Biel tak tau jika ia kembali bertemu gadis yang tak sengaja menabraknya kala itu, kali ini juga mereka bertemu dengan cara bertabrakan tapi bedanya si cewe sedang menangis yang alasannya tak ia ketahui.
karna penasaran akan si cewek yang sampai kini ia tak tau namanya itu pun mencoba mengikutinya.
tak lama sicewek masuk kedalam sebuah cafe
"apakah ia bekerja disini?" gumam El
Biel pun memilih masuk kedalam cafe dan melihat sekeliling cafe sicewek tidak ada diantara para pelanggan yang artinya benar jika dia bekerja disini, karna sudah terlanjur masuk ia pun memutuskan untuk meminum sesuatu disana sebentar.
kebetulan juga ia sekarang sedang jam istirahat dikantornya, walaupun itu kantor milik dirinya tapi tetap saja tak mungkin ia keluar masuk kantor seenaknya.
"americano satu dan cheescake satu" ucap Biel kepada sang kasir
"baik, hanya itu saja?"
"ya" setelah sang kasir mengucapkan totalnya ia pun memberi selembar uang kepadanya tak lupa bilang jika ia akan makan disini.
sembari menunggu pesanannya Biel pun memilih duduk di pojokan dan memainkan handphone nya yang ternyata sedari tadi seketaris nya berusaha menelponnya, karna penasaran ia pun menelpon balik sang seketaris.
"halo. ada apa john?"
"halo, iya pak maaf ini saya ini dikantor ada yang ingin menjumpai bapak katanya utusan dari crop.id pak"
"haduh ini saya lagi cafe, kamu urus deh tanya mau apa juga nanti letak aja proposalnya di meja saya"
"ah baik pak"
saat sedang menelpon ternyata gadis tadi sedang berjalan ke arah nya membawakan pesanannya, ia yang melihat gadis itu hanya tersenyum tapi gadis tersebut malah terkejut melihatnya.
"baik, saya tutup" karna ia ingin berbicara dengan sang gadis tersebut Biel pun segera mematikan telpon nya tanpa menunggu jawaban sang seketaris.
"hai cewe gak jelas" sapa Biel, ia sengaja ingin membuat jengkel sang gadis
"hai cowo sinting" balas Alin jengkel, sungguh rasanya ia ingin mencakar wajah cowok yang ada didepannya saat ini.
karna tak ingin berlama-lama Alin pun meletakkan pesanan sang cowok dan saat ingin pergi dari sana ternyata tangannya telah dicekal oleh si cowok sinting itu.
"your hand sir, gua mau kerja" desis Alin
"eitss sabar dulu dong, galak amat dah"
"sini duduk dulu gua pengen ngomong sama lu, bentaran doang kok" sambung Biel sambil melirik kursi disamping menyuruh si cewe untuk duduk.
karna tak ingin menambah waktu Alin segera duduk disana.
"apa? mau ngomong apaan?"
"gak sabaran banget busett"
"cepet deh, gua harus kerja nih"
"hahahaha iyaa, so gua mau kenalan sama lu. kenalin gua Gabriel William panggil Biel aja" ucap Biel sambil mengulurkan tangannya
"El"
"ha?"
"cih, gua boleh manggil lu El gak?"
tak ada yang memanggil nya El selain keluarga nya dan tak ada yang boleh tapi entah kenapa rasanya ia suka dipanggil El oleh cewek ini.
"ohh, boleh kok. sayang juga boleh" ucap Biel sambil mengedipkan matanya.
"dihh, gua Sella Angelin biasanya dipanggil Alin. tapi kalau lu mau manggil yang lain gak papa kok" ucap Alin dan baru membalas jabat tangan El.
"hahaha okayy, Alin ajaa tapi mungkin kadang gua bakal manggil lu Ella"
"boleh juga"
"yaudah ada lagi? gua gak punya banyak waktu nih" sambung Alin.
