Melanjutkan cerita bengek nan uwu dari pasangan legendaris pecinta WangXian.
So, karena lumayan banyak yang seneng dan minta (bukan minta jatah anu maksudnya) yaudah Chili buatin lah biar kita sama-sama senang.
Yuhuuu silakan baca lagi guyasss
Ibu Suzanna mengangguk senang. Bagaimana tidak senang, anak kembar tidak seiras itu akhirnya bisa mendapatkan kehidupan lebih baik dan sangat layak. Keinginan wanita paruh baya itu memang sangat mulia, beliau tidak ingin semua anak asuhnya terjebak selamanya di tempat yang sudah ia kelola puluhan tahun ini.
Melambaikan tangan sembari bersiul, wanita penyuka kembang kantil itu memberi isyarat agar Xie Yun dan Tang San menoleh.
"Oi, anak nakal kemarilah," panggil bu Suzanna.
Sontak saja telinga Xie Yun mekar dan langsung berbalik badan, sementara Tang San sudah tahu betul siapa yang dipanggil dengan anak nakal. Maka mereka berdua segera berlari mendekat, kedua tangan mungil mereka sibuk digosok-gosokkan di celana karena masih bau detergen Molto.
Wei Wuxian yang sudah jatuh cinta hanya dengan melihat punggung dua anak mungil itu kegirangan tidak karuan, tetapi mendadak langsung menyenggol lengan Lan Wangji dan mendesis, "tunjukkan gigimu agar cuplis-cuplis itu tidak kabur, Lan Zhan."
"Aiyoyo, kemarilah gula-gula donatku." Wei Wuxian melebarkan kedua tangan lebar-lebar.
Mendengar itu Lan Wangji langsung siaga satu. Pria tampan itu segera melebarkan mulut hingga menampakkan deretan gigi putih mengkilaunya dan mencoba meniru Wei Wuxian.
"Kemarilah dua anak usia lima tahun." Lan Wangji benar-benar unjuk gigi.
Xie Yun takut melihat Lan Wangji, Tang San langsung bersembunyi di balik ketiak si penyelamat. "Nyun, siapa mereka? Aku takut, giginya putih sekali." Tang San tidak kuasa untuk tidak melihat gigi berkilau Lan Wangji.
Xie Yun yang selalu mendeklarasikan diri sebagai hero untuk Tang San justru menggetarkan kaki, tetapi jelas terpana dengan ketampanan dua pria dewasa di depannya. "Mungkin dia tidak pernah makan es gabus pak Slamet, makanya giginya putih."
Lagi-lagi Tang San pasti akan selalu membenarkan apa yang keluar dari mulut Xie Yun. Maka dengan langkah berat, keduanya pun sampai tepat di depan tiga manusia dewasa dengan jenis kelamin beda itu.
"Ha-hallo," salam dua kembar tak seiras.
Ketiganya menjawab kompak, "hallo."
Ibu Suzanna mengusap rambut Xie Yun dan Tang San bersamaan. "Kali ini, siapa yang mengompol?" tanya pengelola panti itu ramah.
Xie Yun langsung menunjuk Tang San dengan muka penyesalan, "Tarsan, Buk. Semalam aku memberinya es setrup sebelum tidur."
Wei Wuxian tertawa, tampak sangat puas akan hasil pilihannya untuk mengadopsi dua bocah ingusan ini.
"Jangan suka minum es jika mau pergi tidur," nasihat Lan Wangji. Tegas, tetapi ramah.
Dua bocah itu mengangguk, lalu mulai penasaran dan bertanya kepada ibu Suzanna, "mereka, siapa?" tanya Tang San.
Ibu Suzanna menepuk kening, lupa jika belum mengenalkan tamu-tamunya ini. "Ah, ibu lupa. Jadi, uncle-uncle ini datang ke sini untuk bertemu Iyun dan Asan. Tidak mau kenalan?" Goda ibu Suzanna sambil mencolek dua pipi montok malaikat kecil di bawah pinggangnya.
Xie Yun menatap lekat-lekat, kemudian memberi isyarat pada Tang San untuk bersalaman. Berjalan mendekat keduanya ke arah Lan Wangji dan Wei Wuxian dan mengangkat tangan.
"Hallo, angkel-angkel. Aku Xie Yun anak Spiderman. Pssst, ayo kenalkan dirimu," perintah Xie Yun karena Tang San tengah kumat sikap pemalunya, terus menundukkan kepala.
Lan Wangji tersenyum, dia langsung melihat bayangan dirinya sewaktu kecil jika melihat Tang San. Wei Wuxian justru sangat terhibur, mungkin seperti inilah dirinya dan Lan Wangji di mata orang-orang.
