Kini keduanya duduk di teras belakang dengan tatapan menghadap kedepan.
Lisa tampak gugup saat ini. Setelah sekian lama akhirnya dia bertemu dengan sosok yang ia rindukan selama ini.
"Aku—"
"Aku—"
Lisa mengatupkan bibirnya saat tanpa sengaja mengucapkan kata yang sama dengan Sehun.
Jika Lisa gugup maka Sehun juga merasakan hal yang sama. Dia bahkan lebih gugup dari Lisa. Tapi laki-laki itu menyembunyikan rasa gugupnya dengan baik.
"Kau duluan." Lisa mempersilahkan Sehun untuk berbicara duluan.
Namun laki-laki itu menggeleng. "Kau saja yang duluan."
Betapa Sehun merindukan wajah itu. Ingin sekali ia memeluk dan meminta maaf atas perbuatannya.
"Bisakah kau duluan? Aku tidak tahu apa yang aku tanyakan. Aku lupa." Lisa mendadak pikun saat ini.
Sehun terkekeh. "Apa kabar?"
Mata Lisa berkaca-kaca saat Sehun menanyakan kalimat itu. Namun ia berusaha untuk tidak menjatuhkan air mata itu.
"Aku baik." Lalu menoleh ke arah samping, dimana Xiumin tengah menggendong anaknya. "Dan anakku juga baik."
"Anak kita." Koreksi Sehun dalam hati. Namun ia sadar diri bahwa Lisa bukan lagi miliknya. Ia harus merelakan hal itu.
"Lalu kau? Apa kau baik-baik saja? Bagaimana kabar kak Yoona?"
Saat Sehun ingin menjawab pertanyaan Lisa. Saat itulah ponselnya berdering dan ada panggilan disana.
Sehun segera minta maaf lalu berdiri dan mengangkat panggilan itu.
"Halo?"
"Kondisi bu Yoona memburuk tuan dan baru saja dibawa ke rumah sakit."
"Yoona masuk rumah sakit?"
****
Lisa menyamakan langkahnya saat mengikuti Sehun dari belakang. Lisa menangis sembari berjalan, ketika mendengar keadaan kakaknya.
Kakaknya sakit dan dia tidak tahu sama sekali benar-benar membuatnya terluka.
Sehun membuka pintu dengan sedikit kasar dan melihat Yoona tengah diperiksa oleh dokter.
"Sehun? Aku baik-baik saja." Bisik Yoona lemah.
Kata baik-bàik saja itu hanya penenang. Faktanya Yoona semakin kritis. Wanita itu pandai menutup rasa sakitnya
Sehun menunduk lalu menggenggam tangan Yoona dengan erat lalu membisikkan sesuatu.
"Aku punya sesuatu untukmu."
"Apa?"
Sehun melepaskan tangannya lalu bergeser hingga menampakkan Lisa yang berada dibelakangnya tadi.
"Lisa?"
Lisa tidak kuat menahan tangis lalu menghampiri sang kakak yang terbaring lemah. Lisa tidak kuat menatap wajah sang kakak. Rasa bersalah dan tidak tahu dirinya semakin besar.
"Hei, apa kabar?"
Lisa hanya mengangguk cepat sebagai jawaban. Suaranya seolah hilang. Tangisannya akan meledak jika ia mengeluarkan suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You (Tamat)
KurzgeschichtenBerawal dari patah hati karena baru saja diputus oleh kekasihnya, Lisa akhirnya memilih untuk bersenang-senang seperti biasa. Yaitu bersenang-senang di bar dan berakhir bertemu dengan seseorang. malam itu.... malam dimana ia bersenang-senang dan men...