it's been a long time since we parted

379 35 4
                                    

Musim gugur di Shanghai
07.15 AM

Sembilan belas derajat selsius adalah suhu udara di Shanghai pagi ini. Namun dinginnya udara saat ini tidak berlaku untuk dua pria dewasa yang sedang tinggal di salah satu apartment terbaik di kota Shanghai.

Mereka mempunyai penghangat udara, tempat tidur empuk dan nyaman, selimut yang tebal, dan...yang paling penting adalah mereka memiliki satu sama lain untuk memeluk dan mencintai.

Pria bersurai hitam dengan alis gelap dan tajam itu perlahan mendapatkan kembali kesadarannya. Dia membuka kelopak matanya, ternyata lengan kanannya masih setia memeluk pinggang ramping kekasihnya.

Hal pertama yang dia tangkap setiap membuka mata di pagi hari selama dua tahun ini adalah sebuah keindahan dan kecantikan yang terlahir di tubuh kekasihnya, Luo Yunxi .

Tangannya bergeser dari pinggang Yunxi menuju wajahnya yang seputih susu. Pria bernama Chen Feiyu itu menangkup wajah sang kekasih dengan satu telapak tangannya yang lebar dan jari-jarinya yang panjang.

Feiyu membelai pipi Yunxi yang lebih berisi dibandingkan satu tahun yang lalu. Dan ibu jarinya menyentuh bibirnya yang sedikit bengkak karena ulahnya semalam.

"Cantik..." bisik Feiyu di depan wajah Yunxi.
"Kamu sangat cantik, sayang...", keindahan yang sedari tadi dia puja-puja rupanya masih nyaman bergumul dengan mimpinya.

Feiyu kemudian mendaratkan ciuman di atas dahi Yunxi, yang ternyata berhasil mengusik tidurnya yang lelap.

Perlahan kecantikan yang setenang air danau itu mengerutkan keningnya, kemudian pelupuk matanya perlahan terbuka.

Matanya berbinar, sangat cantik. Jarinya yang lentik meraih tengkuk kekasihnya yang lebih muda. Yunxi menarik tengkuk Feiyu maju ke arahnya, lalu mencium bibirnya singkat.

"Selamat pagi", sapa Yunxi dengan suara sedikit serak dan pelan.

Tidak ingin kalah, Feiyu pun membalas kecupan sang kekasih.

"Selamat pagi juga".

Kemudian mereka melempar senyum terbaik untuk satu sama lain, dan berpelukan dengan hangat.

Yunxi terbalut dengan piyama sutra berwarna putih gading. Lehernya dihiasi dengan karya seni Feiyu semalam, membuatnya semakin terlihat menarik di mata pria bermarga Chen itu.

Sedangkan Feiyu, dia memilih tidur mengenakan kaos tipis berwarna hitam kesayangannya.

Pagi ini mereka bangun cukup awal, padahal sebelumnya mereka baru menyelesaikan permainan yang panas pada dini hari. Lalu mereka mandi, Feiyu selalu membantu Yunxi membersihkan diri setiap mereka selesai bermain. Feiyu merasa harus bertanggungjawab dengan tindakannya yang enggan memakai kondom setiap mereka bercinta. Lagi pula kekasihnya sangat menikmati keputusannya itu.

Yunxi ada pekerjaan yang harus dia lakukan pukul sepuluh nanti, oleh sebab itu mereka berdua bangun lebih pagi dari biasanya.

"Aku akan membuat sarapan, kamu ingin aku memasak apa hm?", Feiyu mengajukan pertanyaan kepada sang kekasih.

"Terserah kamu saja, aku akan senang hati memakannya", Yunxi menjawab sambil tersenyum dan sudut-sudut kedua kelopak matanya kemerahan karena kurang tidur.

"Ok, kamu bisa tidur lagi lalu aku akan membangunkanmu jika sarapan sudah siap".

"Maaf aku membuatmu kelelahan padahal kamu ada jadwal hari ini", Feiyu mencium puncak kepala kekasihnya yang manis.

"Tadi malam kamu bekerja sangat keras Feiyu hahaha", masih dengan posisi berbaring Yunxi mengungkit kejadian tadi malam.

Sambil berjalan ke arah dapur untuk memasak, pipi Feiyu tiba-tiba merona mengingat betapa liarnya dia malam itu. Feiyu baru saja kembali ke apartment kemarin, setelah menyelesaikan pekerjaanya di luar kota selama lima belas hari.

APHRODITETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang