Part 11

43 16 31
                                    

LEBTOP HANG

"Orang yang hebat adalah dia yang tetap baik meski pernah dikecewakan"
.
(Kanaya Humairah)

💕💕💕💕💕💕💕

"Dek, kuliah jam berapa?" tanya Rian saat melihat Naya sedang menata makanan di atas meja makan.

"Jam 8 kak" jawab Naya yang masih fokus menata makanan di meja.

"Berapa mata kuliah hari ini?" tanya Rian lagi yang kini telah duduk di meja sambil melihat ke arah Naya.

"Dua mata kuliah saja kak. Paling jam 12 sudah selesai" kata Naya. "Kakak mau ikut?" lanjutnya sambil bertanya.

"Iya, numpang yah. Aku mau sekalian ke pasca sarjana lagi. Tapi nanti setelah dzuhur mau ke kantor dulu. Kalau misal capek kamu aku antar pulang dulu atau kamu boleh ikut ke kantor nanti istirahat disana" kata Rian menawari Naya.

"Boleh kak. Lagian setelah kuliah aku free juga. Jadi mau jalan-jalan. Penasaran dengan kantor kakak" kata Naya.

"Duit banyak tapi masih numpang di mobil orang" sindir Vian yang baru saja datang sambil terkekeh.

"Dih, Naya saja nggak masalah. Kok kamu yang repot" kata Rian dengan nada jengkelnya.

"Naya mah terpaksa" kata Vian asal membuat Rian menatap Naya.

"Beneran dek?" kata Rian penasaran dengan Naya.

"Tidak kok kak. Malah Naya senang ada temannya" kata Naya dan langsung duduk di depan mereka berdua. Karena dia sudah selesai menata makanan di atas meja makan.

"Dengar kan?" tanya Rian sambil tersenyum kemenangan.

"Kok mau saja sih" kata Vian dengan nada jengkel. Naya hanya tersenyum melihat itu.

"Kamu bareng kakak saja Nay. Nanti Om Rian sendiri saja" tawar Vian.

"Om om. Aku tak setua itu" kata Rian sambil mengetok dahi Vian dengan sendok yang ada ditangannya.

"Aduhh... Sakit kak" ringis Vian sambil mengelus dahinya. Naya yang melihat itu tidak bisa menahan tawannya.

"Puas puasin dek ketawanya. Kakak mah iklas diginiin" kata Vian dengan dramatis.

"Idih... Alay. Kalau juniormu mendengar itu hancur sudah wibawa kamu di depan mereka" kata Rian sambil terkekeh.

"Biar saja. Dicuekin saja" kata Vian dengan santai. Kemudian menggambil nasi di depannya. "Oh yah dek, gimana ikut kakak saja yah?" lanjutnya menawari Naya.

"Mmm... Gimana yah kak? Aku sama kak Rian saja deh kak. Soalnya kakak terlalu populer dan aku tidak suka sama orang populer nanti terkena imbasnya" kata Naya dengan pelan membuat Vian menghembuskan nafasnya kasar. Dia mengerti adiknya masih menghindari orang-orang populer.

"Hmm.. Selalu seperti itu" kata Vian dengan pelan membuat Naya menatap sendu kakaknya. "Baiklah kalau itu keputusanmu. Tapi kalau kamu di kampus dan ada masalah kamu hubungi kakak yah. Kakak juga akan selalu memantau kamu seperti biasa" lanjutnya dengan lembut membuat Naya mengangguk. Dia masij kepikiran apakah keputusannya ini salah. Membuat dia melamun. Rian yang melihat itu menghembuskan nafasnya dan kemudian berbicara.

"Nay, kamu tidak salah jika mengambil keputusan itu. Tapi ada saatnya kamu harus memikirkan kebahagiaanmu dengan hidup bebas seperti dulu tanpa ketakutan. Ingat, tidak semua orang itu sama. Tidak semua yang kamu temui akan mengkhianatimu atau memanfaatkanmu saja, karena diantara mereka ada yang benar-benar tulus. Buktinya Risya sahabatmu sekarang. Aku bisa melihat ketulusannya. Dan di luar sana masih banyak lagi orang-orang seperti Risya. Jadi, jangan takut secara berlebihan. Kamu harus jadi Naya yang dulu yah" kata Rian membuat Naya mengangguk.

Kanaya HumairahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang