langkahnya dan memegang lengan Dion, "kak!"
Dion kaget karena lengannya dicekal Aruna, "kakak mau beliin buat ponakan?"
"Buat kamu."
Aruna menggeleng dan merebut boneka yang dipegang Dion, "gak usah, mahal. Balikin aja, aku gak kepengen kok."
Dion mengikuti Aruna mengembalikan boneka ke rak asalnya. "Kenapa bohong?" Tanya Dion yang membuat Aruna bingung.
"Bohong apa?"
"Kamu bohong Aruna. Kenapa gak jujur aja kamu kepengen boneka ini?"
Aruna tersenyum canggung, "aku gak kepengen kak. Kalo kakak denger, aku cuma omong kosong aja tadi. Kalo aku beli pasti jadi impulsive buying."
"Udah bayar belum legonya? Aku tunggu di depan ya." Aruna beranjak meninggalkan Dion dan situasi yang canggung.
"Aruna." Dion terlihat sudah menenteng mainan yang dibungkus box kado dan tas kertas yang rapi.
"Makasih ya udah ditemenin dan dibantu milihin mainannya." Dion tersenyum lebar.
Senyumnya menular ke Aruna sampai lupa tadi mereka ada disituasi yang canggung, "sama-samaaa."
"Yuk pulang, kan kamu harus pulang sebelum sore."
"Eh aku ke stasiun sendiri aja kak."
"Aku anter aja." Dion terlihat ingin mengantar pulang Aruna.
"Emang kak Dion apal rute KRL Jakarta? Kalo naik taksi malah macet. Udah ya kak aku balik. Thanks for today, seneng bisa jadi tourguidenya kak Dion." Ujar Aruna jujur.
"Aku yang kudunya banyak makasih ke kamu dan aku juga seneng banget jalan sama kamu. Kapan-kapan lagi ya. Gantian kalo di Semarang, aku yang jadi tourguidenya." Dion dan senyumnya yang tak pernah luntur.
Dan Dion lupa dengan persiapan dialognya yang sudah disusun sejak semalam...
=========================
03/04/2022
23.10
Selamat puasa semuaaa, seneng Alhamdulillah masih dikasih kesempatan buat ketemu bulan Ramadhan tahun ini.
Semoga kita bisa lebih baik ibadahnya.💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Kasih Kampus
Teen FictionJadi anak kos, maba, adaptasi, homesick, jatuh cinta, sakit hati, individual, persaingan itu semua dirasakan Aruna saat resmi menjadi mahasiswa. "Mau pulang, kangen kasur kamar di rumah." - Aruna, maba gak tau apa-apa.