"Wah, tak ku sangka kau datang secepat ini. Padahal aku sudah mematikan jaringan ponselnya. Kau tahu, aku manager baru. Dan aku memastikan jika artisku tidak diganggu di jam kerja nya." ujar Woosik dengan wajah memelas.
Taehyung menusuk mulut bagian dalam nya dengan lidah. Tangannya mengepal kuat di balik kantong jaketnya. Berusaha mengontrol emosi nya.
Langkah kakinya berjalan mendekati pria tersebut. Dengan cepat ia mencekram kerah baju Woosik dan menariknya kuat.
Tarikan Taehyung berhenti. Gerak tangan Woosik yang tak kalah cepat telah menodongkan pisau belati yang sejak awal ia simpan di dalam jaketnya.
Taehyung dapat merasakan ujung besi yang tajam itu berada di samping perutnya.
Sedangkan sekarang Woosik tersenyum lebar sambil sedikit menggoda Taehyung dengan belatih tajamnya.
Menusuk-nusuk permukaan baju pemuda Kim itu namun tidak cukup kuat untuk melukainya.
Woosik sengaja mendekatkan wajahnya ke samping telinga Taehyung dan berbisik.
"Apa begini cara kau menyambut kawan lama, Kim Taehyung?"
Rahang Taehyung mengeras. Akal sehatnya masih berusaha memegang perintah Namjoon untuk tak bergerak gegabah.
Dengan pemotretan yang telah selesai membuat lokasi dimana mereka berdiri sekarang sudah tidak ada orang. Namun masih akan ada kemungkinan orang-orang akan melihat mereka.
Dan Taehyung sama sekali tak ingin mengambil resiko ini dan membongkar rahasia yang telah mereka jaga selama tujuh tahun dengan sia-sia.
"Kau ingin mati? Katakan siapa yang memerintahmu sebelum aku sendiri yang menyeretmu ke ruang bawah tanah agensiku."
Bagai lelucon yang lucu. Woosik justru berusaha menahan tawanya mendengar ucapan dingin mantan rekan serumahnya itu.
Kemudian tatapan pria yang pernah menetap di Kanada itu berubah tajam untuk pertama kalinya.
"Mati? Aku sudah berkali-kali mati di dalam rumah sakit jiwa itu."
Tanpa aba-aba Woosik menusuk perut bagian samping Taehyung. Membiarkan benda tajam itu pada Taehyung. Bahkan menekannya lebih dalam lagi dengan raut tenang nya yang sama sekali tak berubah.
Taehyung menggeram rendah. Kaos hitam nya mulai meresap gumpalan darah yang keluar dari lukanya.
"Aku menunggumu. Menunggu kamar penghuni nomor 001 untuk kembali terbuka dan ikut bersama ku ke ruang besi. Penyiksaan yang biasa mereka lakukan kepada dua orang sekarang berkali-kali lipat ditumpahkan padaku. Aku sangat membencimu! Aku membenci keberuntungan sialan mu itu!"
Sekarang Taehyung yang tertawa remeh padanya, "Kau itu apa? Bayi yang perlu ditemani setiap saat? Biarku perjelas. Sejak awal kau bukan siapa-siapa. Kau hanya orang tak waras sama dengan semua penghuni lainnya di sana. Merasa spesial? Kau sama sekali tidak mengenalku. Dan aku tak peduli dengan semua sampah yang keluar dari mulutmu itu."
"Apa kau akan peduli jika aku membunuh Kim Jisoo?" cengirnya lebar.
Raut Taehyung berubah gelap.
Melihat ekspresi Taehyung membuat Woosik tertawa terbahak-bahak dan memegangi perutnya.
Berjalan gontai mundur sehingga melepas genggaman belati nya yang masih menancap di tubuh Taehyung.
"Oh, Don't worry. We're profesional." Lambai tangannya di sela tawa nya.
Woosik mengusap air mata tak kasat matanya, "Kompensasi kepada kawan lama! Wanita mu tidak akan ku biarkan mati perlahan!"
Tangan Taehyung memegang erat ganggang pisau yang masih menancap di perutnya.
Tusukan itu sama sekali tak mengenai area yang fatal. Tanpa berkedip, Taehyung mencabut benda tajam itu dengan mudah.
Wajah datarnya mencerminkan jelas emosi nya sekarang. Menatap Woosik yang masih terduduk santai di permukaan lantai.
"Kim, kau-"
Mata Woosik melebar. Baru saja pisau nya terbang melewati kepalanya. Tepat di samping mata nya.
Pisau tersebut berakhir menancap pada meja properti di belakang Woosik.
"Taehyungie?"
Suara lembut yang masuk ke pendengaran Taehyung itu langsung membuat pria itu berbalik.
"Tae, manager Choi-"
Pria itu mengabaikan ucapan gadis tersebut dan menarik lengan perempuan itu ke parkiran tempat mobilnya terparkir.
INSANITY
Hening sepanjang perjalanan. Laju mobil sport hitam Taehyung mulai melambat dan kembali pada laju normalnya.
Untuk pertama kalinya Taehyung memperlihatkan amarah nya saat bersama Jisoo. Sisi yang paling ia hindari.
Membuat pria itu berdecih kecil.
"Aku akan mengantarmu ke dorm."
Kalimat pertama yang Taehyung keluarkan.
"Kita kembali ke rumah." ujar Jisoo yang semenjak tadi turut diam.
Taehyung menghela nafas. Tatapan nya melembut ke arah jalanan.
"Angel, maaf. Apa aku membuat mu takut?"
Jisoo mengabaikan permintaan maaf pria tersebut. Seketika pemandangan di jendela kacanya lebih menarik untuk dilihat.
"Kita pulang ke rumah mu, Taehyung."
INSANITY
Sorry, short update 😭
Lagi super sibuk sama kerjaan 😒Takut ada yang cinlok.
Iman nya diperkuat Jichu! Saya tahu Jung Haein cukup menggoda 😭
Gas nya bukan maen 😭Hope u guys like it 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Secretly Insane [VSOO]
Romance[COMPLETE] Kelompok krimal yang paling dicari di Negeri Ginseng, Korea Selatan Menyamar menjadi boygroup idol besar bernama BTS