"ehh tunggu, ini kartu nama gua dibelakang nya ada no pribadi gua kali aja lu pengen nge chat gua kan?" Biel pun memberinya kartu nama sambil tersenyum lebar.
'gua rasa tuh mulut bisa sobek kali, nyengir mulu' batin Alin
"hahaha iyaa, yaudah gua balik kerja ya. bye El" ucap Alin sedikit senyum mengambil kartu nama tersebut dan berbalik jalan ke arah kasir.
Biel pun memandangi nya hingga Alin hilang dari pandangannya tanpa ia sadari ia masih tersenyum dan tersadar ketika hp nya berbunyi notif masuk dari sang seketaris menyuruh nya balik karna waktu istirahat kantor telah habis.
setelah membalas chat seketarisnya, El pun mengambil americano nya yang masih tersisa banyak lalu berjalan keluar dari cafe dan sedikit melirik Alin yang sedang mengantar pesanan disana sambil tersenyum.
"cantik" gumam El.
setelah Biel keluar Alin kembali ke kasir setelah mengantar kan pesanan kepada pelanggan disana, Alin sempat melirik El juga tadi.
"btw lin yang tadi itu siapa? ganteng banget woiii" tanya Wennie teman kerjanya.
"biasa aja kalii, gak ada kenalan baru itu beberapa kali gua gak sengaja nabrak dia jadinya tadi dia ngajak kenalan"
"ohh, pepet aja lin mayan tuh tampaknya juga kaya banget dan lebih baik dari mantan lu itu pokoknya!"
yaa ia telah memberi tau Wennie kalau ia telah putus dari cowoknya, karna tadi Wennie melihatnya menangis jadi memaksanya untuk bercerita.
"hahaha gak dulu deh, gua mau perbaiki hati gua dulu"
"hahaha yaudahh, kalau jadi sama yang tadi jangan lupa pj okay!"
"baru juga kenalan oii!"
tak lama barista disana memanggilnya menyuruh nya untuk mengantarkan pesanan kembali, tapi saat ingin sampai ia tersandung kursi lalu tak sengaja minuman tersebut terlempar mengenai baju cewek yang ada didepannya.
"ANJ! MBAK KALAU JALAN LIAT-LIAT DONG! LIAT NIH BAJU GUA JADI BASAH GINI!" teriak sang cewek dan mereka jadi pusat perhatian disana.
Alin pun berdiri dan melihat kearah sang cewek ternyata itu cewek selingkuhan mantannya tadi, ia dan cewek disana sama-sama kaget.
"haduhh maaf ya mbak, juga lo pantes dapat itu hahaha"
"sialan lo!" karna tak tahan lagi sang cewek pun pergi dari sana.
"oh ya buat lu manager nya lain kali pekerjakan orang yang lebih waras ya!" ucap sang cewek sambil menunjuk ke arah manager cafe tersebut dan benar-benar pergi dari cafe tersebut.
tampak wajah sang manager sedang menahan amarah nya.
"Alin keruangan saya sekarang!"
Alin pun berjalan ke ruangan sang manager sambil menunduk karna ia tahu akibat akan kesalahannya. dan setelah 15 menit ia pun keluar dari ruangan sang manager dengan wajah tertekuk.
"kenapa? lu gak papa kan lin?" ucap Winnie khawatir
"iyaa gak papa, cuma dinasehatin doang kok"
"huftt untung lah, lain kali hati-hati kalau jalan ya lin"
"yaa"
TBC
______________________
Segitu dulu, byee!
Don't forget to vote!!😸
KAMU SEDANG MEMBACA
vero amore
Fiksi Penggemarkisah tentang sesosok pria yang berasal dari keluarga kaya dan terkenal dikalangan atas tapi dengan kelurga yang tak bisa lagi disebut keluarga. dan ia bertemu dengan sesosok wanita tapi dengan kerapuhan yang berbeda di club malam itu. mereka menco...