"Hallo, aku Tang San. Aku suka makan ubi ungu dan lalapan terong." Tang San mencoba berkenalan, kaki kirinya digesek-gesekkan ke tanah.
Mendengar perkenalan yang sangat lucu itu membuat Wei Wuxian tergelak, tawanya pecah sampai bahunya ikut terguncang. "Kalian ini, hahaha. Hallo, nama paman ini, Wei Wuxian dan di sebelah paman ini ...?"
"Lan Wangji." Seperti biasa, singkat dan padat.
Xie Yun dan Tang San mengangguk bersama, sepertinya sudah paham. Jeda sebentar, kemudian Ibu Suzanna langsung kembali memberi penjelasan, "jadi, maksud dua paman ini ke sini adalah untuk menjemput Xie Yun dan Tang San. Mengerti, kan dengan yang ibu maksud?" tanya ibu Suzanna hati-hati.
Dua bocah itu saling pandang. Istilah dijemput jelas bukan sesuatu yang asing lagi di telinga keduanya, mengingat cukup banyak teman mereka yang pergi di bawa oleh orang tua sambung. Namun, Xie Yun dan Tang San masih sedikit terkejut karena ini tiba-tiba.
"Sekarang?" Tang San membernikan diri untuk bertanya.
Ibu Suzanna menggeleng dan menurunkan badan, menyamakan tinggi tubuhnya dengan tubuh dua bocah yang belum sampai di pinggangnya. "Besok pagi. Jadi, kalian bisa berpamitan malam ini pada teman-teman. Bagaimana?" Wanita paruh baya itu membelai kepala Xie Yun dan Tang San secara bergantian, tampak sangat terlihat jika beliau sangat sayang.
Wei Wuxian juga ikut menirukan bu Suzanna, begitupun dengan Lan Wangji. "Mau, ya? Nanti paman ini akan membuat kamar Xie Yun penuh dengan manusia srigala dan kamar Tang San akan dibuatnya penuh dengan ubi kukus dan terong-terongan. Deal?" Wei Wuxian mengulurkan tangan dengan memberikan senyum terbaik yang dia punya.
Xie Yun merengut, pipi montoknya semakin mengembang seperti kue muffin. "Bukan manusia srigala, tapi Spiderman, Paman."
melihat Xie Yun protes, Tang San juga ikut-ikutan protes, "isi kamarku dengan mesin capit juga, aku suka main itu, Paman."
Ibu Suzanna tampak menahan tawa, satu tangannya diletakkan di bibir. Lan Wangji dan Wei Wuxian jelas sama sekali tidak keberatan dengan syarat yang diajukan, toh itu sama sekali tidak memberatkan. Jangankan itu, menghadirkan pemain impian Xie Yun mulai season 1-end saja bukan sesuatu yang mustahil bagi Lan Wangji, atau membuat kamar Tang San menjadi perkebunan dengan segala jenis tanaman ubi dan terong? Mesin boneka capit katanya? Pabriknya bisa juga dibeli dalam semalam. Tenang, ada sayang, ada.
Xie Yun mengangguk, anak tampan usia lima tahun itu sepertinya sudah setuju. Tang San, bagaimana anak itu? Tentu saja dia akan setuju jika Xie Yun selalu ada di sampingnya. Selama Xie Yun ada, maka dunia Tang San baik-baik saja.
Wei Wuxian bertepuk tangan dan melonjak kegirangan, Lan Wangji mencolek pipi tidak kurus Xie Yun dan Tang San. "Anak baik. Kemasi barang secukupnya, kita akan berbelanja bersama besok," ucapnya dengan tersenyum dan mengangkat tangan untuk tos.
Xie Yun menerima tangan Lan Wangji untuk tos, diikuti dengan Tang San. Ibu Suzanna kemudian menyuruh Xie Yun dan Tang San supaya kembali ke kamar untuk berkemas dan berpamitan. Berlari keduanya dan bergegas, entah mengapa hati mereka mengatakan tidak salah pilih. Xie Yun melambaikan tangan sambil berlari dan menghadap belakang.
"Satu lagi, Paman. Kami ingin ke sini setiap minggu. Oke!"
Tentu saja dengan senang hati Wei Wuxian dan Lan Wangji akan mengizinkan. "Tentu saja!" teriak Wei Wuxian mengacungkan jempol.
Sepakat, Lan Wangji dan Wei Wuxian sudah memiliki anak. Ibu Suzanna pun meminta Lan Wangji dan Wei Wuxian untuk ke kantornya, membereskan masalah berkas pengadopsian.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.