Malam ini dimana hawa berhembus lebih dingin dari biasanya dan dimana D ASTRA berkumpul di depan lapangan tua. Pencarian besar-besaran akan pelaku teror akan dimulai dari sini. Geano selaku ketua D ASTRA berdiri gagah dengan tangan yang ia selipkan dikedua sakunya. Sesekali angin malam menyapa surai gelap Geano dan menembus ke kulit Geano akan dinginnya.
"Dengar walau pelaku teror saat ini belum nunjukkin aksinya lagi tapi kita gak boleh lengah. Sisir area dekat sekolah atau tempat umum lain. Usahakan jangan sendiri ketika kalian nyari pelaku kemungkinan dia lebih berbahaya dari yang gw duga."
Geano memutar matanya untuk memperhatikan satu-persatu anggota nya.
Semua perhatian tertuju hanya pada Geano semuanya fokus tanpa ada yang berani mengalihkan pandangan masing-masing pada Geano."Mulai malam ini kalian harus nemuin pelaku itu mau hidup atau mati seret dia kehadapan gw." Tegas Geano dengan nada lantang.
"BAIK KETUA." Sorak anggota D ASTRA dengan serentak.
"BUBAR !!!." Titah Geano.
Semua anggota menurut dan langsung meninggalkan lokasi tadi dan segera mengerjakan tugas dari Geano. Malam itu langit Shibuya berderu dengan bisingnya suara motor dari geng D ASTRA. Geano juga mengisyaratkan kepada anggota inti untuk segera mencari seperti yang lain.
Geano memutuskan pencarian yang ia lakukan hanya seorang diri. Awalnya Kei menolak keputusan Geano tapi Geano bersikeras dan tanpa panjang lebar Geano pergi begitu saja meninggalkan inti D ASTRA yang lainnya.
Geano mampir sejenak ke markasnya karna ingin memberikan beberapa berkas dan informasi mengenai pengembangan tugasnya. Jujur saja tugas ini sangat merepotkan untuk Geano kerjakan sendiri tapi egonya yang terlalu tinggi untuk menghabisi ketuanya terlalu besar, jika Geano berhenti disini maka sia-sia saja.
Motor Geano terhenti didepan gerbang utama markas organisasi, 2 orang yang menjadi penjaga disana langsung membukakan pintu untuk Geano. Langkah tegap Geano lajukan untuk masuk kedalam. Beberapa kali Geano juga menyisir rambutnya kebelakang karna menghalangi pandangan nya.
Saat Geano membuka pintu disana terlihat ketuanya sedang dimanjakan oleh istrinya dengan meminum bir mahal yang menjadi favorit nya. Tanpa ragu Geano duduk didepan ketuanya dan langsung meletakkan kedua kakinya ke meja yang menjadi tempat dimana bir mahal tadi terhidang menjadi tumpah.
Bukannya tidak sopan Geano melakukan nya hanya semata-mata tidak suka dengan tua bangka ini.
Melihat perlakuan Geano yang ia berikan saat masuk kesini membuat sang ketua geram tapi ia harus meredam amarahnya. Jika dibandingkan dengan Geano tentu saja kekuatan Geano lebih hebat darinya.
"Itu berkas yang lu minta." Geano melempar kan beberapa kertas kearah meja.
"Bagian utara, selatan, barat udah gw tangani tinggal bagian timur yang belum. Gw harap lu bersiap sebelum gw bunuh lu nanti."
Mendengar hal itu sang ketua bergidik ngeri, saat ini nyawanya berada di tangan anak yang ingin balas dendam akan kematian adiknya. Ketua masih memperhatikan satu-persatu berkas yang Geano berikan tadi.
Geano masih duduk dan masih memperhatikan bagaimana indahnya wajah ketakutan mangsa Geano selanjutnya. Tiba-tiba saja Aruma merangkul Geano dengan wajah yang sumringah. Melihat hal itu dengan kasar Geano menepis tangan Aruma dan duduk sedikit menjauh darinya.
"Jangan kasar gitu Geano besok kita bakal jadi teman sekelas." Ucap Aruma yang masih menunjukkan senyum.
"Gw gak sudi."
"Jadi gak sabar besok kita akan se akrab apa." Ucap Aruma dengan wajah yang menerka-nerka.
"Mending lu pergi dari hadapan gw sebelum gw habisin lu disini." Titah Geano dengan nada dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shibuya's Crime (SELESAI)
Ficção Adolescente⚠️ SEBELUM MEMBACA SEBAIKNYA FOLLOW DULU ⚠️ ------------ "𝚐𝚞𝚎 𝚐𝚊𝚔 𝚊𝚍𝚊 𝚙𝚒𝚕𝚒𝚑𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚒𝚓𝚊𝚔 𝚍𝚒𝚊𝚝𝚊𝚜 𝚖𝚊𝚢𝚊𝚍 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚝𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚑𝚒𝚍𝚞𝚙" -𝙶𝚎𝚊𝚗𝚘 𝚁𝚎𝚐𝚢𝚊 ლლლ Cerita ini berkisah bagaimana seor...