Story of Me and You

Dimulai di Akhir

Dan panggilan-panggilan itu lagi-lagi tidak diangkat. Firasatku semakin gak karuan. Ya Tuhan, apakah ini akhirnya? Saat aku dibuang? Dianggap sampah yang tidak lagi dibutuhkan olehnya?

Mas, kamu dimana... kenapa tidak menjawab aku.

Tubuhku gemetar terus dan gak berhenti. Aku mau kamu disini mas, tenangkan aku, peluk aku dan jangan pergi....

Dan di kamar yang gelap di atas ranjang ini aku meringkuk, mengabaikan gedoran pintu dan teriakan anak-anakku yang memanggil ibunya. Dan aku tenggelam dalam bimbang, seakan hilang kesadaran. Ku tekan lenganku kuat-kuat sampai sakitnya mengalihkan pikiranku, dan lengan itu membiru hilang rasa, seperti juga hatiku yang berlahan kosong...

Tubuh ini terus gemetar hebat, paru-paru di dadaku terasa menyempit dan nafasku mulai satu-satu. Kamu dimana Mas?

Sensasi kupu-kupu yang ku rasakan saat bercumbu mesra denganmu datang menggelepar perutku namun dengan cara yang tak sama, tungkai kakiku hilang daya. Lenganku masih hilang rasa.  Punggungku seakan luruh seiring serasa es menguap dari sana menjalar ke leher hingga kepala ini tak terasa saat ku ketuk-ketuk dengan kuat.  Pandangan akhirnya meredup, gelap beberapa saat, dan saat ku mengerjap-ngerjapkan matamu, air mata itu turun, luruh dalam gelap. Dengan nafas satu-satu yang bahkan terasa makin menekan dada, pandanganku mengabur, jiwaku terasa lepas dan aku berlahan membeku dalam pilu....

Rasanya masih sama. Sakit, sedih, kecewa membuatku membatu dan mengkerut layaknya bayi dalam perut ibu dengan sungai air mata yang entah mengapa gak juga terbendung. Gaung pikiran berbisik lirih di telinga ini, namun hanya terdengar satu kata,  "kenapa".
Aku hancur tanpamu, mas...
Ku mohon jangan lepaskan aku....
Jangan tinggalkan aku....
Kenapa, kenapa dunia dan Tuhanpun tak mengizinkan kau bersamaku

Sayup ketukan-ketukan di kamar makin meninggalkan sadarku... dalam harapan kau datang menjemputku, aku hilang kesadaran dan tersadar dalam lelap.